43

3.6K 216 12
                                    

BABY GIRL

Pukul 12.00 dinihari seorang bayi perempuan telah lahir ke dunia. Keluarga besar Stefan dan Yuki akhirnya resmi bertambah satu anggota keluarga mungil berjenis kelamin perempuan dengan berat badan 3 kg.

Sedari baby girl ini lahir Stefan sama sekali nggak mau jauh-jauh dari putrinya bahkan ayah dua bapak ini rela untuk tidak tidur demi melihat wajah lucu sang Putri.

Bahkan Stefan sudah menguap karena rasa kantuk, Yuki pun tahu jika suaminya sudah tak bisa menahan kantuknya lagi tapi laki-laki itu keras kepala dengan menolak usulan sang istri untuk beristirahat.

"Yah, udang dong jangan dilihat terus. Mumpung Putri kita lagi tidur mending kita istirahat juga Yah. Yayah dari semalam belum tidur lho!" Yuki berusaha membujuk suaminya. Seandainya saja badannya tidak lemas pasti Yuki sudah menyeret badan suaminya, memaksa untuk tidur.

Stefan tak bergeming, ia bahkan masih asik memainkan jari jari mungil anaknya. Ia gemas kenapa putrinya tetap tidur nyenyak padahal sedari tadi Stefan sudah menggoda bayi montoknya untuk bangun.

Kesal karena diabaikan akhirnya Yuki mengeluarkan jurus terakhirnya. "Yah, kalau kamu nggak tidur juga aku minta suster buat pindahin bayi kita ke ruang bayi lo!" Putus Yuki final. Yuki sudah hampir memencet tombol untuk memangil suster tapi dengan cepat Stefan menggagalkan aksi Yuki dengan menarik tangan Yuki.

"Oke iya Ayah tidur."

Yuki tersenyum bahagia, ia merasa lega akhirnya suami rewelnya mau nurut juga. "Kenapa nggak nurut dari tadi, kenapa harus diancem dulu?!" Tanya Yuki, dia menggeser badannya meminta Stefan untuk tidur satu ranjang untung aja mereka minta kasurnya yang lebar antisipasi untuk Danish dan dede bayi tapi rupanya yang make ternyata Ayahnya.

Stefan tidur menghadap ke Yuki. Tangannya menjelajahi wajah istrinya yang masih memperlihatkan wajah lelahnya padahal proses lahiran sudah enam jam lalu. Yuki memejamkan mata merasakan sapian lembut jari-jari gendut Stefan. Puas menelusuri wajah istrinya kini tangan Stefan meraih tangan Yuki, menciumnya lalu meletakkan di atas pinggangnya sendiri sementara tangannya diletakkan di atas pinggang Yuki, keadaan mereka kini saling memeluk satu sama lain.

"Makasih sayang sudah melahirnak putra-putri kita yang tampan dan ganteng dengan selamat, sehat. Maaf kalau lagi-lagi aku bikin kamu kesakitan."Stefan tak bisa lagi untuk menyembunyikan rasa harunya jujur saja Stefan khawatir saat mendengar jeritan Yuki karena rasa sakit yabg ditimbulkan saat melahirkan tapi mau gimana lagi tega nggak tega itu sudah menjadi kodrat seorang wanita.

Yuki dan Stefan menangis bersama mengeluarkan emosi mereka, rasa takut rasa bahagia bersarang bersama di hati keduanya. "Udah dong Yah, aku jadi ikutan nangis ini. Katanya mau bobo juga!!" Ingat Yuki pada suaminya, sebenarnya sebagai pengalihan agar mereka tak sedih-sedih lagi.

"Ya udah yuk kita bobo, muka kamu juga masih pucet butuh istirahat banyak sebelum nanti inces kita nangis."

Di rumah Danish sudah merengek minta ke rumah sakit menyusul Bunda dan Ayahnya. Kedua neneknya mencoba menenangkan Danish namun sepertinya sekarang sudah tak bisa lagi. Terpaksa mereka akan mengajak Danish sekarang juga ke rumah sakit untuk menengok.

Kelahiran seorang adik sudah sangat ditunggu oleh Danish, setiap hari mulutnya tak pernah berhenti menanyakan kepada Yayah dan Bunbunya kapan adiknya hadir, kapan adiknya lahir supaya bisa main katanya. Saat ditanya mau adik laki-laki atau perempuan, Danish mah dengan santai apa aja yang penting punya adik katanya malah kalai bisa maunya yang banyak sekalian. Danish pikir adiknya bisa lahir gitu aja kali ya.

Mereka sudah sampai di rumah sakit, Danis menggandeng tangan nenek-neneknya. Saking semangatnya Danish melangkah sambil berdendang tangannya turut serta mengayun menandakan jika tingkat kebahagiannya sangat tinggi.

My Ex HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang