KISAH KAMI YANG SESUNGGUHNYA
👨👨👧👦
Tak ada yang tahu bagaimana sebuah cinta akhirnya akan bermuara. Sebagai manusia kita hanya bisa merencanakan, berusaha dan berdoa, semua akhir berada ditangan-Nya. Seperti kisah cintaku dengan Stefan. Tidak sama sekali aku menduga akan berkenalan dengan dia, jalan dengannya, kemudian kita dekat dan pacaran lalu memutuskan untuk menikah. Saat kami pacaran dulu, kami sempat membayangkan akan menjadi keluarga yang bahagia. Menikah lalu memiliki anak sebagai pengerat cinta kita hingga tua. Namun nyatanya bayangan kebahagiaan itu terpatahkan karena satu surat perceraian hanya karena adanya salah paham diantara kita berdua. Saat ini aku tak akan menyalahkan Oma, meskipun sungguh beliau adalah otak dari semua rencana tapi aku yakin jika dulu aku lebih berusaha meyakinkan Stefan dan kepercayaan yang Stefan bangun untukku kuat tidak mudah goyah maka aku dan dia tidak akan pernah bercerai. Namun lagi-lagi ini jalan dari sang pencipta untuk menguji Cinta kami.
Saat bercerai pun secara pribadi aku pernah membayangkan bahkan keinginanku sangat besar untuk kembali bersama mereka, aku berusaha dan aku berdoa ternyata Dia masih baik padaku, sangat-sangat baik pada hamba-Nya sehingga aku bisa kembali di tengah-tengah keluargaku.
Sujud syukur selalu berusaha aku lakukan sebagai perwujudan rasa syukurku pada-Nya. Aku benar-benar bahagia bisa kembali lagi dengan mereka, meskipun selalu jalannya tidak sepenuhnya mulus. Dan kebahagiaanku semakin bertambah saat si kecil Steffi lahir di tengah-tengah kami bertiga.
Pukul delapan aku memandikan baby Fi, dia tersenyum saat aku meletakkan tubuh mungilnya di atas ranjang tidurku dengan Stefan. Lesung pipinya begitu kentara menghias, menambah nilai kecantikan baby Fi. Rambutnya yang pirang, matanya yang sipit sangat mencerminkan wajah ayahnya.
"Baby Fi udah seger, dimandiin Bunbun ya? Sekarang kita pake baju dulu sudah ditunggu Yayah sama Abang di bawah mau sarapan." Setiap saat ketika aku bersamanya, aku membiasakan mulutku untuk selalu mengoceh terus agar baby Fi aktif menanggapi respon sekelilingnya.
Sebelum memakai pakaian, baby Fi harus dikasih minyak dulu tubuhnya baru dikasih bedak bayi. Setelahnya batu dipakaian baju. Pagi ini meski musim kemarau tapi udara lumayan dingin, sudah beberapa hari kita Jogja udaranya dingin sekali, Stefan aja jadi malas mandi kalau nggak disiapin air hangat dulu sama aku. Makanya aku pakaikan baby Fi baju panjang motif bunga-bunga dan celana panjang polos berwarna ping.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband
De TodoNantinya cerita ini tidak akan lengkap lagi karena pindah lapak ke Webnovel. Silahkan dinikmati sebelum aku pindahkan