Hari ini Yuki akan keluar kota, tepatnya ke ibu kota untuk memamerkan karya-karyanya bersama tim. Pesawat Yuki terbang jam 16.00, sebelum pergi ia ingin menyempatkan diri bermain dengan Danish namun waktu seolah tak memihak. Bahkan Danish tak bisa ikut karena kebetulan di rumah Stefan sedang ada acara keluarga nanti malam. Mau tak mau Yuki mengikhlaskan Danish untuk ikut Ayahnya.
"Bisa-bisanya dia bobo ganteng di sini." Gumam Yuki pada dirinya sendiri.
Tangan Stefan menggenggam tangan Yuki, wajahnya jatuh di atas meja. Niat hati ingin menani Yuki berberes di butik, justru Stefan yang terlelap tidur. Mana tangannya nggak mau lepas dari tangan Yuki membuat Yuki sulit mengerjakan pekerjaannya menggunakan satu tangan.
Yuki mencoba meloloskan tangan Stefan dari tangannya, tapi sepertinya Stefan tidak mau berpisah sehingga genggaman tangan mereka justru semakin erat.
Tangan Yuki menjauh dari pena, tangannya terulur ke kepala Stefan. Ia mengusap lembut kepala Stefan. "Bee, bangun dulu. Aku mau ke toilet, lepasin tangannya ya... " Pinta Yuki baik-baik. Sedari tadi ia sudah menahan untuk buang air kecil.
"Beee.... " Panggil Yuki dengan nada kesal.
"Hemm... " Gumam Stefan.
"Lepasin tangan aku, aku mau ke kamar mandi kebelet ini.... " Ucapnya penuh penekanan.
"Sorry, aku ngantuk banget."
"Pindah gih sana, ada kamar di ruangan aku."
"Ya... " Jawab Stefan masih memejamkan mata.
Yuki berlari kecil kearah toilet sementara Stefan kembali melanjutkan bobo gantengnya. Seharian penuh kemarin ia mengurus restoran sendiri karena Hito ada kencan dengan kekasihnya katanya mereka berdua sedang pendekatan. Sehingga Stefan pusing ngurus dapur dan juga restoran tanpa asisten handal seperti Hito kemudian malam ia pulang dengan muka lelah sebagaian keluarga kumpul di rumah orangtua Stefan, bayangan tidur nyenyak pun seketika hilang. Ia harus menyambut mereka dan mengurusi si Danish beserta ponakan-ponakan yang terus saja berkeliaran di rumah tanpa lelah. Alhasil Stefan kurang tidur dan pagi tadi alangkah menderitanya Stefan saat Yuki memberitahu jika hari ini Yuki akan pergi ke Jakarta selama beberapa hari untuk fashion show sekaligus liburan bersama timnya.
Pagi-pagi sekali Stefan pergi ke rumah Yuki, menjemput Yuki dan mengantarkan ke butik lanjut menemani Yuki hingga detik ini. Seharian ini dia mangkir dari resto, beruntung Hito berangkat sehingga bisa menghendel pekerjaannya dibantu oleh orang resto kepercayaan si Ayah.
Dia betul-betul butuh istirahat, makanya mata Stefan sudah tak kuat meski waktu menunjukkan masih dapat dibilang pagi.
Bukannya mengindahkan perintah Yuki untuk pindah ke kamar, Stefan justru kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja kembali.Yuki kembali dengan perasaan lega, apa yang ia tahan akhirnya keluar juga. Ia menyipitkan pandangan kerah meja di mana ia mengerjakan tugasnya di sana Stefan masih asik dengan mimpinya. Kalau sudah terkena serangan kantuk Stefan adalah salah satu mahluk tersulit untuk dibangunkan. Bahkan Yuki masih ingat ketika ia hendak melahirkan Danish dengan susah payah Yuki membangunkan Stefan agar segera mengantarkannya ke rumah sakit. Hingga sampai Yuki pecah ketuban mau tak mau Yuki memukul Stefan dengan keras untuk menyadarkan Stefan dari tidurnya. Stefan hampir saja marah kepada Yuki yang telah mengganggu tidurnya jika Stefan tidak melihat benda cair membasahi sprei mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband
RandomNantinya cerita ini tidak akan lengkap lagi karena pindah lapak ke Webnovel. Silahkan dinikmati sebelum aku pindahkan