Keluarga Kecilku
🍁🍁
Hari sudah siang tapi bapak dan anak ini masih saja tak mau beranjak dari tempat tidur mereka. Pukul sebelas malam keduanya baru bisa terlelap karena begadang pagi tadi nonton pertandingan sepak bola. Mereka menikmati permainan yang mereka lihat dari layar kaca televisi di kamar di temani susu coklat dan kopi tak lupa cemilan sehat bikinan Bunbun Yuki.
Yuki menggeleng pelan melihat kedua malaikat tak bersayapnya kompak memejamkan mata, bersyukur hari ini merupakan hari libur jadi mereka bebas membuat pulau selama mungkin di bantal masing-masing.
"Assalamualaikum..." Sapa sang Mama saat melihat wajah Yuki dari layar hape, merasa bosan karena teman ngobrolnya nggak bangun-bangun Yuki pun memutuskan untuk video call dengan orangtuanya. Sudah lama mereka nggak ketemu langsung cuma bisa lewat telepon membuat Yuki merindukan orangtuanya.
"Wa'alaikumsalam, Mama. Mama gimana, sehat? Yuki kangen sama Mama, pingin pulang!" Ucap Yuki manja. Sifat keibuan seorang Yuki hilang seketika saat wajah sang Mama terpampang.
"Manja sekali anak Mama, maaf ya Mama belum ada waktu ke Jogja, Papamu masih sibuk sama peternakan ikannya. Kamu tahu sendiri sekarang Papahmu alih profesi jadi peternak ikan mengikuti hobinya." Cerita sang Mama, setelah melepas jabatannya dan kini hanya berstatus menjadi pemegang saham saja Ayah Yuki memutuskan untuk mengembangkan hobinya di rumah dengan beternak ikan-ikan konsumsi. Lumayan jika ditekuni untuk usaha.
"Semakin sibuk dong si Papa, nggak bakalan mau pergi-pergi jauh." Keluh Yuki.
"Mau gimana lagi, Papamu kalau sudah ketemu hobinya ya gitu. Kakakmu aja angkat tangan." Ucapnya sambil terkekeh. "Danish sama Stefan mana? Kok sepi?"
"Tidur mereka Mamah." Yuki mengubah arah kameranya ke arah ranjang di mana dua kesayangan Mamanya masih saling memeluk satu sama lain.
"Emang tidur jam berapa mereka?" Tanyanya heran, anak mantu dan cucunya masih bergelung di dalam hangatnya selimut.
"Nonton bola mereka Mah semalam."
"Pantes aja, gimana kabar cucu mama yang masih di dalam perut?" Yuki tersipu saat sang Mama menanyakan keadaan calon cucunya. Membuat Yuki menunjukkan kamera kearah perutnya. Membiarkan sang Mama bercengkrama dengan cucunya. Menayakan kabar sang cucu, membacakan do'a serta harapan seorang nenek pada cucunya.
"Itu perut udah buncit aja, padahal baru dua bulan. Dulu waktu hamil Danish nggak segede itu, sayang?" Kata Sang Mama menyadari tonjolan di perut sang Putri.
"Iya nih Mah, makan banyak ini babynya sampai-sampai Bundanya naik dua kilo inih, tambah gendut." Curhat Yuki. Dua bulan lalu ia menyatakan dirinya hamil sejak mengetes dengan benda kecil pipih itu. Kehamilannya kali ini sangat berbeda dengan kehamilan dulu, jika dulu saat hamil Danish tidak begitu rewel dengan jenis makanan dan juga morning sickness sekarang jauh berbeda. Pagi-pagi Yuki harus berlomba dengan Stefan dulu-duluan masuk ke kamar mandi, lalu setelahnya jika akan makan ia akan memilih makanan yang berupa sop sop yang segar ataupun makanan yang berasa asam biar perutnya tidak menolak makanan yang ia makan. Bahkan ia sempat bedrest selama seminggu karena morning sickness nya yang terlalu mengganggu.
"Nggak papa lah, namanya orang hamil. Kalau nggak gendut kamunya nanti dikira kurang gizi."
"Iya juga si, tapi kata dokter kemarin Yuki juga harus jaga pola makan biar nggak terlalu gendut ibu dan babynya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband
RandomNantinya cerita ini tidak akan lengkap lagi karena pindah lapak ke Webnovel. Silahkan dinikmati sebelum aku pindahkan