Di pagi hari yang cerah, Aluna baru saja sampai di sekolah pukul tujuh. Aluna berjalan melewati koridor sambil menenteng almamater-nya. Sesampainya di lorong, Aluna berniat untuk meletakkan almamater-nya di loker, namun matanya tidak sengaja melihat Nada yang sedang berbicara dengan seorang wanita.
Aluna menutup pintu loker dengan keras, sampai Nada dan wanita itu menoleh ke arah Aluna. Nada menjauhi cewek itu dan langsung berjalan menuju ke arah Aluna. Nada meraih bahu Aluna dan memutar tubuhnya sampai wajah mereka bertemu.
"Jam tiga di aula,” ucap Nada yang kemudian berjalan pergi meninggalkan Aluna.
"Gue kaget kampret!” kata Aluna dengan kesal.
Waktu berputar begitu cepat meninggalkan pagi dan siang. Setelah sembilan jam pelajaran, akhirnya waktu pelajaran selesai tepat pukul tiga dan sekarang sudah waktunya Aluna untuk mengecat Aula kembali.
Namun, sebelum Aluna pergi ke ruang aula, Aluna mampir sebentar ke kantin untuk makan. Setengah jam kemudian, Aluna baru memasuki ruang Aula sambil menenteng tas di tangan kanannya.
"Lo telat tiga puluh empat menit,” ucap seseorang dari dalam Aula.
"Bodo amat!" Aluna menatap Nada yang mengecat tembok sambil mendengarkan musik melalui handset-nya.
Aluna meletakan tas di atas meja dan bersiap untuk mengecat tembok. Dia mengikat rambutnya ke belakang dan melinting lengan seragamnya ke atas. Terakhir, dia memakai handset dan memulai mengecat tembok. Di saat mereka serius mengecat tembok, Adam datang dan meminta Nada untuk keluar dari Aula.
“Kenapa?”
“Anak-anak kumpul di basecamp. Kumpul, yuk!” ucap Adam.
"Lo nggak lihat gue lagi sibuk?” tanya Nada sambil melirik ke dalam aula.
“Hehe, iya sih. Malam ini kita punya jadwal balapan sama anak Artos, tapi katanya Edo lagi di luar kota, paling diganti sama Erik,” ucap Adam. Dengan mata yang terpusat pada Aluna.
"Gue usahakan datang."
“Oke. Apa, lo butuh tenaga kerja? Gue siap kok ngebantu, biar cepat selesai,” tawar Adam sambil memperhatikan Aluna.
“Nggak perlu.”
“Hehe. Ya udah gue balik. Aluna, semangat! Ati-ati sama Nada. Dia bisa jadi singa. Rawr!” ucap Adam dengan senyum lebar, sedangkan Aluna menatapnya dengan datar.
Nada menutup mulut Adam dan mendorongnya untuk pergi. Nada menghela napas berat dan merutuki ucapan Adam yang membuatnya kesal dan malu. Nada kembali masuk ke dalam aula, tapi tiba-tiba Aluna sudah berdiri tepat di depannya.
"Jadi, elo yang namanya Nada. Asal lo tahu, gara-gara lo gue dicakar sama monyet, dan gue dihukum ngecat aula yang pantesnya jadi sarang tuyul,” ucap Aluna dengan emosi, sedangkan Nada hanya diam karena tidak mengerti dengan ucapan Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan Nada [Completed]✓
Mystery / ThrillerTerbit dan Completed (bisa di PO dengan hubungi @senjasaturnus via IG) "Dengar ini baik-baik ketua geng Evalor yang terhormat. Gue bukan cewek lemah yang selalu minta bantuan saat jatuh, gue bukan orang pendendam dan gue nggak suka sama orang yang s...