Di ruang yang pengap dan bau, seorang wanita terikat di kursi dengan mata tertutup. Wanita itu Aluna, sudah sepuluh menit dia meronta dan mencoba melepaskan ikatan di tangannya namun nihil. Dia terus berteriak dan meminta tolong, namun ruangan itu seakan kedap suara.
“Lepas! Lepasin gue! Siapa lo sebenarnya?” Teriak Aluna sampai otot di lehernya terlihat.
Tidak lama itu terdengar suara derapan langkah memasukki ruangan itu, Aluna terdiam dan menunggu seseorang itu mendekatinya.
"Siapa lo? Kenapa lo culik gue?" Aluna membentak orang yang berdiri di hadapannya.
"Denova Alunandia.” Seseorang itu mendekati Aluna dan berbisik.
“Kinar.” Ucap Aluna dengan sinis.
“Surprise!” Kinar membuka penutup mata Aluna dan tersenyum lebar.
“Kenapa lo lakuin ini ke gue ha?” Teriak Aluna.
“Karena lo udah ambil milik gue! Gue begitu mencintai Nada, gue bakal lakuian apapun supaya gue bisa dapetin dia.” Kinar mencekram pipi Aluna dengan kuat lalu melepaskannya. Aluna meludahi rambut Kinar dan menendangnya menggunakan kedua kakinya yang terikat. Kinar tersungkur jatuh dan mengaduh kesakitan.
“Kurang ajar!” Kinar bangkit dari jatuhnya dan langsung menampar Aluna.
“Gue nggak akan biarin lo ketemu sama Nada lagi. Karena sebentar lagi lo akan bertemu dengan ajal lo.” Kinar menjambak rambut Aluna dengan kencang. Aluna berteriak kesakitan dan terus menatap Kinar.
“Selama ini gue yang udah teror lo. Gue udah minta seseorang buat nabrak lo, gue juga yang kirim bangkai tikus, dan nyerang SMA Barawijaya. Semua itu gue yang lakuin Al, bahkan pak Ardian pun kerja sama dengan gue. Lo pasti takut kan? Haha.” Ucap Kinar dengan tawa jahatnya.
“Lo pikir gue takut?” tanya Aluna dengan senyum sinis.
“Iya. Lo harus takut. Apapun yang gue mau harus jadi milik gue, gimana pun caranya. Meski itu harus bunuh lo.” Kinar menodongkan pistol ke arah Aluna.
“Setelah gue mati pun lo nggak akan dapetin Nada.” Ucap Aluna dengan tawa.
“Kurang ajar.” Kinar terlihat kesal dan menarik pelatuknya, namun belum sampai peluru itu terlontar, tiba-tiba seseorang memukul kepala Kinar sampai terjatuh pingsan.
“Erlanga!” Ucap Aluna pada sosok laki-laki di depannya.
“Apa kabar Aluna?” Seseorang itu berjongkok di depan Aluna dan tersenyum lebar. Dialah Erlanga Putra Wijaya, kakak tiri Edo yang dulunya adalah sahabat Devan.
“Mau apa lo?” tanya Aluna dengan was-was.
“Gue? Gue kerja sama dengan cewek itu.” Ucap Erlanga sambil menoleh ke arah Kinar yang terkapar di sebelahnya.
“Jadi lo juga yang teror gue?” tanya Aluna dengan datar, namun terdapat sorot amarah dari matanya.
“Sorry. Lengan lo jadi terluka kaya gini.” Ucap Erlanga sambil mengamati luka di lengan Aluna.
“Jadi itu lo?” Teriak Aluna.
“Maaf. Sebenarnya gue mau arahkan belati itu ke Devan, tapi lo malah jadiin diri lo sebagai tameng.” Ucap Erlanga dengan lembut.
“Dia bukan Devan.” Teriak Aluna lagi.
“Ya, dia Nada. Adiknya Devan.” Ucap Erlanga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan Nada [Completed]✓
Mystery / ThrillerTerbit dan Completed (bisa di PO dengan hubungi @senjasaturnus via IG) "Dengar ini baik-baik ketua geng Evalor yang terhormat. Gue bukan cewek lemah yang selalu minta bantuan saat jatuh, gue bukan orang pendendam dan gue nggak suka sama orang yang s...