"Gue nggak terima penolakan."
Aluna terdiam. Kalimat terakhir Nada mengingatkan Aluna akan Devan. Dulu Devan kerap mengucapkan kalimat itu di saat Aluna membantah kemauan Devan yang keras. Aluna meneteskan air mata dan mengusap air itu sebelum Nada melihatnya menangis.
"Nangis cuma buat orang yang lemah."
"Bukan urusan lo.” Ucap Aluna sambil mengusap air mata di pipinya.
“Hidup emang menyakitkan, terlebih masalah keluarga.” Ucap Nada yang membuat Aluna menoleh ke arahnya.
“Tau apa lo tentang keluarga gue? Jangan sok tahu.”
“Gue emang nggak tahu. Tapi orang kaya lo, yang hidup dengan keras tanpa bisa mendengar ucapan orang lain. Biasanya itu orang yang tumbuh dari keluarga yang terpecah belah. Apa lagi lo masih nahan patah hati. Pasti saat ini lo tertekan.” Ucap Nada dengan datar, namun mampu membuat Aluna menjadi penasaran dengan sifat Nada. Kadang Nada terlihat perhatian, lalu tiba-tiba menjadi kasar. Orang aneh.
“Lo nggak tau apa-apa tentang gue.”
“Gue tahu tentang lo, tentang bokap nyokap lo yang cerai, bahkan gue tahu apa yang ngebuat lo jadi pemberontak. Orang yang lo sayang meninggal dan buat lo jadi kaya gini.” Nada menoleh ke arah Aluna. Sedangkan Aluna menatap Nada dengan serius.
“Dari mana lo tahu semua itu?”
“Gue denger saat lo teriak di danau. Dari yang gue denger, gue bisa menyimpulkan kalo lo itu orang yang patah hati. Buat apa patah hati, kalo lo masih bisa jaga diri buat nggak jatuh cinta. Cinta itu seperti sayap yang merengkuh dengan lembut. Tanpa lo sadari belati siap menusuk dari belakang." Nada berdiri dan berjalan ke pinggir rooftop.
“Cinta nggak seburuk yang lo pikir. Patah hati mungkin emang menyakitkan, tapi lebih baik bisa ngerasin cinta itu sendiri daripada nggak pernah ngerasain sama sekali.” Ucap Aluna yang kemudian berjalan pergi meninggalkan Nada di rooftop.
Nada mengusap wajahnya dan menatap ke arah depan, dia sama sekali tidak bermaksud membuat suasana hati Aluna menjadi lebih kacau. Tapi ternyata Nada malah membuka luka yang telah Aluna redam.
Nada mengusap wajahnya dan menendang besi pembatas rooftop, namun aktivitas Nada terhenti ketika dia mendengar suara berdebum. Nada menoleh ke belakang dan melihat tubuh Aluna yang sudah terbaring di atas lantai rooftop. Nada segera berlari mendekati Aluna dan mengecek kondisi Aluna.
“Panas.” Ucap Nada setelah mengecek suhu di dahinya. Setelah itu, Nada menganggkat tubuh Aluna dan membawanya turun dari rooftopKlunting-kluntingng
Suara pesan masuk dari handphone Nada, namun Nada mengabaikannya dan terus berjalan menuruni tangga sambil membopong Aluna dengan bridal style. Di lain tempat, saat ini Rehan tengah berdiri di halaman sekolah sambil menunggu balasan dari grup Evalor yang beranggotakan tujuh puluh delapan orang.
Rehan_mavela : Ada yang tahu Nada di mana?
Alfa : Lu yang sekelas tanya ke kita, mana ngarti gua, di dalem laci kali.
AdamSya : Lu pikir tisu bekas. Nada nggak ada di kelas.
Edwin_hacker : Tadi Nada di hukum di halaman sekolah. Ngunciin pak aryo di toilet. Again.
Key : Pak Aryo masuk kelas gue udah kaya tisu bekas, nih lagi ceramah nggak jelas.
Rehan_mavela : Kampret lu semua!
Jefri_uela : Napa lo tukang bakso? Lagian lu di mana, katanya ke parkiran sebentar tapi sampai sekarang nggak balik-balik.
Rehan_mavela : Gue abis di panggil kepsek, suruh manggil Nada ke ruangannya.
AdamSya : Emang ada apa?
Rehan_mavela : Bentar, gue lihat Nada gendong Aluna.
Jefri_uela : APA!!!
Leon : Jef, depan lo ada bu TT
Leon : Hot news, hpnya bang Jefri disita bu TT. Wkwk.
Edwin_hacker : Daebak!!
Sesampainya di unit kesehatan sekolah, Nada kerepotan untuk membuka pintu karena tangannya dia gunakan untuk membopong Aluna, untung saja Rehan datang dan membukakan pintunya.
“Aluna kenapa Nad?” tanya Rehan.
"Ada apa ini?" Ucap ibu Mely, penjaga UKS.
"Demam buk." Ucap Nada sambil meletakkan tubuh Aluna di atas brankar. Ibu Mely yang menjaga UKS itu langsung memeriksa Aluna dan mengompres dahi Aluna.
"Tolong kalian jaga dia sebentar, ibu belum istirahat." Ibu Mely keluar dari UKS setelah mendapat anggukan dari Rehan.
"Eh ada Rehan nggak?" Kepala manusia tiba-tiba muncul dari balik pintu UKS. Ternyata dia Bayu, teman sekelas Nada dan Rehan.
"Kenapa?" Rehan berdiri dari duduknya dan melihat Bayu di depan pintu.
"Di cari pak Ardian, di suruh ngumpulin tugas penjaskes. Soalnya mau di nilai hari ini juga."
"Oh. Nad, gue pergi dulu." Pamit Rehan dengan balasan dehem dari Nada.
Tidak lama itu Aluna siuman, dia terlihat bingung saat sadar dirinya ada di ruangan UKS, terlebih orang yang pertama kali dia lihat adalah Nada. Aluna bangun dari tidurnya dan duduk di atas kasur UKS, dia masih terlihat pucat dan lemah. Kemudian Aluna turun dari kasur dan terhuyung jatuh, Untung saja Nada sigap menopangnya.
"Gue anter lo pulang."
"Nggak perlu." Aluna melepas tubuhnya dari Nada dan berjalan keluar dari UKS.
"Lo masih sakit." Nada mengikuti Aluna.
"Gue bilang nggak perlu! Gue bisa pulang sendiri." Ucap Aluna sambil berjalan sempoyongan.
Nada terdiam mendengar ucapan Aluna, dia tidak mau di bilang perhatian dengan Aluna. Tapi Nada tidak bisa meninggalkan Aluna pulang sendiri. Tanpa pikir panjang, Nada mendekati Aluna dan langsung menggendongnya. Aluna meronta-ronta tapi Nada jauh lebih kuat dari Aluna.
"Lepasin gue begok! Lepas!" Aluna memukul bahu Nada. Nada menurunkan Aluna tepat di samping motornya.
“Cepet naik.” Nada menarik tangan Aluna untuk naik ke atas motornya.
“Enggak.” Aluna mencoba melepas tangan Nada, namun cekalan tangan Nada jauh lebih kuat. Nada menarik Aluna untuk naik ke atas motor.
Dengan terpaksa, Aluna pun akhirnya naik ke atas motor Nada. Nada memberikan helm yang dia raih dari motor Adam lalu memberikannya pada Aluna.
“Pakai.”
“Itu punya siapa?”
“Adam sering bawa dua helm, buat cewek-cewknya. Pakai.” Ucap Nada yang kemudian menyalakan motor. Aluna memakai helm itu dan menunggu Nada menjalankan motornya.
Setelah itu, mereka pulang sekolah bersama. Nada keluar dari gerbang dan mamacu motornya dengan cepat. Tanpa mereka sadari, Edo saat ini tengah duduk di atas motornya. Tadi dia berniat untuk menjemput Aluna, tapi dia kalah cepat dengan Nada.
📖📖📖
Back to Alunan Nada world
954 words
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan Nada [Completed]✓
Mystery / ThrillerTerbit dan Completed (bisa di PO dengan hubungi @senjasaturnus via IG) "Dengar ini baik-baik ketua geng Evalor yang terhormat. Gue bukan cewek lemah yang selalu minta bantuan saat jatuh, gue bukan orang pendendam dan gue nggak suka sama orang yang s...