Part 21 Teror Bangkai Tikus

3.9K 189 0
                                    

     Aluna berjalan menuruni tangga dan berhenti di ruang keluarga. Bukan, lebih tepatnya ruang pribadi, karena selama tinggal di rumah ini, Aluna belum pernah duduk di tempat itu bersama keluarganya. Aluna duduk di atas sofa dan memakai sepatunya, setelah itu Aluna berjalan keluar dari rumah dan melihat Bagas duduk di atas motornya dengan senyum lebar.

    “Ngapain lo di sini?” Aluna berjalan mendekati Bagas.

    “Jemput lo lah. Ya tadinya sih mau numpang makan, tapi lo udah duluan keluar, ya udah nggak jadi.” Bagas memberikan satu helm pada Aluna.

    “Tumben lo jemput gue. Tapi gue nggak bisa bareng lo.”

    “Kenapa?”

    “Gue mau naik bis.” Aluna mengembalikan helmnya pada Bagas.

    “Lo masih suka aja naik bis. Nggak berubah dari dulu. Ya udah deh, karena gue udah sampai di sini, mending gue anter lo sampai halte.” Ucap Bagas dengan senyum.

    “Oke.” Aluna memakai helm itu dan naik ke atas motor Bagas.

    "Pak, buka gerbangnya." Teriak Aluna pada security.

    Kemudian mereka pun berlalu pergi dari halaman rumah Aluna. Aluna menatap punggung Bagas sambil tersenyum. Dulu, waktu SMP Aluna sering di bonceng Bagas sedangkan Sasa bersama Edo, mereka mengelilingi taman dan membeli es krim bersama. Saat mengingat masa itu, Aluna jadi teringat dengan Sasa yang dia tinggal di bioskop.

    "Beberapa hari yang lalu Sasa ke Jakarta, kita ketemuan. Tapi malah gue tinggal."

    “Sasa di Jakarta cuma dua hari. Dia sekarang pindah ke Palembang. Ibunya di pindah tugaskan ke sana.” Ucap Bagas.

    “Lo suka sama Sasa?”

    “Kenapa lo tiba-tiba tanya itu?”

    “Jawab!” Aluna memukul helm Bagas.

    “Sasa sukanya sama si Oh sehun. Gue bukan level dia. Lagian gue sama Sasa itu kaya Tom and Jerry, jadi nggak mungkin Sasa suka sama gue meski gue ada rasa buat dia.” Ucap Bagas yang membuat Aluna tersenyum.

    “Sasa suka sama lo. Dia cerita sama gue waktu di bioskop.”

    “Lo ngebadut kan?” Bagas melirik Aluna, dia tau jika Aluna pasti sedang berbohong.

    “Lo tanya dia aja langsung.” 

    Setelah lima menit di perjalanan, Bagas pun sampai di halte dekat komplek perumahan Aluna. Aluna turun dari motor Bagas dan memberikan helmnya. Setelah itu Aluna berjalan menuju halte dan duduk di kursi kosong. Bagas melambaikan tangan dan melajukan motornya meninggalkan halte.

    Tidak lama itu bis datang, Aluna segera masuk dan duduk di kursi yang kosong. Aluna memasang handset-nya dan mendengarkan musik kesukaanya. Seseorang berseragam SMA masuk ke dalam bis dan duduk di samping Aluna. Awalnya Aluna cuek, tapi dia langsung menoleh ke samping setelah mencium bau parfum yang sama persis seperti milik Devan.

    "Nada!" Aluna mencabut handset-nya dan menatap Nada dengan heran.

    "Nada!" Aluna mencabut handset-nya dan menatap Nada dengan heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alunan Nada [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang