PROLOG

13.8K 487 10
                                    



**AlNa**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**AlNa**

    Angin kencang disertai hujan deras mengguyur kota Jakarta malam ini. Menandakan musim kemarau panjang yang terganti oleh musim penghujan. Dinginnya angin yang terus menderu dan lebatnya hujan yang berjatuhan membuat orang yang pulang bekerja terhambat jalanan macet dan banjir ibu kota.

    Di tempat yang tidak jauh dari keramaian jalan ibu kota, seorang gadis muda duduk di atas kursi yang menghadap ke arah jendela kamarnya. Tatapan mata gadis itu tertuju pada runtuhan hujan di luar. Menyaksikan juta miliar tetes air yang berlomba membasahi bumi pertiwi.

    Di tangan kirinya, gadis itu memegang sebingkai foto yang menjadi alasannya termangu dikala hujan jatuh. Baginya, hujan adalah pengganti dari setiap air mata, deras seperti luka dan dingin seperti kenangan. Suaranya seperti tangisan kepiluan, bergemericik namun menjadi teman sepi.

    Gadis berparas cantik dan menawan itu bernama Denova Alunandia, atau yang kerap dipanggil Aluna. Aluna adalah anak semata wayang dari pasangan pengusaha kaya raya, Brama Arya Nugraha dan Kimberly Larasean.

    Sejak kecil Aluna hidup dengan mewah dan megah. Dia bisa membeli apapun yang dia inginkan tanpa harus merengek dan menangis. Namun dari kekayaan dan kemegahan yang dia miliki, Aluna selalu merasa hidupnya hampa dan kosong.

    Selama ini dia tidak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya, dia dibesarkan dan dididik oleh omanya di Bogor. Sedangkan kedua orang tua Aluna terlalu sibuk bekerja di kota Jakarta.

    Setelah beranjak dewasa Aluna mulai mengenal cowok. Dia mulai jatuh cinta, dan hatinya memilih seorang Devan Dito Aji. Anak SMA sekaligus ketua geng motor Avegar yang terkenal tampan dan anarkis. Semenjak mengenal Devan, kehidupan Aluna mulai berubah. Dia bisa merasakan kebahagiaan dan kebebasan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

    Meski watak Aluna dan Devan berbeda seratus delapan puluh derajat, tapi mereka bisa melengkapi kekurangan yang ada di antara mereka. Tidak peduli celaan sana-sini, tidak peduli siapa yang menentang dan tidak suka dengan hubungan mereka. Mereka tetap berjanji untuk selalu bersama, dan melewati apapun itu rintangannya.

    Namun, dari hari-hari terindah yang telah mereka lewati. Ada hari di mana Aluna harus kehilangan kebahagiaan itu. Waktu tidak pernah bisa diajak kompromi, sampai kecelakaan itu terjadi dan janji itu kini menjadi sebatas ucapan tidak berarti, yang akan terus dikenang dan tidak tahu kapan akhirnya. 

    Sekarang tinggal Aluna, sendiri. Setelah Devan memilih pergi mematahkan janji dan meninggalkan dunia untuk selamanya. Kecelakaan dua tahun yang lalu masih sangat membekas di benak Aluna, masih teringat dengan jelas jika malam itu, menjadi malam terakhir Aluna merasakan bahagia. Setelah Devan menghembuskan nafas terakhir tepat di depan matanya.

    Semenjak kepergian Devan. Aluna menjadi orang yang introvert, keras kepala dan penuh rahasia. Dia sangat tertekan dengan keadaan, di mana tidak ada siapapun yang merengkuh dan memeluknya ketika dia terjatuh. Semua orang pergi, begitu juga dengan sahabat-sahabatnya, mereka pergi tanpa mau menarik Aluna untuk kembali.

    Setengah mati Aluna mulai bangkit. Kembali melangkah, namun bukan untuk menjadi Aluna yang dulu. Kini Aluna terlahir menjadi orang yang keras, kasar, pemberontak dan labil. Aluna telah menyerah dengan waktu yang setiap hari mengambil kebahagiaan dan apa yang dia miliki.

    Sejak Aluna memasuki dunia SMA, tidak henti-hentinya dia memberontak dan melakukan aksi onar. Dia sudah tiga kali di Drop Out dari sekolah yang berbeda karena membuat masalah dan melukai temannya. Aluna tidak pernah bisa bertahan satu semester di sekolah manapun, bagi Aluna sekolah hanyalah medan berkelahinya. 

    Sedangkan alasan Aluna tetap melanjutkan sekolah, karena permintaan omanya. Oma Lea ingin Aluna menjadi wanita yang berpendidikan dan beretika. Namun, oma Lea kini mulai kebingungan dan kewalahan untuk mengurus anak muda seperti Aluna, yang kerjaannya cuma balapan motor dan membuat masalah di sekolah. Untuk itu, kedua orang tua Aluna memilih untuk membawanya ke Jakarta, dan di sinilah Aluna sekarang.

    Di kota Jakarta yang terkenal akan kota metropolitan dengan tingginya tingkat kemacetan lalu lintas. Aluna baru saja pindah dari kota Bogor, beberapa hari yang lalu. Oma Lea berharap, Aluna akan berubah setelah dekat dengan kedua orang tuanya.

📖📖📖
Wellcome to the word of ALUNAN NADA

WAJIB VOTE DAN COMMENT!!!
SUNNAH UNTUK SHARE DAN PROMOTION

Aku pantau kalian pembaca tak berjejak, kita bicarakan di akhirat kenapa ndak vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pantau kalian pembaca tak berjejak, kita bicarakan di akhirat kenapa ndak vote

Revisi✓

Alunan Nada [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang