12# Jangkrik Sialan!

32 4 0
                                    

Dia bahkan tak tahu. Kalau aku mencintainya~

***

Khansa mengerjap sesekali. Ia melirik jarinya yang kini saling taut dengan cowok gila di depannya. Sepertinya ia sudah kehilangan kendali atas gerak beberapa bagian tubuhnya. Alih-alih melepas tautan yang ada di sela jarinya, ia malah diam mengamati lekuk wajah Toby. Tidak begitu tampan. Tapi tetap ada yang menarik pada lekuk wajah cowok itu. Hidungnya yang di ujungnya ada tahi lalat, matanya yang hitam, juga bibirnya yang pink chery. Khansa menelan ludah dengan susah payah, takut jika Toby bisa mendengar degupan jantung sialan yang sedari tadi jedar jedor tidak karuan.

"Nggak usah segitunya ngeliatin gue. Ntar lo cinta," Toby menyeringai seraya melepas tautannya.

Sialan!

Khansa merasa menjadi bocah paling idiot seantero jagat. Bodoh sekali ia sampai tidak berkedip hanya karena sedikit perlakuan manis seperti itu.

"Apaan sih lo! Tadi tuh mata lo ada beleknya!" Khansa cari alasan, matanya melirik ke sembarang arah. Ke mana saja. Asal jangan bertemu manik hitam Toby sialan itu.

Toby reflek mengucek matanya. Lalu disusul gelak tawa saat sadar bahwa tidak ada apapun yang Khansa sebut belek di sana.
"Alah, palingan lo terseponah kan liatin muka gue yang mirip Mario Maurer?"

Najis!

"Ngimpi lo mirip Mario? Mirip pak Tarno iya!" Khansa melihat ke luar jendela angkot. Mencoba mengamati pengendara motor yang makin hari makin menjadi.

'Kok Tai yah tu bocah?!' Toby membatin kesal.

"Terserah kamu aja. Asalkan kau bahagiaaa," Toby menyanyikan lirik lagu yang seakan bisa membuat telinga Khansa melepuh.

Khansa diam sembari menutup telinganya. Ia malu karena mereka kini menjadi perhatian seisi angkot.

Hening melingkupi mereka. Hanya ada suara knalpot kendaraan dan ibu-ibu yang membahas kasus pelakor yang sedang menjadi trending topic seantero persuami-istrian.

"Ehm." Toby berdehem. Membasahi kerongkongannya yang kering macam knalpot bajaj itu.
"Besok lo berangkat naik apa?"

"Angkot," Jawab Khansa datar.

"Gue jemput ya?"

"Nggak usah,"

"Kenapa? Takut ngrepotin ya? Nggak kok, nggak repot. Seneng malah, hehe." Toby tertawa, membuat Khansa ingin menabok mulutnya dengan sendal yang ada pakunya.

Najis. GR! nggak guna banget idup lo!
Khansa memejamkan matanya. Tangannya mengepal menahan amarah yang membuatnya naik darah.

"Gue bilang nggak usah ya, Kak." tegas Khansa dengan penuh penekanan.

"Ya tapikan..."

"Kiri bang!"

Belum sempat Toby merampungkan kalimatnya, Khansa sudah lebih dulu turun.

'Emang sialan tuh bocah! Untung gue suka muehehe'

Angkot kembali melaju, Toby melambaikan tangan ke Khansa diiringi gerakan Kissbye yang membuat Khansa mual di ujung sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si Kunang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang