Part 5 (Kunjungan Good Day)

208 14 2
                                    

Sambungan part sebelumnya

Ada nomor yang tak dikenal menelponku, aduh angkat ga ya? Ntar aku di hipnotis lagi, tapi kalau ga di angkat siapa tau penting, hmm setelah lama otakku dan hatiku beradu, akhirnya aku memutuskan mengangkatnya.

Via telepon

Fini : "Halo, siapa ya?".

Stranger : "Assalamu'alaikum, ini Bang Arfi".

Fifi : "Wa'alaikum salam, ohh". seketika telinga ini mendengar namanya mood ku langsung jelek.

Stranger : "oke jangan lupa ya save nomor abang, maaf ya kalau udah ganggu waktu adek, yaudah lah, Assalamu'alaikum".

Fini : "Wa'alaikumsalam".

Call ended

"Hmm save gak ya? Kalau di save unfaedah banget" gumam Fini dalam hati, sedangkan matanya masih menatap layar hp.

1 unread message

"Jangan bingung gitulah save aja"

Begitulah teks yang Fini dapati darinya.

"Etdah, ini anak aneh, kok bisa tau ya kalau aku lagi bingung?" tanpa sadar karena rogi, adik Fini sudah berada di belakangnya.

"Nah ya lu sms siapa kak? Ntar gue laporin ke mama nih.

Sontak suara adiknya mengejutkan Fini, secepatnya Fini mematikan layar hp ku

"Eh anak kecil ga boleh tau urusan orang dewasa ya" .

"Ooh gitu yaa, yaudah gue laporin nih ke mama, maa mamaa kakak chat sama cowo" pekik nya sambil berlari meninggalkanku.

"Silahkan lapor, aku ga perduli!!!" teriakku sambil menyusulnya dari belakang

"Apasih dek? Teriak-teriak?" ketus mama karena merasa terganggu dengan kehadiran Sari.

Fini hanya tertawa mengintip dari jendela "Hahaha emang enak".

"Mamaaa harus dengar pernyataan aku dulu, ini tentang Kak Fini" sadunya.

"Apasih Sari? Ga liat apa mama lagi bicara" mama tidak terlalu memperdulikannya, mama masih saja berbicara sama tetangga.

"Ini ma, kak Fini tadi chat sama cowo, kayaknya sih gebetannya" Sari melapor kepada mama dengan menatap tajam Fini.

"Ya biarkan sajalah, itu sudah masa kakakmu" tegas mama.

"Tapi kan ma..." belum saja Sari selesai bicara sudah di potong mama.

"Sudahlah Sari, cukup! Kamu jangan banyak bicara, kamu itu belum sampai pada masanya, jadi berhenti ngurusin hidup kakakmu" bentak Mama karena merasa risih dengan sikap anak bungsunya itu.

Dengan perasaan kesal Sari masuk ke dalam kamar, menghempaskan dirinya keatas kasur empuk miliknya dan memejamkan matanya untuk meredam perasaan kesalnya.

.

.

.

Skip

Keesokkan harinya...

Dipagi hari yang cerah, tepat pada hari sabtu

Embun pagi perlahan jatuh dan membasahi daun ditambah angin sepoi-sepoi yang berhembus membuat suasana di pagi ini menjadi syahdu.

Pagi ini Fini memutuskan untuk datang pagi, karena kebetulan dia piket, satu per satu anak tangga ku dilaluinya dan apa yang ia dapat?

Seorang lelaki yang sedari tadi menatap jam tangannya dia adalah bang Arfi!.

5 Di Masa SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang