PART 12 (Ujian, Sabar, dan Syukur)

3 0 0
                                    

Lomba telah usai sekitar 3 bulan yang lalu. kini kami telah kembali pada kesibukan masing-masing. Aku, Rini, dan Arsa sedang bersiap-siap untuk menghadapi ulangan semester 1.

Hari ini dua mata pelajaran saja, namun sayang dua guru tersebut tidak hadir karena ada kepentingan mendesak, kami tidak di berikan tugas, hanya di suruh diam di kelas dan jangan ribut.

Aku melihat tingkah teman-temanku, ada yang sedang tiduran, ada yang ngumpul untuk saling curhat, ada yang menyetel lagu menggunakan speaker seisi kelas serasa cafe di buatnya.

Aku hanyalah penduduk bangku depan, yang kini sedang bingung ingin melakukan apa. Sahabatku Thalisa ia sedang hanyut dalam Wattpad nya, Arika, Fini, Denisha sibuk membicarakan film yang mereka tonton, aku pun tak paham.

Aku memutuskan untuk mengscroll facebook saja, itupun hp ku loadingnya lama, pertanda minta di ganti.

Aku terkadang merasa sedih karena semenjak aku pindah ke kelas IPS merasakan ada yang aneh, tidak seluruh teman kelas senanang dengan kehadiranku, entah ini nyata atau hanyalah sebuah ilusi aku pun tak paham.

"Yang piket hari ini siapa? Tolong dong kelas mulai kotor ini, bantu sapu terutama yang di belakang sana itu," seksi kebersihan kelas mengingatkan kami semua.

"Biar aku saja, kebetulan aku memang piket hari ini," aku mengambil sapu dan mulai membersihkan kelas terutama di pojok belakang.

"Eh Syafa, kayaknya kamu salah masuk sekolah deh, seharusnya kamu itu masuk di sekolah belakang (Madrasah Aliyah) kan kerudungmu panjang jadi cocoknya di situ bukan di sini," Ejek salah satu temanku, Delia namanya.

"Eh gendut juga ya kamu Syaf, ga ada niatan buat diet?" sahut salah satu teman gengnya.

"Ga ada niatan pakai Behel juga Syaf? Biar cantik," sahut lagi teman gengnya yang lain, kemudian disusul gelak tawa teman se-geng nya.

Aku tak menggubris apa yang ia katakan terhadapku, aku lanjut saja membersihkan kelas dengan menahan rasa sedih yang mendalam.

Semakin lama aku merasa hilang semangat untuk sekolah, sekolah terasa seperti penjara bagiku, raga di sekolah namun hati hanya menuntun untuk kembali pulang. Aku lebih sering menangis jika pulang sekolah, ternyata hal tersebut membuat Ummi sedih dan curhat kepada Jidah (Nenek ku) tentang apa yang aku alami.

Mendengar cerita dari Ummi, Jidah menyuruh Tanteku untuk membelikan ponsel baru dengan harapan agar disekolah aku bisa ceria menghadapi bully-an teman-temanku. Benar saja keesokan harinya tanteku membelikan Ponsel baru, Samsung Galaxy J1.

Keesokan harinya aku berangkat seperti biasa, tidak ada yang berubah dariku, hanya ponselku saja.

Bel berbunyi, seperti biasa aku hanya di kelas, kali ini aku membawa bekal dari rumah jadinya tak perlu ke kantin.

"Syafa, kami ke kantin dulu ya, kamu mau ikut?" ajak Arika.

"Tidak, aku bawa bekal dari rumah, silahkan kalian kalau mau ke kantin, ke kantin saja."

Aku mengeluarkan kotak makanku, sembari mengscroll Facebook di ponselku, tiba-tiba saja Delia menghampiriku.

"Ponsel baru ya Syaf, merek apa tuh?," ia duduk disebelahku.

"Samsung Galaxy J1 Del," ketus ku

"Oh Samsung J1, boleh dong kita foto berdua hehe," ia membujukku, langsung mengambil hp secara perlahan dari genggamanku dan membuka kamera, dan ya aku mau diajak Si Tukang Bully ini Selfie berduaa.

"Sudah, jangan lupa kirim ke BBM ku ya." Ia langsung pergi meninggalkan ku.

Beberapa bulan kemudian...

Kami melaksanakan Ujian kenaikan kelas dan seperti biasa setiap angkatan dipisah menjadi 20-an ruangan. Berhubung kami kelas IIS 1, maka kami ditempatkan di ruang 9 dan 10.

Semenjak aku menggunakan ponsel baru aku mulai mendapatkan banyak teman dan kembali mendapatkan kembali semangat untuk sekolah.

5 Juli 2016

Tahun ajaran baru kembali ku rasakan, kami di kumpulkan di tengah teriknya matahari demi mendengarkan nama-nama siswa yang akan diacak agar bisa akrab sesama angkatan.

Hasilnya mengejutkan Aku, Thalisa, Arika, Denisha, dan Fini satu kelas. Aku duduk sebangku dengan Fini, Arika dan Thalisa, sedangkan Denisha duduk dengan Rena teman kami dikelas 10 dahulu.

Di kelas 11 inilah aku mulai dekat dengan Fini, karena saat kelas 10 aku hanya berteman, tidak terlalu dekat.

Awal kedekatan kami semua terjalin saat istirahat, Arika memberanikan diri untuk bawa Go-Pro ke sekolah, pas saat hari itu masih perkenalan guru dan siswa jadinya tidak lama proses Belajar Mengajar, kami memutuskan untuk ke perpustakaan saja, di perpustakaan lah kami mulai akrab, Fini di masukkan ke grup chat yang dulunya hanya ada aku, Thalisa, Arika, Denisha, sekaligus lah 5 CM terbentuk. Di kelas 11, persahabatan kami benar-benar kami di uji, masalah datang mengahmpiri, alhamdulillah kami bisa melalui itu semua.

Setahun telah berlalu, akhirnya kami bisa melalui su

10 Juli 2017

Seperti tahun-tahun silam tiba saatnya kami menjadi senior tertinggi di sekolah, berbeda dengan tahun lalu, Denisha dan Thalisa harus berpisah dari Aku, Erika dan Fini. Denisha masuk ke kelas IIS 1, Thalisa masuk ke kelas IIS 5 dan kami bertiga tetap masuk di IIS 1.

Awalnya Denisha dan Thalisa tak terima dirinya pisah kelas, namun apa daya takdir telah berkehendak. Meskipun kami pisah kelas, silaturrahmi tetap terjaga, seperti saat istirahat Aku, Arika, Fini menjemput Denisha kebetulan kelas kami sebelahan, selanjutnya menjemput Thalisa di kelasnya karena kelasnya paling ujung dan kebetulan searah jika ingin ke kantin.

5 Di Masa SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang