Chapter 6 : The Solved Riddle

1.2K 48 19
                                    

Previously on Emily Fancy dan Negeri Peri
••
Tiba-tiba mata biru Emily terbeliak melihat sesosok makhluk menyeramkan di balik sela-sela pepohonan. Postur tubuhnya menyerupai manusia namun lebih besar dan tinggi bagaikan raksasa. Kulitnya berwarna abu-abu terang dan terdapat bekas sayatan-sayatan di permukaannya. Daun telinganya yang runcing di bagian ujung dan sorot mata penuh amarah dan kebencian membuat Emily bergidik ngeri. Makhluk itu menunggangi seekor banteng dengan iris mata yang berwarna kuning menyala. Tangan kirinya memegang busur panah sementara tangan kanannya disibukkan dengan memasang ekor anak panah ke tali yang berada di busur. Emily menyadari sesuatu, makhluk itu mengarahkan anak panahnya tepat ke arah dada bidang seorang pria yang sedari tadi asyik dengan kelinci.

••••

"Will!!!" Emily berlari menuju Will yang sedang berdiri sembari memegang hasil buruannya. Sebagai sesosok Elf (peri) Will mempunyai seluruh Indra yang semuanya berfungsi tajam. Mulai dari penglihatan, pendengaran, penciuman, sampai indra peraba dan perasanya. Tentu Ia dapat dengan mudah mengetahui dan merasakan gerak-gerik musuh yang sewaktu-waktu dapat mengancam nyawanya.

Will seketika mengayunkan lengan kirinya ke depan tubuh Emily, sehingga anak panah yang dilepaskan oleh makhluk jahat dengan wajah seperti monster mengerikan tadi mengenai vambrace armor yang Ia kenakan di lengan.

Dengan sigap tangan kanan Will langsung mengambil sebilah pisau yang ia selipkan di sisi kanan zirahnya. Ia lemparkan pisau tadi sehingga menghujam keras dahi makhluk mengerikan tersebut.

Cairan hijau pekat mengalir dari celah kulit dan dagingnya yang robek oleh hantaman keras lemparan pisau. Makhluk itu meraung-raung dengan suara yang mampu membuat bumi bergetar. Emily yang saat ini berlindung di balik tubuh Will yang kokoh, menempelkan kedua tangannya ke telinga karena tak sanggup mendengar erangan yang menggema kasar.

Sam yang berhasil mendapatkan hewan incarannya lantas mengurungkan niat untuk menopang hasil buruannya tersebut. Ia berlari dengan panah yang sudah siaga di tangan.

Berkali-kali Ia lepaskan anak panah baja yang kepalanya runcing dan mematikan. Menghujam dan menewaskan kawanan makhluk mengerikan tadi yang rupanya tidak datang sendirian. Sam mengejar sisa kawanan yang masih hidup, yang kini tengah lari terbirit-birit menunggangi bantengnya.

Sementara Emily masih menahan jantungnya yang berdebam keras seakan ingin loncat dari tempat bersemayam. Peluh megalir membasahi dahi, napasnya menderu-deru tak beraturan. Telinganya hanya mendengar suara dengingan yang tak keruan.

Pupil netra biru langit yang dimiliki gadis ini melebar memandangi pisau yang kini tengah menancap di kepala monster yang hanya berjarak beberapa meter dari tempatnya berdiri. Kepalanya berdenyut-denyut akibat rasa shock dan rasa bingung yang menyentaknya secara bersamaan. Ia berusaha menahan dirinya agar badannya yang lunglai tidak terhuyung ke belakang.

"Hei?"-Will memegang kedua lengan bagian atas Emily yang gemetar sembari mengguncangnya pelan.-"Hei?!!"

Emily masih tergeming seperti patung yang bernyawa. Will lantas menepuk-nepuk pipi gadis itu pelan.
Kesadaran yang mengisi jiwa dan raganya perlahan menghilang. Sementara pikirannya masih gamang, berusaha keras untuk mencerna apa yang baru saja dilihat.

Seketika Ia merasakan rasa sakit teramat sangat menghujam punggungnya, meluruhkan semua tenaga yang tersisa.
Will memegang rahang gadis ini lalu menghadapkan wajah Emily ke depan wajah karismatiknya.

"Emily?" ujarnya dengan raut yang terlihat khawatir.

"Hmm?" namun sang gadis hanya menyahut tak keruan. Ia mengatupkan kelopak matanya hingga terpejam.

Emily Fancy dan Negeri PeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang