six

297 29 3
                                    

Jess berjalan menuju bibir pantai, lalu segera duduk disana. Dibelakangnya sudah ada Justin yang segera menyusulnya, kemudian ikut duduk disampingnya. "Kau tahu," Jess memberi jeda. "Aku sangat senang saat matahari tenggelam," lanjutnya. "Aku tahu," ucap Justin kemudian tanpa menoleh.

Jess mengernyitkan dahinya. "Dari mana Kau tahu?" tanya Jess bingung. "Memangnya kalau Aku tahu, kenapa?" Justin balik bertanya. "Aku 'kan yang bertanya! Kenapa malah Kau yang balik bertanya!?" ucap Jess sedikit kesal.

Justin tertawa renyah. Jess yang melihatnya tertawa sangat sennag, tawanya terlihat sangat bahagia. Merasa diperhatikan, Justin menoleh lalu tersenyum. "Aku menyukai tatapan mu," ucap Justin, kemudian merebahkan tubuhnya diatas pasir, seakan-akan tak memperdulikan ombak yang membasahi tubuhnya.

Pipi Jess merah merona mendengarnya. "Terserah Kau saja..."

"Jess Aku ingin bertanya,"

"Apa?"

"Jika Aku mencintaimu, apa yang akan Kau lakukan?"

"Hm ... menurutmu?"

"Aku bertanya,"

"Aku ..... Tidak tahu,"

Justin menolehkan kepalanya menghadap Jess. Jess menatapnya balik. "Jess, Aku menyayangimu." ucap Justin dengan senyum di bibirnya. Jess tersenyum mendengarnya. Aku juga, Justin... batin Jess.

Kini, mereka memandang lurus kedepan, matahari sudah mulai tenggelam. Pantai ini sangat sepi dan gelap, sudah tidak ada lagi penerangan.

***

"Thanks, Justin!" seru Jess saat mereka sampai didepan rumah Jess. "Sama-sama, ya. Jangan lupa, besok kita akan pergi lagi!" ucap Justin, Jess teratwa pelan. "Kenapa harus setiap hari kita pergi?" tanya Jess. Justin diam seribu bahasa.

Tak lama setelah itu, Justin mulai berbicara. "Karna .... Aku tak ingin kehilangan mu lagi," ucap Justin, Jess mengernyitkan dahinya tak mengerti. "Semoga nanti kau mengerti," ucap Justin lagi seolah-olah ia tahu apa yang ada di dalam pikiran Jess.

"Yasudah, Aku masuk dulu ya. See you tomorrow!" seru Jess kemudian masuk kedalan rumahnya. Disana, sudah ada Ibunya didekat jendela. "Jess?" sapa Ibunya dengan nada beda dari biasanya. "Ya?" jawab Jess. "Dia siapa?" tanya Ibu Jess lagi.

"Justin. Memangnya kenapa?"

"Kita perlu bicara. Tapi tidak sekarang," kemudian sang Ibu pergi meninggalkan anaknya. Pikiran Jess mulai tak karuan lagi. Dari kejauhan Jess bisa melihat Ibunya menggelengkan kepalanya berkali-kali.

Apa ia tidak menyetujuinya?

 

--------------

haiii! kayaknya ini bakal jadi short story deh. daaan gue tau banyak yg bingung sama cerita ini, kalo ada yg gangerti bisa nanya kokk. itu aja sihhh xx

 

Not A Human ➸ justin bieberWhere stories live. Discover now