"Woojin-ah!"
Teriak nya. Bahkan panggilan manisnya entah kemana. Kaki ku sulit bergerak dan terasa berat. Mengapa sesulit ini.
Ia memeluk ku dengan tangisan nya yang memenuhi apartemen. Bahkan kedua tangan ku tak mampu merengkuh nya. Aku terdiam kemudian aku melihat mata hitam nya. Mata nya yang jernih itu memerah penuh lelehan air mata.
Melihat ku yang tak bergerak. Kemudian ia melepaskan diriku kemudian ia berjalan keluar dari apartemen.
Tatapan nya yang membuat ku kesakitan.
"Kau bodoh! Kenapa diam saja!!"
Teriak Youngmin-hyung yang kini meninggalkan kopor nya di depan pintu. Sementara Daehwi tengah berdiri dan menggigit kecil kuku nya. Ia menatap ku lama kemudian melanjutkan tangis nya duduk di pantry.
Bahkan ketika ia yang begitu nyata, aku tak mampu untuk apa apa.
***
Tidak ada keindahan yang terasa menyakitkan selain diri mu.
Ketika mereka menemukan suatu persamaan, mereka bilang adalah suatu kebahagiaan.
Teruntuk ku entah ini kebahagiaan atau tidak. Bukan hak ku untuk menyalahkan.
Kau seorang pria.
Bukan, bahkan aku sedang menelan frasa ini bulat-bulat.
Kau Hyungseob. Milik ku, kekasih ku yang terkasih.
Melihat mu, bayangan yang memuakkan itu menghantui ku.
Aku tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Hanya diri ku.
Tidak kepada Tuhan atau takdir yang seperti mukjizat bahkan bencana.
Hitam di depan.
Bukan biru kesukaan mu.
Sekali lagi maaf. Ketika kau kuseret pada jurang dari keegoisan pemikiran ku.
Baik untuk mu, aku hanya ingin melindungi mu dari buas nya dunia.
Meski aku tahu, kau pun merasa terluka. Dan kau melihat ku hanya terdiam menghindar.
Ketahuilah, meski kau dan perasaan mu hilang, diri mu tidak akan pernah berubah.
Kau Hyungseob. Milik ku, kekasih ku yang terkasih.
Tanpa terlewati satu malam pun, aku melatih hati ku untuk menghitung malam tanpa diri mu.
Menghitung nya dengan memutar memori yang sama, membiarkan airmata yang terus mengalir seperti musim.
Tertawa tanpa adanya percikkan api.
Sedih tanpa adanya angin.
Berharap kita saling memeluk, hanya diri ku yang kau lihat, berjalan bersama, meski hanya hitam di depan kita.
Untuk mu kasih ku, jangan menangis sendirian. Minta Tuhan menemani mu, agar mengerti seberapa hancur kita berdua.
Masih berlanjut.
Terima kasih telah membaca cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Dance ; jinseob
Short StoryDalam pertemuan yang meyakitkan, Woojin dan Hyungseob hanyut dalam sebuah tarian yang mengingatkan mereka pada masa lalu. Didalam tarian terakhir, ia menggenggam hati nya yang telah terlumuri oleh rasa sakit itu rapat-rapat. Dengan sisa-sisa dari r...