Lucy senang ia telah memiliki Renjun sebagai cinta pertamanya. Lelaki tersebut benar - benar membuat batinnya yang selalu penasaran rasanya berpacaran terjawab.
Sepulang sekolah, Lucy ingin mengajak Renjun ke kafe yang menjual cupcake beragam rasa. Setelah jam sekolah usai, Lucy segera menuju lorong kelas 12 dan menunggu di depan kelas Renjun. Renjun mengembangkan senyumannya mendapatkan Lucy berada di depan pintu kelasnya.
Sesampai di kafe tujuan Lucy, Renjun menyuruh Lucy untuk duduk sedangkan dia yang memesan. Tak lama kemudian Renjun datang membawa nampan yang di atasnya terdapat dua gelas milkshake dan dua cupcake berbeda rasa.
"Gambar moomin?" Tanya Renjun sambil menyodorkan stroberi milkshake.
Lucy mengangguk. "Spesial buat 'Moomin Lovers' kayak kamu!" Pekik Lucy dengan suara dolphinnya. Ia terlihat begitu senang membuat Renjun menarik sudut bibirnya, tersenyum bahagia.
"Nah! Sekarang waktunya makan dulu." Renjun memberikan cupcake kepada Lucy.
Lucy menggeleng. "Aku masih belum menyelesaikannya!" Lucy menunjukkan bagian yang belum terwarna.
"Tadi istirahat kamu belum makan, kan? Ayo sekarang makan," perintah Renjun.
Lucy mengernyit. "Kamu tau dari mana?"
Renjun tersenyum miring. "Aku seorang peramal. Tentu saja tau!"
Lucy cemberut. "Gak! Kamu cukup jadi pelukis aja! Aku peramal di sini!" Lucy melipat tangannya angkuh membuat Renjun tertawa geli.
"Kalau gitu makan dulu, hm?"
Lucy kembali menggeleng.
"Kalau gitu aku suap." Renjun mennyendokkan potongan cupcake lalu menyodorkannya di depan mulut Lucy.
Dengan senang hati Lucy membuka mulutnya menerima suapan Renjun. Ia mulai mewarnai gambarannya lagi.
"Di sini kamu rupanya," kata seorang lelaki yang tiba - tiba berdiri di meja dekat jendela besar, tempat dimana Renjun dan Lucy berada.
"Kakak..." gumam Lucy setelah mendapatkan kakaknya di sana juga.
Renjun mendongakkan kepalanya dan mendapat pria berpakaian klimis itu. Ternyata ia adalah kakak Lucy.
"Sedang apa kau di sini? Tidak tidak. Maksudku, selama ini kamu menolak dijemput akibat bocah tengil ini?" Kakak Lucy menunjuk Renjun tepat di depan wajahnya.
Hati Renjun seperti tertusuk setelah mendengarnya.
"Kakak! Dia bukan bocah tengil! Dia orang baik - baik!" Elak Lucy sambil berdiri dengan menghentakkan kakinya. Ia menatap kakaknya tajam.
"Kalau dia orang baik - baik mengapa dia membuatmu pulang terlambat?" Tanya kakaknya dengan tatapan tak kalah tajam. Lalu ia menarik lengan Lucy kasar. "Sekarang kamu harus pulang!"
Lucy mencoba melepas cengkraman kakaknya. "Gak mau! Aku masih mau di sini!"
Renjun berdiri, tetapi ia bingung harus gimana. "Permisi kak. Jangan menarik tangannya paksa, di─" kalimat Renjun terpotong.
"Diam kau bocah tengil! Jangan panggil diriku kakak! Ini urusanku! Jadi jangan ikut campur!" Lucy ditarik paksa keluar dari kafe dan meninggalkan Renjun berdiri mematung di tempatnya.
Renjun duduk. Ia menatap tempat duduk sebrangnya, tempat dimana Lucy duduk beberapa saat yang lalu. Gadis itu meninggalkan sketchbook dan pewarnanya.
Lalu Renjun mengambil sketchbook tersebut. Di sana terdapat gambar moomin yang sedang menggambar. Di pojok gambaran terdapat tulisan 'for my first love♡'.
It really make me annoyed.
•
KAMU SEDANG MEMBACA
PAINT × Renjun
Fanfictionyou are always paint my heart. ➖ 20171228 ~ 20180118 ➖ aimuyo 2017