admit

795 202 62
                                        

Keesokan harinya Lucy dan Renjun kembali bertemu di rooftop. Mereka berdua tidak membawa sketchbook dan pewarna seperti biasanya. Karena Lucy menginginkan pacarnya mengungkapkan sesuatu yang tidak ia ketahui.

Renjun memutar badannya ke samping menatap gadisnya yang tengah menatap lurus cerahnya langit. Ia menarik nafas dalam - dalam lalu menghembusnya perlahan.

"Cepat jelaskan," kata Lucy dengan nada dingin yang sebenarnya itu hal pertama kali bagi dirinya berkata seperti itu dan pertama kali Renjun mendengarnya dari Lucy.

"Aku color blindness," kata Renjun lalu menunduk.

Lucy segera menatap Renjun yang ada di sampingnya. "Color blindness? Maksudmu... kamu buta warna?" Renjun mengangguk.

Lucy baru menyadarinya. Dimana kemarin Renjun salah memberi warna yang seharusnya berwarna hijau daun malah biru tua.

"Tapi kenapa kamu baru ngomong sekarang?" Tanya Lucy.

"Aku takut kamu benci sama aku kalau tau aku cacat," kata Renjun yang mulai sesenggukan.

Lucy menggeleng. Ia menitikkan air matanya duluan. "Aku gak bakal benciin kekurangannya orang lain. Itu hal bodoh tau gak?"

Mendengarnya membuat Renjun berani menatap balik pacarnya tersebut. "Benarkah?" Lucy mengangguk.

Renjun ingin memberitau satu hal lagi kepada Lucy, tetapi tidak yakin. "Lucy, aku ingin memberitau satu hal lagi, tetapi aku ragu. Apa kau akan marah nantinya?"

Lucy mengangguk, memastikan bahwa dirinya tidak akan marah. Lalu ia menatap balik Renjun, memberi kesempatan Renjun untuk melanjutkan.

"Aku emang buta dari lahir. Dan baru kali ini aku bisa melihat satu warna dan itu berkat dirimu."

"Warna apa yang bisa kamu lihat dariku?"

Renjun menatap lekat bibir gadis tersebut. "Warna merah merona di bibirmu."

Lucy segera menutup mulutnya dan berjalan mundur beberaos langkah. "J─jadi, selama ini kamu memacariku karena bibir ini? J─jadi itu alasan kamu langsung menciumku di hari pertama? Dasar mesum!" Lucy segera pergi dari sana.

"Lucy! Kamu salah paham! Bukan itu alasan aku nembak kamu!" Renjun mencoba mengejar Lucy yang lincah berlari.

"Masa bodoh! Pokoknya kita putus!" Lalu Lucy menghilang dari balik pintu tangga sekolah.






I broke my promises...

PAINT × RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang