uncovered

962 207 48
                                    

Karena Lucy tidak boleh pulang terlambat maka dari itu Renjun hanya bisa bertemu dengannya di sekolah. Mereka pun memilih untuk berangkat sekolah 'lebih pagi' dari sebelumnya agar bisa berduaan cukup lama.

Mereka tengah melakukan cara mereka berpacaran dengan saling bertukar cerita tentang liburan musim dingin tahun lalu sambil menggambar di sketchbook masing - masing.

"Jadi gimana liburanmu?" Tanya Renjun kepada Lucy yang telah menceritakan liburannya.

"Eum..." Lucy mengetukan charcoal berwarna biru mudanya di pojok sketchbooknya. Ia tengah berpikir sambil menatap lekat gambarannya yang terlukis di sana.

"Liburan musim dinginku kemarin gak begitu menyenangkan..." Lucy menggantungkan kalimatnya dengan menyembur warna di gambarannya.

"Tapi di liburan musim dingin yang akan datang aku jamin bakal seru," pekiknya antusias dengan menatap gambarannya. Ia menggambar seorang gadis yang mendongak dicium oleh lelaki tampan. Mereka tengah menggunakan syal hijau daun bersamaan.

Sebenarnya Lucy menggambar dirinya dengan Renjun. Ia sudah berencana melakukan dengan pacarnya itu di liburan musim dingin yang akan datang.

"Oh ya? Apa yang kamu rencanakan di liburan musim dingin yang akan datang?" Tanya Renjun yang menatap gadisnya begitu lekat.

Lucy mengulum senyumnya. "Hijau daun," katanya.

Renjun mengernyitkan alis. "Hijau daun?" Tanya Renjun memastikan.

Lucy mendongakkan kepalanya lalu terkekeh. Ia menyodorkan tangan kosongnya di hadapan Renjun. "Maksudku... berikan warna hijau daun," pinta Lucy, mengingat kotak pewarna charcoal itu diambil sepenuhnya oleh Renjun.

"E─eh?" Gagap Renjun. Ia menatap Lucy yang kembali fokus ke gambaran lalu beralih menatap kotak charcoal dengan tajam. Ia berhati - hati mengambil sebatang lalu memberinya kepada Lucy.

Lucy menerima pemberian Renjun lalu ia terkekeh menatap lelaki itu. "Hijau daun, Ren. Bukan biru tua," katanya. Ia mengembalikannya pada Renjun.

Renjun terlihat kebingungan. Ia mengembalikan batang sebelumnya lalu mengambil batang yang lain.

Lucy kembali menerimanya. "Renjun, ini cokelat," kata Lucy dengan wajah menahan tawa.

"Eh? Benarkah?"

Renjun memberi batang lain dengan warna bukan keinginan Lucy membuat Lucy sedikit kesal.

Lucy menatap Renjun tajam. "Renjun. Aku gak mau main - main loh ya," kesalnya.

"M─maafkan aku." Renjun menunduk, menghindar tatapan Lucy.

Melihat gerak - gerik Renjun yang aneh membuat pikiran negatif Lucy bermunculan. Ia memilih berdiri lalu mengambil kotak pewarna itu sendiri. Lalu ia mengarahkan ke hadapan Renjun membuat lelaki itu mendongak.

"Renjun. Berikan aku warna ungu," pinta Lucy dengan tatapan datarnya membuat Renjun terpaku di tempat.

Dengan ragu Renjun menunjukan salah satu warna dari batang yang berjejer tersebut.

Lucy menganga melihat jawaban Renjun yang memilih warna merah marun.

"Renjun... Ada yang kamu sembunyiin dari aku?" Tanya Lucy yang memundurkan badannya.

Renjun berdiri lalu mendekat. Tetapi dihindar oleh Lucy. Gadis itu segera pergi dari sana dan meninggalkan Renjun sendirian.






It was my fault...

PAINT × RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang