Keesokan harinya seperti biasa sebelum jam pelajaran pertama dimulai Renjun dan Lucy bertemu di rooftop. Tidak ada tempat sesunyi ini di sekolah selain ini.
Renjun tak lupa mengembalikan sketchbook dan pewarna gadisnya itu. Lucy pun menerimanya.
"Kamu gak lihat gambaranku kan?" Tanya Lucy penuh intimidasi.
Renjun menggeleng. "Sedikit sih." Lalu terkekeh.
Lucy mengembungkan pipinya. "Uh jahat banget ih! Gak suprise jadinya kan!" Kesal Lucy.
Renjun gemas melihatnya sehingga ia mencubit pipi Lucy dengan gemas.
"Sudah deh. Sekarang kamu gambar sendiri. Aku mau ngelanjutin warnain ini." Lucy duduk membelakangi Renjun.
Di sana sudah ada bangku yang bisa diduduki mereka karena Renjun yang menggeretnya bersama Lucy ke pinggiran bangunan.
Renjun pun membuka sketchbooknya dan mulai menggambar imajinasinya.
Tiba - tiba Lucy mengingat hari kemarin dimana dirinya ditarik paksa kakaknya untuk pulang dan meninggalkan Renjun tiba - tiba.
Lucy memutar badannya menghadap Renjun yang tengah asik di dunianya. "Err... Renjun..." panggil Lucy.
"Iya?" Sahut Renjun yang masih sibuk menorehkan gambaran di atas sketchbooknya.
Kepala Lucy menunduk. "Maafin aku sama kejadian kemarin. Tiba - tiba ninggalin kamu sendirian," sesal Lucy.
Renjun menghentikan aktivitasnya lalu mendongak menatap gadisnya dengan wajah tertekuk. Tangannya terulur untuk mengangkat wajah Lucy. Ia tengah menggigit bibir bawahnya menahan diri untuk tidak menangis. Melihatnya membuat Renjun, err, gemas?
"Itu bukan salahmu. Jadi kamu jangan merasa bersalah. Oke?" Renjun mengelus puncak kepala Lucy.
Wajah Lucy berubah cerah. "Benarkah?"
Oh ayolah gadis ini gampang sekali berubah ekspresi.
Renjun mengangguk. "Jangan nangis oke?" Lucy pun mengangguk.
Mereka kembali ke aktivitas sebelumnya. Tetapi Renjun kembali menatap Lucy. "Kalau boleh tau, kemarin itu kakakmu?" Tanya Renjun.
Lucy mengangguk. "Ya. Itu kakakku," jawabnya. Lalu ia mendongak. "Dia sayang sama aku makanya dia overprotektif sama aku," ujar Lucy.
Renjun ber-oh ria. "Apa kamu punya saudara lain?" Tanya Renjun lagi.
"Dia saudaraku satu - satunya. Sebenarnya aku punya adik perempuan. Tetapi dia meninggal dengan mama dan papa sebelas tahun yang lalu," jelas Lucy.
Renjun merasa bersalah menanyakannnya. "Oh maaf bikin kamu ingat masa lalumu," sesal Renjun.
Lucy tersenyum lalu menggeleng. "Gak apa kok. Lagian aku masih punya kakak yang sayang banget sama aku apalagi ditambah kamu."
I'll never make you feel sad I'll love you all of my heart. Promise.
•

KAMU SEDANG MEMBACA
PAINT × Renjun
Fanficyou are always paint my heart. ➖ 20171228 ~ 20180118 ➖ aimuyo 2017