Denish pov
dari tadi aku mendengar suara bising di ruang keluarga dan selesai pakaian aku langsung saja turun melihatnya, saat aku menuruni anak tangga, jantungku serasa memompa lebih cepat. aku tau betul kembaranku dentin lagi dirumah ini. seperti inilah bentuk ikatan batinku dengan saudari kembarku.
aku mengelidik melihat kearah seorang wanita yang terlihat kebingungan, sepertinya aku pernah melihatnya tapi dimana ya. Dimanapun itu, kurasa itu tidak penting. Hari ini aku sudah punya janji dengan temanku panji di club.
"hey kak denish, kamu mau kemana?"
"keluar bentar"
"kemana?"
"bukan urusanmu"
"tunggu kak"
"apalagi sih dentin?"
"ini temanku mau kumpul tugasnya, katanya asdosnya mama nyuruh dia ngumpul tugasnya di rumah."
"hooo, ya udah simpan aja di ruang kerja mama." Katanya cuek, lalu melenggang keluar
Kinan terdiam, lalu dentin meraih buku ki lalu membawanya keruang kerja mamanya. Lalu kembali keruang tamu membersamai kinan.
"Ki, aku pengen rebahan dikit. Rasanya capek banget seharian ini"
"Kenapa kita gak sekalian pulang aja, istirahat di indikos kita?"
"hmm, kita disini aja dlu ki, lagi capek banget. Sumpah, sejam doang abis tuh kita balik."
"Oke, anything for you deh" kinan lalu merenggangkan badannya dan ingin rebahan di sofa. Namun dentin mencekalnya
"kita di kamar aja deh ki, kasian kaki mulus dan sexyku kelipat."
"Ya Allah dentin, kamu tuh banyak maunya yah." Beranjak gontai bangun mengikuti dentin dari arah belakang.
Dari sekian banyak kamar dirumah itu, dentin memilih memasuki kamar kakaknya. Alasannya cuman satu, kamar kakaknya adalah kamarnya juga. Sebab kamar itu telah di modifikasi sedemikian rupa sehingga, memiliki lantai mini, yang menjadi tempat dentin istirahat ketika acapkali pulang kerumah ini.
Aura maskulin terpancar ketika dentin membuka pintu kamar terssebut yang terlihat jelas oleh kinan. Sekali lagi, kinan mengagumi rumah ini., dentin membiarkan kinan sibuk menatap seisi kamar, sedang ia langsung menaiki tangga dan melempar tubuhnya ke ranjangnya
Sebelum ia terlelap ia sempat melongos kebawah dn berkata "Ki, terserah kamu deh mau tidur apa nggak. Pokoknya aku tidur dulu sejam doang, abis tuh kita balik." Lanjutnya setelah menyetel PW-nya "ohya, kak denish kaan anak fkg, kali aja kamu pengen baca-baca bukunya. Kamu bisa liat dibagian bawah lantai mini ini, sisa geser tangganya kalau mau ambil buku yang kamu mau"
"Are you seriously den?"
Dentin tak menyahut, itu tandanya ia sudah terlelap, ia memang manusiapaling kebo, dikasi bantal sedikit eh malah tidur
kinan melihat semua buku yang tertata rapi itu, disusurinya dengan tangga geser dan ia terhenti pada satu buku yang selama ini dia cari "diagnose klinis kedokteran gigi". Buku ini adalah buku yang paling best seller dan disetiap toko buku pasti selalu habis. Kinan lalu meraih buku tersebut dan membacanya di ranjang king size yang tidak lain tidak bukan adalah milik denish.
Ia membaca halaman perhalaman hingga matanya begitu kantuk dan akhirnya ia pun tidur terlelap.
3 jam kemudian tepatnya pukul 00.15, denish kembali kerumahnya. Malam ini untuk kali pertamanya ia minum alcohol, karena biasanya meskipun ia sering ke club. Ia jarang menyentuh minuman haram tersebut. Tapi malam ini ia terpaksa meminumnya, karena ia begitu gerah dan marahnya. Melihat pacarnya sendiri ciuman dengan pria lain, padahal dia saja belum menyentuh bibir manis milik pacarnya. Bagi denish, perempuan itu adalah hal yang berharga, jadi sudah sepatutnya dihargai, tidak untuk di nodai. Dengan langkah gontai, setengah sadar tidak sadar denish masuk menuju kamarnya, melepas bajunya, mematikan lampu dan langsung merebahkan badannya diranjangnya yang tanpa ia sadaari seorang gadis telah tertidur pulas dibalik selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling on off
General FictionKinan Mahasiswa Kedokteran gigi yang memilih mematikan perasaannya pada kekasihnya yang seorang pilot, hanya karena kekasihnya tak pernah berkabar lagi. Denish seorang assisten dosen di salah satu fakultas kedokteran gigi yang memilih mematikan...