Seperti yang kinan bayangkan diruang keluarga ayahnya sudah duduk dengan ibunya. Pada raut wajah keduanya sama sekali tidak ada senyuman yang nampak.
"baguslah kalian sudah datang. Bisa jelaskan apa yang sudah terjadi?"tanya pak winata
"Jadi semalam itu gak terjadi apa-apa yah. Semalam dia dan dentin kekamarku. Katanya dentin pengen istirahat sejam dikamarku. Dia membaca di ranjangkuu, tanpa sadar dia akhirnya tertidur. Dia punya satu kebiasaan buruk ayah, dia sering sekali membuka bra dan pakaiannya ketika tidur. Karena dia nggak nyaman katanya." Jelas denish panjang lebar
"apa itu benar nak?" kata ibu denish kepada kinan.
Kinan hanya mengangguk.
"bagaimana kamu bisa tahu itu semua denish? Berarti kalian sudah sering tidur Bersama?" tanya Winata mengintrogasi
"tidak yah, aku tadi baru tau dari dia." Jawab denish melemas
"lalu apa kamu bisa jelaskan video ini?" Ayahnya menyodorkannya handphone yang berisi video kinan meneguk minuman keras, Alkohol.
Denish terdiam, ia ingat betul semalam ia dari club.
"pokoknya ayah tidak bisa percaya dengan apa yang semua kamu katakan. Ayah lihat sendiri direkaman cctv kalau kamu pulang dengan keadaan mabuk dan tanpa sadar. Toh bisa saja kamu ngelakuin hal diluar kendalimu. Dan sudah berapa kali ayah ajarkan jangan pernah menyentuh barang haram itu, karna ia hanya membawa pengaruh negative, banyak mudaratnya nak."
"tapi sumpah demi Allah yah, aku nggak ngelakuin apa-apa, iyakan?" kata denish lalu menggoyangkan badan kinan. kinan cuman menangis tidak tau lagi ingin berkata apa.
Disisi lain dentin turun dari tangga, ia memang kebo. Kalau tidur sama sekali tidak merasakan apa-apa. Ia bingung kenapa semua orang duduk diruang keluarga.
"ayah nggak mau tau, kalian sudah bikin malu keluarga. Dan ayah tidak mau ambil resiko kalau kinan kenapa-napa. Kalian harus menikah secepatnya."
Dentin terkaget dibuatnya. Ia langsung duduk memeluk kinan.
"ini ada apa yah, bu?"
"tanyakan saja sendiri sama kembarmu."
Dentin menoleh ke denish, namun denish masih saja frustasi dibuatnya
"Ayah, aku masih coass yah. Aku belum bisa menikah, kesibukanku banyak skali. Ohya, kamu juga den, dari mana?"
"aku ada dikamar kakak, dilantai mini."
"kamu liat sendiri kaan aku nggak ngapa-ngapain dikamar?"
"lah mana aku tau kak, aku aja duluan tidur, baru bangun."
"ayah nggak mau tau, 1 bulan dari sekarang kalian harus mempersiapkan pernikahan kalian."
"apa yah, ini terlalu cepat." Katanya denish masih berusaha meyakinkan.
"dan kamu kinan aku sudah menghubungi keluargamu, ayah dan ibumu sudah ada dalam perjalanan."
"bu, ayok bu. Ayah sudah mau siap-siap ke kantor."
Ibu denish Cuma melirik iba ke anaknya. Ia tidak bisa berbuat banyak karena kalau suaminya sudah berkata A, maka yang terjadi pun akan A.
***
Sore hari di kediaman winata, ia dan sang istri telah bersiap-siap untuk makan malamnya dengan keluarga kinan, Edi Baskoro. Jam 10 pagi tadi ayah dan ibu kinan telah tiba, namun ia langsung menuju hotelnya sekaligus mengeceknya dan istirahat disana, ia telah mengabari keluarga winata kalau mereka makan malam di hotelnya saja.
Dalam perjalanan menuju hotel, ayah winata mengabari anaknya untuk ke resto same hotel.
"Bagaimana mah? Apa telponnya sudah diangkat?" tanya winata sambil mengemudikan mobilnya
"belum yah" kata istrinya yang masih menelpon berkali-kali anaknya.
"ini pakai hapeku mah, video call" winata julurkan handphonennya keistrinya sambil focus dengan kendaraanya.
Dilain sisi denish lagi mengerjakan salah satu pasiennya yang lagi perawatan saluran akar.
"Denish hape lo dari tadi bunyi nih di lemari penyimpanan"
"angkat saja, dan loudspeaker." Katanya sambil menyemprotkan irigasi ke saluran akar yang telah ia bersihkan
"Kenapa yah, aku lagi kerja pasien ini." Jawabnya sambil tangannya masih bergerak membersihkan saluran akar tersebut dengan riming file karena kali aja masih ada yang tersisa.
"kamu tuh, ditelpon sama ayah ibu susah banget" kata ayahnya sambil tangan kanannya masih mengemudi
"Ini kan kerja pasien, to the point aja deh yah." Jawabnya ketus karena keputusan sepihak oleh ayahnya tadi pagi.
"Malam ini, kamu harus ikut ayah dan ibu makan malam bersama rekan ayah." Tegas ayahnya
"tapikan aku masih banyak pasien yah." Jawabnya dengan sedikit kecewa karena lagi-lagi ayahnya memutuskan hal sepihak lagi
"nggak ada tapi-tapi. Pasienmu sudah di ambil alih sama drg mirna." Kata ibunya mengambil alih telpon genggam itu.
"Oke oke" kata denish sambil mendengus kesal, ia cuman bisa pasrah dan tidak bisa mengelak karena ibunya merupakan salah satu dosen yang disegani dikampus dan hal mengalihkan pasien adalah mudah baginya
"eh jangan lupa jemput kinan." Seru ibunya
"Ya Allah mah, dia kan punya mobil sendiri."
"dia nggak bawa mobil, karena tdi dentin minjem mobilnya."
"hmm, nyusahin ajah. Ya udah, nanti aku jemput."
"Oke pintarnya anak ibuu"
Denish menyelesaikan pekerjaannya yang sisa sedikit, menambal sementara gigi pasiennya. Lalu ia berlalu keruang dokter mirna yang telah menunggunya semenjak ibu dari denish menelpon, drg dyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling on off
General FictionKinan Mahasiswa Kedokteran gigi yang memilih mematikan perasaannya pada kekasihnya yang seorang pilot, hanya karena kekasihnya tak pernah berkabar lagi. Denish seorang assisten dosen di salah satu fakultas kedokteran gigi yang memilih mematikan...