"Heh, tete tapir!! Lo kenapa sih? Bengong mulu lo kayak orang nggak punya jiwa aja!"
Park Jimin terus saja memaki sohibnya. Dia sudah gregetan bukan main. Pasalnya, sudah berkali-kali dia mengajak bicara Kim Taehyung, tapi cowok yang rambutnya semakin memanjang tak terurus itu tetap saja bengong! Menatap lurus ke depan seolah meratapi sesuatu.
"Taehyung, lo kalo ada masalah jangan gini dah! Gue serem ngeliatnya, coeg!!"
Makian-makian dan segala omelan dari Park Jimin jelas sekali terdengar digendang telinga Kim Taehyung. Dia betul-betul mendengarnya, tapi untuk menjawab semua itu, dia tidak mampu. Malas. Emosinya sudah terkulas selama beberapa waktu ini.
"Jiwa gue hilang, Jim! hilang! Dan gue nggak tau harus nyari kemana..." ucapnya lirih. Membuat Jimin refleks menaikan satu alisnya.
"Kenapa sih lo?! Ini udah berapa bulan, man?! Iya, gue tau, pasti gara-gara cewek yang lo bilang bidadari lo itu kan? Lo nggak berhasil ngedapetin dia gitu? Sampe lo gila gini? Bengong kayak bebek ompong!!" omel Jimin lagi.
Kim Taehyung tidak menjawab seluruh pernyataan Park Jimin. Cowok itu tidak tahu dengan apa yang dia rasakan sekarang. Semuanya terkunci dalam satu titik di sudut gelap kehidupannya. Taehyung tak mampu membagi rahasia pada siapa pun. Dan tidak ada orang yang tahu, bahwa Bae Joohyun telah menjadi kekasihnya. Dia hanya tersenyum miris menanggapi fakta itu.
"Udah lah, lo nggak tau, Jim."
"Ya, gimana gue tau kalo lo nggak pernah cerita, bangsat?!" Jimin memaki lagi. "Dah, gue pusing liat elo! Mending gue cabut ngerjain gambar di luar! Bukannya nemenin gue, lo malah bikin ini Sekret berasa kuburan!"
"Haahh... Si taik, ngomel mulu," gumamnya saat Park Jimin menghilang di balik pintu Kesekretariatan UKM Mapala HYYH.
Sepi. Sunyi. Tubuh Kim Taehyung merosot turun dari sofa ke lantai. Dia sendirian di ruangan itu. Hanya berbagai kenangan manis bersama Bae Joohyun yang terus menemani kesepiannya.
Teringat jelas bagaimana dirinya terpesona pada cewek cantik bak malaikat bernama Bae Joohyun di malam itu. Tiap pertemuan, Kim Taehyung selalu terpikat oleh pesona yang dimiliki oleh Bae Joohyun. Dan dia merasa menjadi seorang laki-laki paling beruntung di dunia ketika bertemu kembali dengannya. Pertemuan selanjutnya yang semakin membelenggu hatinya. Tidak hanya sekedar terpesona, Kim Taehyung semakin yakin bahwa dirinya benar-benar jatuh cinta padanya. Terpana oleh kecantikannya.
Kim Taehyung memang rakus. Dia menginginkan Bae Joohyun. Perempuan jelita bak kain sutra putih tanpa noda itu memang sangat menggugah untuk disentuh. Apalagi dimiliki. Kim Taehyung merasa dirinya memang sudah gila. Dan dia pun tahu bahwa hasrat memiliknya tersebut sudah di ambang batas wajar. Dialah lelaki yang mendapatkan segalanya dari Bae Joohyun. Namun, dia juga yang kini membiarkan cewek itu pergi. Bodoh sekali.
Biar saja ratusan orang menyebutnya otak dangkal hanya demi seorang cewek. Memujanya melebihi apa pun, karena Bae Joohyun memang patut diperlakukan seperti itu.
Kim Taehyung tak dapat berpikir lagi. Berbagai macam cara untuk mencari dan menemukan Bae Joohyun sudah banyak yang terbayang di otaknya. Namun semua itu urung dilakukan, saat mengetahui satu-satunya informasi bahwa Bae Joohyun tidak lagi berada di Korea. Itu yang dia dengar langsung dari supir pribadi yang biasa mengantar dan menjemput kekasihnya selama ini.
Miris sekali nasibmu, Kim Taehyung.
Cowok itu lebih memilih memenangkan diri. Dia merebahkan tubuhnya di atas sofa. Menutup wajahnya dengan lengan kiri. Membiarkan bayangan atas Bae Joohyun berkelana di angannya.
"Kim Taehyung."
Hmm, suara lembut Bae Joohyun yang sangat dia rindukan terdengar. Dia menyukai itu. Manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED
Fanfiction'Have we met?' Seperti itulah kesan yang tersirat dalam benak Kim Taehyung dan Bae Joohyun saat pertama kali mereka bertemu. Yakinlah, ini adalah pertemuan pertama. Namun entah mengapa ada sebuah rasa yang membuat mereka berkata dalam hati, '...ench...