sembilan一lust

5.5K 632 225
                                    

Warning 19+⚠



Kim Taehyung tak berhenti memaki kekalahannya atas permainan kartu bersama teman-teman anggota UKM Mapala HYYH. Cowok itu berakhir dengan wajah coreng-moreng akibat lipstik milik pacar Ilhoon yang tertinggal di tasnya. Dan kini, sebagai hukuman atas kekalahan yang kesekian kalinya, Kim Taehyung harus pergi ke swalayan untuk membelikan mereka rokok dan minuman tambahan. Tidak hanya itu, Kim Taehyung juga baru saja memberikan uang masing-masing lima puluh ribu Won pada teman-temannya. Dompet yang biasanya tebal dengan uang tunai itu jadi kering kerontang.

Putra bungsu dari pengusaha paling berpengaruh di dunia bisnis Seoul itu berjalan gontai menuruni tangga gedung Student Center menuju area parkir. Waktu pada jam tangannya sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Seperti biasa, hanya UKM Mapala yang masih selalu aktif semalam suntuk. Tidak ada matinya.

Baru saja cowok itu duduk di belakang kemudi, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Pesan dari kekasihnya.

My princess now, my queen soon💕

Sayang, aku kangen. Kamu bisa ke rumah aku nggak sekarang?

Wait!! Tumben sekali Bae Joohyun mengatakan bahwa dia merindukan Kim Taehyung dan langsung menyuruhnya datang ke rumah. Hah!! Kim Taehyung terkekeh setelah membaca pesan itu. Manja sekali Bae Joohyun.

Kim Taehyung

Tunggu lima belas menit lagi, aku pasti udah di depan rumah kamu, Bae.

Selesai mengetikkan pesan pada kekasihnya, Kim Taehyung segera melajukan Lambo merahnya secepat mungkin. Apalagi jalanan di malam hari tidak seramai biasanya. Kalau bisa, sebelum lima belas menit, dia sudah sampai di depan rumah keluarga Bae itu.

Sedangkan Bae Joohyun, dia hanya menatap kosong ponselnya. Lima belas menit lagi kekasihnya datang, dan dirinya bingung menemukan cara, bagaimana dia dapat keluar dari rumah. Sejak selesai makan malam yang sangat menghancurkan perasaannya empat jam yang lalu, Bae Joohyun tidak berhenti menangis. Hingga seolah-olah seluruh pasokan air matanya terasa sudah habis.

Cewek itu menghela napas berat. Dia mengambil mantel tebal berwarna pink pastel dan melapisi piyamanya. Cewek itu juga mengambil dompet dan ponselnya. Tak terpikirkan untuk membawa yang lain. Tidak seperti biasanya. Bae Joohyun selalu rapi dan membawa semua keperluan lengkapnya. Berbeda dengan sekarang, yang bahkan dia tidak menyisir rambut lembutnya.

Pukul sebelas malam, tentu saja rumah besar keluarga Bae sudah mulai gelap. Orang tuanya selalu bersiap tidur sejak satu jam yang lalu. Sudah menjadi kebiasaan di keluarga tersebut. Semua serba teratur dan rapi. Namun kini, putri tunggal mereka justru mengendap-endap mencoba keluar dari rumah.

"Nona Bae?"

Suara lelaki paruh baya yang selalu dia temui setiap harinya terdengar. Joohyun segera menoleh dan mendapati Pak Han, supir pribadinya sejak dia masih sangat kecil dulu hingga kini. Pria itu nampak khawatir.

"Nona kenapa belum tidur? Sudah jam sebelas. Besok bukannya Nona ada jadwal kuliah pagi?"

Bukannya malah menjawab pertanyaan Pak Han, cewek itu malah bertanya, "Pak Han, bisa bantu saya?"

"Selagi saya mampu, Nona. Apa Nona mau pergi ke suatu tempat? Saya bisa antarkan. Tapi ini sudah malam sekali. Nanti Tuan bisaㅡ"

"Enggak, Pak Han. Bantu saya keluar rumah tanpa tau Papa sama Mama."

"Tapi, Nonaㅡ"

"Kali ini aja Pak Han! Saya cuma minta tolong terakhir ini ke Pak Han. Bantu saya."

Pria paruh baya itu nampak berpikir lama. Tentu saja, kalau sama Bae Jonghyun tahu, Pak Han mungkin akan di depak dari rumahnya. Tanpa banyak berpikir, meskipun Pak Han telah mengabdi di keluarga Bae hampir separuh hidupnya. Namun melihat keadaan Joohyun yang tak serapi dan secerah biasanya, pria itu tahu benar, pasti ada yang tak beres.

ENCHANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang