Bae Joohyun turun dari mobil Benz hitam yang mengantarkannya ke sebuah hotel berskala internasional. Dengan gaun pendek bermodel kemben yang memamerkan bahu indah dan kaki kurusnya, gadis anggun itu tersenyum dan menggumamkan kata terima kasih pada salah satu supirnya. Setelah mendapat anggukan dari Pak Han, Joohyun pun mulai melangkah meninggalkan mobilnya.
Akan tetapi, langkahnya terhenti ketika Pak Han memanggilnya.
"Nona."
Joohyun sontak memutar badannya sedikit. "Ya?"
"Ini."
Joohyun menepuk jidatnya pelan dan tertawa. Rupanya ia hampir saja melupakan clutch-nya.
"Ah, hampir lupa! Makasih, Pak Han."
Pria separuh baya itu mengangguk dan ikut tersenyum. "Kalau tertinggal nanti susah manggil saya, Nona."
"Hehe, iya, Pak Han. Sekali lagi, terima kasih."
Bae Joohyun melangkah anggun menuju hall utama hotel. Tak dapat diindahkan bahwa keberadaan gadis itu sempat menjadi pusat perhatian. Joohyun memang terlihat sangat cantik dan anggun, persis seperti ibunya.
Pintu utama hall yang megah itu dibukakan ketika Joohyun menyerahkan undangan VVIP pada salah satu staff. Joohyun pun melangkah masuk dan mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan. Sangat asing. Tidak ada yang ia kenali. Sebagian besar isinya adalah para kolega orang tuanya.
Gadis cantik itu mengambil posisi teraman. Di sudut ruangan, ketika pidato si pemilik acara dimulai. Meski dirinya jadi perhatian para tamu, gadis itu tidak terlalu memperdulikannya. Tetap memamerkan senyum manis nan ramah.
Ah... Menyebalkan sekali.
Rasanya Bae Joohyun sedang tersesat. Tamu yang berisi para pengusaha-pengusaha seperti ayahnya. Tak ada satupun Joohyun menemukan orang yang seumuran dengan dirinya. Membuatnya sangat tidak nyaman, terlebih dengan menggunakan gaun ini.
Joohyun merutuki dirinya sendiri. Ah, mengapa ia bisa begitu tergoda pada model gaun yang ia kenakan saat ini. Harusnya ia memilih model gaun yang lebih tertutup saja agar tidak memamerkan bagian bahu dan punggungnya.
Riuh tepuk tangan mengisi tiap sudut ruangan terbesar di hotel berskala internasional ini. Penyelenggara acara yang selesai berpidato pun turun dari panggung. Dan tanpa membuang banyak waktu, Joohyun berinisiatif untuk menghampiri pria yang seumuran dengan ayahnya tersebut.
Belum jauh Joohyun melangkah, banyak pasang mata yang tertuju padanya. Terang saja, Bae Joohyun merupakan satu-satunya tamu tercantik dan termuda di acara tersebut. Dan Tuan Noh yang menjadi pemilik acara tentu saja segera menyadari kehadirannya.
"Wah, selamat datang, Nona Bae," sapa Tuan Noh.
Bae Joohyun tersenyum manis dan membungkukkan sedikit tubuhnya. Menerima sambutan ramah itu.
"Terima kasih sudah mengundang kami, Tuan Noh. Selamat ulang tahun untuk N Group. Semoga jaya dan sukses selalu."
Tuan Noh tertawa senang, membuat seluruh perhatian tertuju padanya. Begitu pula Joohyun.
"Ya, ya... Terima kasih, Nona Bae." Ia mengangkat tangan kanannya, mempersilakan gadis itu untuk menikmati acara. "Sendirian saja?"
Joohyun mengangguk. "Iya. Maaf, Tuan Noh. Hanya saya yang bisa mewakilkan, orang tua saya masih berada di Jepang."
"Oh, tidak masalah!" sahut Nyonya Noh yang sedari terperangah oleh kecantikan gadis di depannya itu. "Justru kehadiran Nona Bae yang kami tunggu-tunggu. Ternyata benar, putri tunggal Keluarga Bae benar-benar cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED
Fanfiction'Have we met?' Seperti itulah kesan yang tersirat dalam benak Kim Taehyung dan Bae Joohyun saat pertama kali mereka bertemu. Yakinlah, ini adalah pertemuan pertama. Namun entah mengapa ada sebuah rasa yang membuat mereka berkata dalam hati, '...ench...