03

34 2 0
                                    

Sendu itu kejam. Dia membunuh secara perlahan.

***

"Bram, aku mohon lepasin, kamu sudah punya Inne, lepasin.." ya, hanya dengan ini, hanya dengan memohon lah yang bisa dilakukan Luna.

Senyum 'evil' Bram semakin besar dan mengerikan. Dengan tangan kanannya yang bebas ia mengusap puncak kepala Luna.

"Gue bakal lepasin lo, tapi lo tau kan lo harus ngapain dulu?"

Wajah Bram semakin mendekat. Luna terus menghindar, dan tanpa pikir panjang, ia menendang selangkangan Bram.

"Bangsat!"

Tamparan, lagi. Kali ini lebih keras dari Inne dan teman-temannya.

"Lo itu cuman boneka! Lo itu harus patuh sama apapun yang gue mau!"

BUGH!!

***

"Dia bukan boneka. Dia itu wanita"

Rahang Chandra mengeras, Luna tahu itu. Dan melihat Bram yang tersungkur di lantai, tanpa pikir panjang Chandra segera menggeret Luna pergi dari tempat itu.

"Bangsat!"

Mereka sudah menjauh, di depan gerbang sekolah. Mereka berhenti dengan nafas terengah-engah.

Luna berlutut kemudian menarik nafas sekuat yang ia bisa. Mencari oksigen sebanyak mungkin seakan-akan telah habis dari muka bumi.

"Lo kenapa bisa sama dia?"

Luna terdiam untuk waktu yang lama. "Bukan sesuatu yang penting, sekarang bantu aku nyari baju ganti" ia menunjuk kearah seragamnya yang robek.

Chandra baru sadar. Melihat baju Luna yang robek dan rambut acak-acakan membuat Chandra berfikir keras.

"Jangan mikir yang aneh-aneh, ayo bantu!"

Baiklah, Chandra juga tidak punya hak untuk bertanya lebih jauh.

Belum juga beberapa langkah, terdengar ringisan dari belakang Chandra.

Luna memegang pinggang nya. Sial, ini sakit sekali. Apa lagi setelah berlari.

"Kenapa pinggang lo?"

Luna menggigit bibir bawahnya. Ini bukan waktu yang tepat untuk bercerita.

"Nanti aku cerita, tapi sekarang aku agak susah jalan, jadi jangan terlalu cepet ya jalannya"

Chandra mengangkat bahu tak acuh. Kemudian setelah beberapa langkah, Luna berhenti lagi, meringis.

"Lo mending tunggu sini aja deh, gue yang ngambil motor sendiri"

Luna hendak menjawab tetapi lelaki itu sudah berlalu pergi. Yang bisa ia lakukan hanya duduk, di tengah jalan. Hey, ini sudah hampir petang, dan mungkin hanya ia dan Chandra lah murid yang masih ada di sekolah.

Dan juga Bram.

Suara motor yang menggeru terdengar. Luna segera bangkit, ternyata, motor milik Chandra adalah motor besar.

CRAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang