"Rel, lo sama Talisha gimana?" Tanya Farhan tiba-tiba.
Farrel yang sedang makan tidak menghiraukan pertanyaan Farhan karena menurutnya yang lebih penting sekarang adalah mengisi perutnya yang sudah meminta di isi sedari tadi.
"Padahal Talisha cantik loh ga kalah cantik sama Selena Gomes ya walaupun masih cantikkan Selena Gomes sih" Lanjut Farhan karena merasa pertanyaannya tadi merupakan angin lalu bagi Farrel.
"Kalo lo gamau Talisha buat gue aja Rel, sayang banget cewek cantik kaya Talisha di anggurin" Ceplos Edo menyahut.
Farrel masih tak merespon apa pun, ia tetap fokus memakan baksonya yang sudah tinggal setengah itu.
"Heeh itu mah maunya elo" Jawab Farhan sambil melempar potongan kerupuk ke arah Edo.
Farrel masih fokus terhadap baksonya, ia hanya mendengarkan perbincangan kedua temannya itu tanpa merespon.
"My Ice Man" Teriak seorang gadis di depan pintu kantin.
Hanya tiga kata dapat membuat Farrel menghentikan kegiatan makan baksonya.
Gadis itu berjalan mendekati meja kantin yang sedang Farrel dan teman-temannya duduki, seperti biasa senyumannya tidak pernah pudar dari wajah cantiknya itu.
"Hayy semuanya, boleh gabung ga?" Tanya Talisha seraya menatap Farrel dan kedua temannya itu.
Tanpa menunggu jawaban Talisha langsung duduk di depan Farrel tepatnya samping Edo.
"Wiss panjang umur lo Ta, baru aja kita ngomongin lo tadi" Ujar Edo.
"Oh ya ngomongin gue tentang apa?" Jawab Talisha seraya menatap Edo.
Belum sempat Edo menjawab tiba-tiba Farrel berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan kantin.
"Loh Rel mau kemana?" Tanya Farhan sedikit berteriak.
Talisha dan Edo menatap punggung Farrel, hanya sebentar Edo menatap punggung Farrel karena ia mulai memindahkan bakso Farrel yang masih tersisa ke dalam mangkok baksonya.
Tak ada respon sama sekali Farrel terus melangkahkan kakinya keluar dari kantin menghindari gadis pengganggunya itu.
***
Farrel melangkahkan kakinya ke taman belakang sekolah, ia sedang tidak ingin di ganggu oleh siapa pun termasuk Talisha.
Kornea mata Farrel menjelajahi sekeliling taman belakang sekolah yang bisa di bilang luas.
Farrel berjalan menuju pohon rindang yang berada di depannya, ia mendudukkan dirinya di bawah pohon rindang itu dan mulai memejamkan matanya.
***
Bau obat-obatan itulah yang pertama Talisha cium ketika kakinya mulai memasuki kawasan rumah sakit.
Nuansa bewarna putih memenuhi penglihatannya saat ini.
Talisha berdiri di depan pintu kamar bernomor 207, ia menghela napas sebentar lalu mendorong pintu tersebut.
Terlihat seseorang sedang tertidur pulas, di pinggirnya terdapat seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat lelah membuat Talisha semakin bersalah.
Kaki panjang Talisha mulai mendekati tempat dimana seorang sedang tertidur dengan pulasnya.
Tangannya baru saja akan menyentuh wajah seorang yang sedang tertidur itu tapi pergerakannya terhenti karena sebuah tangan yang memberhentikannya.
"Mau ngapain kamu kesini?" Tanya seorang wanita paruh baya terlihat sangat marah ketika melihat Talisha.
"Pergi kamu dari sini" Lanjut wanita paruh baya tersebut sambil menunjuk ke arah pintu.
Talisha di dorong untuk keluar dari ruangan tersebut, tak lama pria paruh baya muncul dari balik pintu terkejut dengan apa yang baru saja di lihatnya
"Yaampun mah, mamah apa-apaan sih?" Ujar pria paruh baya tersebut ketika melihat Talisha di dorong untuk keluar.
Pria paruh baya tersebut mendekati istrinya untuk menenangkan.
"Mamah ga suka dia ada di sini pah" Ujar wanita paruh baya tersebut menggebu-gebu.
"Tapi mamah ga usah teriak-teriak kaya begitu dong" Ujar pria baruh baya tersebut menenangkan.
Pria paruh baya tersebut mendudukkan istrinya di sofa dekat jendela agar sedikit lebih tenang.
Talisha berjalan ke pintu keluar ruangan tersebut karena tidak mau mendengar apa pun lagi yang akan di katakan oleh wanita paruh baya tersebut.
Talisha berjalan menuju taman belakang rumah sakit untuk menenangkan fikirannya sejenak.
Sudah berjam-jam Talisha di taman tersebut ia hanya terdiam tidak melakukan apa pun.
Menatap langit yang sudah akan turun hujan Talisha beranjak dari duduknya menuju jalan raya di depan rumah sakit tersebut, matanya mulai mencari taksi untuk mengantarnya pulang ke rumah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose
Teen FictionBagaimana jadinya disaat orang yang selama ini kita cari ternyata berada di sekeliling kita tanpa kita sadari? Namun di saat kebahagiaan itu datang satu persatu kebenaran terbongkar, kebenaran yang ga pernah lo percaya bahwa selama ini orang yang lo...