Ramai, itulah yang pertama kali Talisha lihat ketika kaki jenjangnya memasuki area kantin.
Matanya memincing menatap dua orang yang sedang berbincang di meja bagian pojok , kaki jenjangnya berjalan menghampiri ke dua orang tersebut.
"Hahh" Ucap Talisha langsung terduduk.
Merasa ada yang duduk di depannya keduanya langsung menatap ke arah Talisha.
Keduanya menatap Talisha terheran karena biasanya setelah dari kelasnya Farrel Talisha akan tersenyum sendiri seperti orang yang tak waras namun kali ini berbeda Talisha terlihat sangat kesal.
"Kenapa Ta?" Tanya Gina heran.
Talisha tak menjawab ia masih kesal karena Reon selalu saja mengikutinya kemana pun ia pergi.
"Bukannya lo abis dari kelasnya Farrel?" Tanya Vina menatap Talisha.
Baru saja Talisha akan bersuara Reon sudah menepuk pundaknya dari belakang.
"Gila lo hebat banget kabur Ta" Ujar Reon dengan napas terengah-engah.
Reon langsung duduk di pinggir Talisha yang kebetulan kosong, lalu ia mengambil air yang baru akan di minum oleh Vina.
Mata Vina melotot karena air yang akan di minum olehnya di ambil oleh Reon secara tiba-tiba.
"Thanks ya" Ucap Reon tersenyum sambil mengembalikan air yang tinggal setengah.
Baru saja Vina akan mengoceh namun Gina lebih dulu menyenggol lengannya.
"Apaan sih" Ucap Vina kesal.
"Itu lo lihat mereka berdua enggak?" Tanya Gina menatap Talisha dan Reon.
"Emang mereka makhluk gaib apa tak terlihat" Jawab Vina masih terbawa suara.
"Maksudnya tuh mereka berdua tuh kayak pasangan yang lagi berantem" Ujar Gina masih menatap keduanya.
Mata Vina langsung mengarah ke arah Talisha dan Reon , matanya menatap keduanya penuh selidik.
"Ta lo pacaran sama dia?" Tanya Vina menunjuk Reon menggunakan dagunya.
Talisha menengok ke arah Vina ia kaget dengan pertanyaan Vina yang tak masuk akal baginya , mana mungkin ia bisa berpacaran dengan makhluk tengil seperti Reon.
Berbanding terbalik dengan Reon , Reon malah tersenyum lebar mendengar pertanyaan itu.
"Emang kita cocok ya kalau jadi pasangan?" Tanya Reon merapihkan penampilannya.
Ketiganya melotot ke arah Reon yang sedang tersenyum lebar menampilkan gigi putihnya.
"Pede banget sih lo!" Ucap Talisha berdiri meninggalkan kantin.
Vina dan Gina menatap Reon heran karena pasalnya Reon baru saja bertemu dengan Talisha tapi sudah berani bertanya seperti itu.
Reon yang merasa di perhatikan pun mengalihkan pandangannya menatap Vina dan Gina secara bergantian.
"Kenapa ngeliat gue kayak gitu?" Tanya Reon mengangkat alisnya.
"Aneh aja" Jawab Gina menatap Reon.
"Lo kan baru kenal sama Talisha tapi kok gue liat kayaknya lo udah kenal banget sama Talisha" Jawab Vina menatap Reon juga.
Reon hanya tersenyum tipis menatap Vani dan Gina, Reon berdiri hendak meninggalkan Vani dan Gina yang masih menatapnya heran.
***
Bel pulang sekolah yang sudah di tunggu-tunggu pun berbunyi , menandakan bahwa jam pelajaran telah selesai.
Banyak murid yang yang berlarian meninggalkan kelasnya masing-masing.
Begitu pun dengan Talisha ia berjalan keluar kelas menuju gerbang depan sekolah.
"Pak Asep" Ucap Talisha menepuk pundak pak Asep.
Pak Asep adalah satpam di sekolahnya, Talisha biasa menunggu supirnya di pos satpam bersama Pak Asep.
"Eh neng Talisha" Ucap Pak Asep tersenyum.
"Nunggu di jemput neng?" Lanjut Pak asep yang masih tersenyum menatapnya.
Talisha menatap Pak Asep lalu menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Pak Asep.
"Yaudah kalau gitu bapak ke toilet dulu ya neng , kebelet" Ucap Pak Asep yang sudah berlari kecil ke dalam sekolah.
Talisha tersenyum menatap Pak Asep yang sudah berlari memasuki gedung sekolah.
Dari jauh Reon menatap Talisha lekat, lalu tersenyum simpul.
Reon menyalakan motornya hendak menghampiri Talisha yang masih berdiri menatap jalanan.
Gerakan Reon terhenti saat melihat Talisha berlari menghampiri seseorang yang sangat ia kenal.
"Farrel!" Seru Talisha berlari menghampiri Farrel.
Reon yang melihat itu mengurungkan niatnya untuk menghampiri Talisha , ia tak ingin senyum itu pudar karena ulahnya.
"Mungkin bukan sekarang waktu yang tepat" Ucap Reon tersenyum masih menatap Talisha lekat.
***
"El..." Panggil seorang gadis berambut pendek.
Seseorang yang di panggil El itu menengok lalu tersenyum.
"Kalau El pergi apa El akan melupakan Rara?" Tanya gadis itu menatap bonekanya.
Lagi - lagi El hanya tersenyum memandang Rara tanpa menjawab.
Sore itu adalah sore terkahir mereka bermain dan mengobrol di taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose
Teen FictionBagaimana jadinya disaat orang yang selama ini kita cari ternyata berada di sekeliling kita tanpa kita sadari? Namun di saat kebahagiaan itu datang satu persatu kebenaran terbongkar, kebenaran yang ga pernah lo percaya bahwa selama ini orang yang lo...