Docapt-24

8.4K 363 19
                                    

Satu bulan kemudian

Semua nya berjalan begitu saja hubungan nya dengan bastian hanya menunggu beberapa hari lagi telah resmi dan diana wanita itu sebentar lagi juga menyusul arsya dan bastian.

Yang berubah adalah ruang kerja nya setelah satu hari saat insiden di malam pertunangan nya arsya menerima surat pengunduran diri dari rindi yang terkesan mendadak dan tanpa alasan.

Dan setelah satu bulan berlalu rico dan jessica resmi berpisah arsya merasa satu bulan lalu seperti sebuah semua nya terjadi secara bersamaan dan masalah teror itu masih arsya terima sampai saat ini.

"Sya, lo kan mau nikah nih. Kenapa nggak coba cerita sama bastian sih masalah ini",diana bersuara setelah arsya menceritakan semua nya dan melihat puluhan kotak teror diruangan arsya.

Arsya bangkit dari duduk nya dan berjalan ke arah jendela yang memperlihatkan setengah penjuru kota ,"gue belum siap aja gitu mau cerita dari mana coba? Gue masih bingung"

"Lo kasih lihat semua kotak ini sama dia"

Arsya berpaling,"lo yakin?"tanya arsya sendiri tidak yakin.

Diana berdiri menghampiri arsya,"harus yakin, kalo lo terus sembunyi bahaya sya, pernikahan lo makin dekat dan kita semua nggak tau apa yang terjadi kedepan"

Arsya menghela napas nya mungkin diana benar sekarang ia harus menceritakan semua nya ke bastian entah apa respon lelaki itu nanti kecewa mungkin.

" thanks  din , lo selalu ngerti gue"

Diana mengelus pundak arsya,"gue selalu dukung semua keputusan lo",ia melirik jam tangan sekilas,"Gue ada jadwal operasi bentar lagi gue duluan"

"Iya, semangat din"ucap arsya yang diselingi acungan jempol diana.

****

Arsya merasa detak jantung nya berdetak lebih cepat tidak yakin tapi pasti wajah bastian yang semula hangat berubah menjadi tatapan dingin ke arah nya.

"Kamu sering dapat kaya gini?",mata bastian tertuju pada kotak warna merah darah yang di bawa arsya.

"....."

"Sya, aku tanya kamu sering dapat kaya gini?"

Arsya mengangguk lalu menatap bastian,"Dari satu bulan yang lalu"

"Itu sudah lama, dan kamu baru cerita sama aku sekarang?"

" im sorry , aku tau ini salah tapi waktu nya belum tepat buat cerita semuanya sama kamu"

"Dengan buat kamu dalam bahaya?"

"Bas-"

Bastian menghela napasnya,"Dengerin aku dulu, kamu masih inget kan kejadian waktu di bandara?"arsya mengangguk "aku sudah feeling pasti ada sesuatu sama kamu, aku tunggu kamu cerita tapi nggak ada juga, waktu malam pertunangan kita tentang ular aku udah yakin pasti ada hal yang ganggu kamu, jadi semua penasaran aku benar kan?", Bastian menatap arsya datar lalu mengalihkan pandangan nya ke arah jalan.

"Bas..."

"Kamu belum yakin sama aku?"

Arsya menggeleng cepat,"bukan gitu maksud aku"

"Maksud kamu tunggu semua nya selesai baru cerita?"celah bastian

"Maaf"

Percakapan mereka terhenti saat panggilan masuk dari ponsel bastian.

"Halo"

"......"

"Oke, gue kesana sekarang"

Panggilan terputus bastian meletakkan ponsel nya di atas meja, lalu beranjak memakai kembali jas nya.

"Aku pergi dulu, ada urusan"

"Bas kita belum selesai"

"Kita bahas lagi nanti , setelah urusan aku selesai aku bakal hubungi kamu, aku duluan kamu hati-hati"

Bastian mengecup kening arsya sekilas menghilang kan sedikit rasa kecewa yang ia rasakan.

Setelah kepergian bastian arsya terduduk lemah menatap ke arah mobil bastian yang hilang dari arah pandang nya, ia menangkup wajah nya dengan kedua tangan menutup air matanya yang mulai mengalir.

"Semuanya sudah terlanjur" batinnya.


My DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang