Kenapa Jadi Aneh?

9.7K 659 38
                                    

Abel's POV

"Dari Reno!"

Aku mengangkat kepalaku, menatap Iren yang sedang menyerahkan sebuah kotak berbentuk hati padaku.

Aku menatapnya bingung, tak mengerti.

"Buat lo, Bel." Iren masih menekankan, gadis manis itu mengulurkan tangannya kearahku.

Aku masih tak berminat mengambilnya.

Sore itu aku, Aliya dan Nanda sedang asik ngobrol di taman setelah kami sudah tidak ada jadwal kelas lagi. Sedangkan Putri sedang di perpustakaan mencari buku.

Tadi memang Iren sempat ijin pergi, sekarang dia kembali dengan sekotak cokelat di tangannya.

"Reno? Siapa?" Tanyaku sambil meraih kotak cokelat itu dengan terpaksa. Kuperhatikan kotak berwarna merah muda itu dengan acuh.

Yaampun hari gini masih ada yang ngirim cokelat bentuk hati kayak gini? Noraknyaaaa!

"Temen gue anak Teknik. Cute banget loh orangnya, Bel!" promosi Iren semangat. "Kayaknya dia naksir tuh sama lo!"

"Ohh.." aku tidak berniat bertanya-tanya soal siapa cowok itu lebih lanjut, aku tidak terlalu peduli. Kalaupun cokelat itu kuambil, itu hanya untuk menghargai Iren.

"Dia juga nitip salam buat lo, salam manis. Hehehehe." Sahut Iren centil.

"Cieee Abel, belom sebulan kuliah di sini udah banyak banget fansnya!" Nanda menggodaku sambil cengengesan.

Kulirik Aliya yang duduk berhadapan denganku, kuperhatikan sejak tadi dia hanya diam tanpa bernafsu menanggapi kami sedikitpun. Dia sibuk memainkan handphonenya. Aahh.... Entah kenapa aku merasa dia mulai bete dengan suasana ini.

"Tapi, gue gak suka cokelat.... Buat lo aja deh, Ren?" Kuserahkan kembali cokelat itu ke tangan Iren dengan paksa.

"Gila lo, kalo Reno tau gue yang makan cokelatnya, bisa digantung gue!" tolak Iren sengit.

"Yaah, yaudah buat lo deh, Nda." Aku menatap Nanda penuh harap.

"Gak ah, nambah-nambahin lemak gue aja!" Nanda mengkibas-kibaskan tangannya.

Iren tertawa renyah. "Udahlah Bel, makan aja. Kali aja jadi doyan cokelat, hihi."

"Tau nih, emang kenapa sih? Lo takut gendut juga kayak gue?" Sambung Nanda.

"Gue gak terlalu suka cokelat." jawabku cepat.

"Terus?"

"Hm?"

"Cokelatnya gimana?"

Abel melirik ke arah Aliya, pasti sia-sia memberi cokelatnya ke Aliya. Aliya memang tidak takut gendut, tapi Abel tau, cokelat dan kerupuk adalah makanan yang paling Aliya benci. Walaupun alasannya rada aneh, tapi dibayar berapapun Aliya pasti tidak akan mau menelannya.

"Put, lo mau cokelat gak?" Aku berteriak ke arah Putri yang baru saja muncul dari ujung koridor.

Dari kejauhan wajah Putri sudah tampak sumringah. "Maulaaahhh!"

Dengan cepat cokelat itupun pindah ke tangan Putri. "Lagi ulang taun, Bel?"

"Bukan, itu dari si Reno." sahut Iren cepat.

"Hah, lagi?"

"Maksudnya?" Tanya Nanda tidak mengerti.

"Fans! Ada lagi yang ngefans sama lo kan, Bel? Kirim-kirim cokelat begini lagi....." Putri tertawa renyah.

ALIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang