Aliya berdiri diujung koridor, sudah hampir sepuluh menit dia disitu. Wajahnya masam memandangi Abel yang berada di halaman kampus sambil tertawa-tawa sama Reno.
Pasalnya sore itu Aliya baru saja dari lapangan softball melihat teman-temannya latihan, dan baru saja hendak beranjak pulang.Namun niatnya terhenti saat melihat Abel masih ada di kampus, bersama Reno pula!
Dua jam yang lalu Abel pamit pulang karna ingin menemui Kakaknya. Tapi melihat Abel malah asik ngobrol sambil bercanda-canda sama Reno di situ, Aliya jadi kesal dan merasa dibohongi.
Sambil menahan kesal, Aliya menghampiri Abel dengan langkah gusar.
Abel sudah melihat kedatangannya sejak Aliya muncul dari tikungan koridor."Aliya!" seru Abel riang.
Obrolannya dengan Reno terhenti sejenak. Abel menarik Aliya duduk disampingnya. "Sini duduk."
Aliya menurutinya, walau wajahnya terlihat malas.
"Gimana latiannya anak-anak? Seru??" tanya Abel sambil menatap Aliya ceria.
Aliya mengangguk sekali, lalu menarik nafas panjang dan menghembuskan aura kekesalan dari wajahnya.
Abel terdiam, dia menangkap sikap gak asik dari Aliya. Abel menyerahkan air mineral miliknya supaya Aliya minum, Aliya meraihnya dan meminumnya sedikit.
Reno tersenyum ramah padanya, Aliya melihatnya, tapi dia membiarkan tanpa membalas sedikitpun senyuman Reno.
"Gimana tangannya, Al? Udah mendingan?" tanya Reno basa-basi, sejenak dia memandangi tangan Aliya yang masih di bebat.
"He-em.."
Abel menatap Reno dengan gak enak hati, dia takut Reno tersinggung dengan sikap Aliya. Beberapa kali Abel berusaha tersenyum pada Reno untuk menutupi sikap Aliya.
"Kenapa sih, Al? Jutek gitu?? Gak biasanya deh.." bisik Abel penasaran, daritadi Aliya tidak merespon setiap pertanyaannya dengan baik.
Aliya menggeleng. Dia malah sibuk meminum minumannya kembali, meneguknya agak banyak.
Suasana hatinya yang masih panas membutuhkan banyak cairan supaya suhunya menurun. Ingin sekali Aliya mengungkapkan kekesalannya, namun Aliya gak mau melakukannya sekarang karena masih ada Reno.
Tapi apa haknya? Siapa dia hingga berani memarahi dan mengkomplen Abel berduaan dengan cowok lain?? Bisa-bisa Abel malah menganggapnya aneh dan pergi menjauh.
Aliya jadi tambah kesal sendiri karna menyadari hal itu.Reno yang kebetulan daritadi menangkap hawa gak enak dari Aliya, langsung berusaha beranjak dari situ. Dia pikir mungkin Abel dan Aliya sedang bertengkar, dan dia gak mau ganggu.
Kalo dua cewek udah berantem urusannya bisa panjang. Reno gak mau ikutan ribet.
"Emm, ya udah deh Bel, gue ke kantin dulu ya? Ditungguin anak-anak disana." pamit Reno.
Dia berdiri dan pergi setelah sebelumnya meninggalkan senyuman perpisahan yang mesra untuk Abel, dan mengangguk pada Aliya sambil beranjak.Abel membiarkan Reno pergi. Setelah itu dia kembali menatap Aliya serius, keningnya berkerut memandang Aliya. "Al.. kenapa?"
Aliya yang dari tadi menatap kebawah kini membalas tatapan Abel dengan wajah malas.
"Ngapain lo masih ada disini? Bukannya tadi udah janjian sama Kakak lo??" Aliya langsung to the point sama Abel.
"Oh, itu,, tadi sih gue udah sampe parkiran, tapi gue inget kalo gue ada janji buat nemuin pak Henry di ruang Dosen. Lumayan lama gue disana, trus gue inget lo masih di lapangan, jadi sekalian gue tungguin aja biar kita pulang bareng." jawab Abel jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIYA
Fanfiction(GxG story) Aliya dan Abel saling mencintai tapi sama-sama menutup perasaannya masing-masing karena takut kehilangan jika harus jujur. Yang satunya berjuang. Dan yang satunya lagi sibuk bermain dengan pemikiranya sendiri. Akankah mereka bisa menyat...