Pregnant

888 91 5
                                    

     "Makasih ya, udah mau nganterin." Ujar Mina sambil tersenyum simpul. Laki-laki di sebelahnya mengangguk sembari membalas senyuman manis Mina. Tetapi senyum pria ini tak kalah manis dari Mina. Ketika melihatnya tersenyum, rasanya muncul lengkungan pelangi di relung hati.

Mina pun mengetok pintu rumah. Nampak Jihyo yang membuka kan pintu.

"Kok malem banget kak?" Tanya Jihyo. Karena tidak biasanya Kakaknya itu pulang hampir tengah malam.

"Iya tadi banyak kerjaan. Itu, banyak yang pesen. Jadi kakak masih gambar-gambar."

Di ruang tengah  Sehun masih terjaga. "Belum tidur?" Sapa Mina. 

"Eh, kakak baru pulang?" Tanya Sehun yang sedang mengunyah keripik.

"Iya Hun. Udah malem, tidur gih! Nanti susah di bangunin lagi. Emang kamu ga kerja?"  Sehun menggeleng. Sorot mata Mina beralih ke Jihyo. Jihyo yang mengerti pertanyaan yang sama akan di lontarkan padanya langsung berkata, "Dosen pembimbing aku lagi di Eropa kak. Baru balik lusa." Mina mengangguk mengerti. Ia pun berlalu ke kamarnya.


🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️

"Ueghh.....ueghhhhh....," Mina yang sedang memasak terpaksa mematikan kompor dan beralih menuju wastafel. Memuntahkan semua isi perutnya disana. Chenle yang baru keluar kamar langsung berlari dan mengurut tengkuk Mina.

"Eh, Kakak kenapa Le?" Jennie tiba-tiba muncul menghampiri mereka berdua.

"Ga tau nih. Neng, bisa bikinin jahe anget ga?  atau apa gitu.. buat kak Mina." Jennie mengangguk mengiyakan Chenle. Lalu bergegas mengambil gelas dan menggeprek jahe.

"Kakak ga papa?" Tanya Chenle pada Mina yang sekarang sedang duduk di lantai memegangi perutnya. Mina hanya menggeleng kecil. Mungkin raga nya tidak kuat bahkan untuk berbicara.

"Kakak istirahat ya.... Kakak kuat berdiri?" Tanya Chenle lagi. Mina menggeleng lagi. Demi Tuhan. Kakinya lemas seperti tak bertulang saat ini.

"Ini kak minumnya." Jennie menyodorkan mug rilakuma kesayangan Sehun. Biasanya Sehun akan mengamuk jika melihat orang lain minum dengan mug itu. Tapi apa boleh buat, hanya gelas itu yang tersisa. Yang lainnya masih kotor belum sempat Mina cuci.

"Loh, Kakak....." Jongin menuruni tangga dengan tergesa.

"Bang, tolong bawa Kak Mina ke kamar dong! Kak Mina ga kuat jalan." Jongin mengangguki permintaan Chenle. Lalu Jongin menggendong Mina ala bridal style. Sedang kembarannya membuntuti sambil membawa minuman jahe.

Jongin membaringkan Mina di ranjangnya. Lalu menutupi tubuh kurus itu dengan selimut.

"Ini diminum ya Kak. Keburu dingin." Jennie meletakkan ramuan jahe nya di meja nakas.

"Kakak mau makan apa?" Tanya Jongin. Mina menggeleng lemah. Perutnya serasa di remas-remas oleh kepalan sekeras besi sekarang. Selera makannya menghilang. 

"Roti pisang setahu gue bisa meringankan mual deh bang." Ujar Jennie.

"Ya udah, ayok. Buruan bikin. Ntar kita telat loh." Seru Jongin. Ketika hendak keluar dari pintu kamar, "Jongin..." lirih Mina memanggil. Sontak Jongin dan Jennje menoleh. Tenaganya memang terasa habis sekarang. Tetapi dia rasa ini harus dia katakan.

"Jangan ngebut!" Mina kemudian tersenyum di antara pipinya yang pucat.

"Iya kak. Udah... kakak istirahat aja." Jawab Jongin.

🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️

Mina membuka matanya. Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 9. Perutnya sudah tidak sakit lagi. Tapi masih mual. Kemudian dia memutuskan untuk beranjak. Di bawah, pekerjaan sedang menunggunya. Piring-piring kotor, baju kotor. Dan banyak lagi. Ia menuruni tangga mendapati Sehun yang membuka pintu kulkas. Sepertinya pria yang nyaris albino itu sedang mencari makanan. Penampilannya necis. Tumben sekali dasinya rapi.

"Loh, Hun. Katanya ga kerja.?" Tegur Mina.

"Iya nih kak, ada  meeting mendadak. Loh kakak katanya sakit?"

"Ngga kok. Cuma sedikit mual. Kamu mau makan? Sebentar ya kakak masakin dulu." Mina mengambil beberapa sayuran.

"Ga usah kak. Aku cuma nyari susu kok. Lagian nanti pasti dapat makanan. Hehe. Kakak istirahat aja." Mata tajam Sehun akhirnya menemukan susu sapi segar yang ia cari sedari tadi.

"Aku berangkat ya kak..." pamut Sehun.

"Hati-hati Hun!"

Baru menggapai knop pintu, Sehun berbalik. "Kakak mau aku bawain susu beruang? Aku cuma meeting 2 jam kok Kak..." tawar Sehun. "Emmm.. boleh deh."

Tbc

SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang