Cute Vanka

263 24 1
                                    

Kring..... kring..... kring......

"Ah akhirnya bunyi juga bel pulang, sumpek gue lama-lama belajar sejarah yang pokok bahasannya masa lalu mulu." Keluh vano

"Kalau lo sumpek belajar gausah sekolah aja sekalian." Balas chaca sinis

"Bukan gitu maksud gue, gue tuh males aja belajar masa lalu, gak ada faedahnya. Kalau misalnya belajar tentang masa depan gue sama lo nantinya sih gue bakalan semangat '45."

"Alah, banyak bacot lo. Udah ah gue mau pulang dan membebaskan diri dari jin seperti lo."

"Kok langsung pulang sih? Kamu gak mau nge-date dulu sama aku?"

"Idih, geli gue denger lo ngomong aku-kamuan gitu. Jatuhnya kaya banci tau lo ngomong gitu."

"Kok kamu ngomongnya gitu sih beb? Kan aku sakit dengernya:( " ujar vano dengan ekspresi yang arghhhh damn, he is so cute!

"Udah ah kaa, gue enek dengerin lo ngomong."

"Apa? Lo manggil gue apa barusan?"

"Vanka, benerkan itu nama lo?"

"Unchhhh so sweet nya chaca-ku . Sekarang udah mulai pakai panggilan sayang ya?"

"Pede banget sih lo!! Itu kan emang nama asli lo."

"Iya juga sih, tapi kan panggilang gue itu vano bukan vanka."

"Yaudah. Gue bakal manggil lo vano. Bereskan?"

"Jangan!!!"

"Kenapa?"

"Lo tetap panggil gue vanka aja, gue suka denger nama itu keluar dari bibir lo."

"Gak."

"Gak apa kali chaa beda dari yang lain, kan unyuu."

"Unyu pala lo peyang."

"Yashh right, pala gue emang unyuu. Apalagi di bagian wajah, unyuu banget. Iya kan?" Sombong vano

"Semerdeka lo aja deh, gue mau pulang dulu byeeee!!!"

"Takecare sayangku."

Chaca hanya mengabaikan vano dan berlalu cepat untuk menuju parkiran.

*****

"Arghh, kok motor gue bocor sih? Kan tadi pagi baik-baik aja." Chaca ber-monolog dengan dirinya sendiri.

Vano yang sedang berjalan melewati lorong pun heran dengan apa yang sedang dilakukan chaca, sebab chaca sudah meninggalkan kelas sejak 15 menit yang lalu namun hingga kini ia belum juga meninggalkan sekolah.

"Kenapa motor lo cha?" Tanya vano penasaran

"Bukan urusan lo."

"Ditanyain baik-baik juga elah."

"Gue juga gak minta lo tanyain."

"Ya iyalah, lo kan mintanya gue kasihi dan sayangi. Benerkan?" Ujar vano seraya menyipitkan matanya

"......"

"By the way cha motor lo kenapa?"

"Gak liat lo ini motor gue bocor ban."

"Santai aja kali ngomongnya cha, gak perlu ketus juga."

"Lo sih yang bikin gue emosional terus."

"Yang ada gue bikin kangen kali."

"Dihhh."

"Yaudah ayo." Seru vano

"Ayo apaan?"

"Ya, ayo pulanglah."

"Maksud lo apaan sih?"

"Lo lemot banget sih chaa, kan motor lo bocor ni ya terus setau gue deket sini gak ada bengkel. Kalaupun ada mungkin kira-kira 2 kilometer-an dari sini."

"Gak ah, lo duluan aja."

"Terus lo pulang pakai apa?"

"Masih banyak kali kendaraan umum disini, ada angkot juga."

"Yakin berani naik angkot?"

" ya....ya..aa berani lah masa engga." Jawab chaca terbata-bata

"Berani apa berani hm." Goda vano

"Ya beranilah, kan gue beda dari cewek yang lain."

"Iya, lo beda. Dan itu yang bikin gue makin tertarik sama lo." Batin vano

"Gak usah sok jual mahal kali cha, ntar kalau terjadi sesuatu gue gak bakal mau tanggung jawab ya. Gue udah mau pulang nih, jadi lo bakal bareng atau enggak?" Tanya vano sekali lagi meyakinkan

"Kalau gue pulang sama lo, terus motor gue gimana?"

"Ya tinggal aja dulu di sekolahan, ini gue bawa gembok biar motor lo aman."

"Terus kalau motor gue ditinggal, besok pagi gue pergi sekolahnya gimana?" Tanya chaca polos.

"Ekhem."

"Kenapa?"

"Lo kode gue ya biar jemput lo berangkat sekolah? By the way gue ini type cowok pekaan loh."

"Aishhh, bukan itu maksud gue."

"Terserah lo deh chaa, ayo buruan pulang soalnya sebentar lagi bakalan hujan. Liat tuh langit udah mendung banget."

"Iyaiya."

Vano pun mengiring chaca untuk berjalan menuju tempat mobil vano diparkirkan. Yapp, mommy vano mengabulkan keinginan vano untuk mempunyai mobil pribadi

"Van, lo bawa mobil ke sekolah?"

"Iya, emang kenapa? Ada yang salah?"

"Bukan gitu, tapi kan di sekolah kita siswa gak dibolehin bawa kendaraan roda empat ke sekolah."

"Tenang, gue udah minta izin ke kepsek kok."

"Ha kok bisa sih? Si dino yang keponakan kepsek aja gak dikasih izin."

"Itu mah kecil bagi gue." Sombong vano

"Ah serah lo deh, buruan balik ntar keburu hujan."

"Iyaiyaa tuan puteri, harap sabar sebentar. Pangeran sedang memasang seatbelt."

"Vano, please ya kalau didepan gue jangan pasang tampang sok imut gitu. Gue gampar baru tau rasa lo, geli gue."

"Ishhhh, kan kadar ketampanan gue jadi bertambah dengan ekspresi seperti itu."

"Kata siapa?"

"Kata mommy gue."

"Cihh, anak mami ternyata."

"Sok tau lo."

"....."

Mobil vano pun mulai meninggalkan perkarangan sekolah dan mulai menyisiri kemacetan di kota Jakarta. Saat di perjalanan, keheningan menyelimuti mereka berdua. Sampai beberapa lama akhirnya vano bersuara.

"Alamat lo dimana?"

"Ah? Oh iya di komplek permata asri."

"Oke."

Sesampai vano mengantarkan chaca pada tujuan, chaca pun langsung turun hanya dengan satu kata

"Makasih." Chaca berbicara dengan sangat singkat, padat, dan jelas

"Oke."

Setelah itu chaca berlalu dengan sangat cepat untuk masuk kedalam rumahnya tanpa berbasa-basi terlebih dahulu kepada vano

"Anjirrr, cuek banget tuh cewek. Udah gue anter pulang juga, nyuruh mampir aja enggak sama sekali."

Kemudian vano pun langsung berbalik arah untuk menuju rumahnya

*****

Sekali lagi makasih ya buat para readers yang setia sama cerita aku, nantikan terus Annoying Cute Boy setiap harinya ❣❣

Thankyou

Annoying Cute BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang