Salsabilla Maulika

325 28 1
                                    

"Sayang, ayo buruan bangun! Udah jam berapa ini bisa-bisa nanti kamu terlambat berangkat sekolah." Seru Santika membangunkan anak semata wayangnya yang masih terlelap dengan manis.

"Akhhhh, sebentar lagi mah. Chaca masih ngantuk nih, baru tidur sekitar 2 jam-an yang lalu." Ujar chaca kepada sang mama tercinta.

"Yasudah, terserah kamu saja. Mama gak mau tau ya kalau nanti kamu bakalan disuruh bersihin toilet karena telat berangkat sekolah lagi." Ucap santika seraya meninggalkan kamar sang anak.

Mendengat kata membersihkan toilet membuat chaca teringat bahwa jam pertama ia akan belajar dengan pak Wahyu, guru killer di SMA Garuda. Ketika melihat pada jam dinding kesayangannya yang bercorak doraemon langsung saja membuatnya membelalakkan mata.

"Yaampun, udah jam 06.15. Bisa-bisa gue terlambat dan dapet hukuman dari pak wahyu." Batin chaca

" Mahhhhhh, kok baru bangunin chaca jam segini sih." Teriak chaca menggelegar dari lantai atas.

Setelah bersiap-siap dengan waktu yang bisa dikatakan cukup singkatt, chaca langsung bergegas menuju lantai bawah dan meminum susu buatan mama serta memasukkan kotak bekal yang sudah disediakan mama kedalam tas.

Kemudian chaca langsung melesat ke garasi untuk mengambil motor matic-nya dan mengendarainya diatas kecepatan rata-rata. Ya, keadaan jalan saat ini dapat dikatakan cukup sepi karena chaca sedang melalui jalan pitas agar cepat sampai ke sekolah.

Saat sampai di sekolah, gerbang baru saja akan dututup oleh satpam yang sedang bertugas, namanya pak Jojon. Namun karena melihat masih ada celah pagar yang masih terbuka chaca tidak menyia-nyiakan kesempatan, ia langsung saja memencet klakson motor-nya yang membuat pak Jojon terkejut dan mengelus-elus dadanya.

Sesampainya di kelas --X IPA 2--, chaca langsung saja melesat ke pojokan kelas yang menjadi singgasananya dan menekukkan kepalanya serta memejamkan matanya. Ya, ia akan melanjutkan tidurnya di kelas.

Tak sampai beberapa menit, chaca tampak sudah terlelap begitu damai. Teman-teman yang lain pun hanya menggelengkan kepala, sebab sudah menjadi hal yang sangat lumrah jika Salsabila Maulika tertidur di kelas.

Jelang beberapa saat, tampak seorang pria paruh baya masuk sambil menjenjeng buku tebal yang bertuliskan MATEMATIKA. Ya, pria itu adalah pak Wahyu, guru terkiller di sekolah chaca. Tapi ada yang tampak berbeda ketika pak Wahyu masuk. Bukan. Bukan penampilan-nya lah yang berbeda. Penampilannya masih tetap sama dengan rambut klimis serta kacamata yang bertengger di hidung mancung-nya. Jika dilihat dari segi penampilan, pak Wahyu jauh dari kata sangar dan kejam dengan wajah yang masih bersih dan dapat dikategorikan tampan apabila disandingkan dengan pria seumurannya. Tapi pendapat tersebut akan ditelan langsung saat telah mendengar bagaimana pak Wahyu berbicara dengan suara yang besar, keras, dan juga tegas. By the way, kenapa jadi mendeskripsikan bagaimana pah Wahyu itu sih. Baiklah, kembali ke topik awal. Ada yang tampak berbeda ketika pak Wahyu memasuki kelas, bukan karena penampilannya, akan tetapi karena seorang remaja yang mengekor dibelakangnya. Ya, sepertinya itu murid baru.

Anak sekelas pun -kecuali chaca tentunya, ia masih terlelap dengan sangat damai dikursi pojokan kelas- tercengang dengan ketampanan murid baru yang datang bersama pak Wahyu barusan. Jika dilihat dari wajah tampannya, sepertinya ia bukan orang asli Indonesia. Wajahnya terlihat seperti seorang bule atau mungkin juga blasteran.

"Baiklah, perkenalkan dirimu didepan kelas." Ucap pak Wahyu kepada murid baru itu dengan suara beratnya.

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Devano Anggara Rivanka, saya pindahan dari Bandung." Ujar vano memperkenalkan dirinya dengan sangat singkat, padat, dan jelas.

Annoying Cute BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang