part 12

175 6 0
                                    

Location : Rumah sakit citra mempesona

tut tut tut  suara alat jantung berbunyi hening. Berbagai selang di hubungkan ke anggota badan william. Ia hanya tertidur dengan oksigen di mulutnya.

Ceklek

Suster datang memeriksa keadaan william dan mengganti obat bius.

.
Gwen berlari ke arah pusat informasi. Dengan cepat gwen menanyakan william tanpa basa basi. "Sus,hm sa saya ingin william ehm william" ucap gwen yg tak nyambung.samuel yang melihatnya langsung menoleh ke arah suster nya "hm sus,saya mau jenguk william.ada dikamar nomor berapa ya?" tanya samuel sopan. Suster itu mengangguk mengerti dan menjawab "oh yg tadi saya telfon ya?ananda william masih diruang UGD mas.jadi jika mau jenguk harus tunggu pasien dipindahkan ke ruang ICU." jelas suster. Samuel mengangguk mengerti,"kalo gitu UGD nya di sebelah mana ya?" tanya samuel,"mas tinggal lurus aja dari sini nanti belok kiri terus ke kanan" jawab suster sambil menunjukan arahnya. "Klo gitu makasih sus" jawab samuel yang kaget karna gwen sudah berlari duluan meninggalkan samuel yg masih didepan meja administrasi.

Gwen menangis deras seperti hujan yang disertai petir dan kilat. Gwen menatap william yang tertidur pulas tidak sadarkan diri. Gwen terus menangis memandangi william. Samuel tidak tega melihat gwen. Gwen terduduk lemas didepan pitu UGD. Samuel hanya bisa melihat gwen dari jarak yg lumayan jauh.

"Lo bener bener gak punya otak wil.di saat lo udah mempunyai kebahagiaan,lo malah menyia nyiakan nya.lo malah berbuat yang membahayakan diri lo sendiri. Lo buat kebahagiaan lo itu jadi kesedihan lo juga. Lo goblok wil.lo egois. Mana william yang gw kenal.william yang selalu diam dengan masalah nya,yang selalu diam atas keputusan siapapun.mana lo ?" batin samuel dalam pikiran sambil memekal tangannya dengan kencang. Rasanya samuel ingin menonjok muka william sampai babak belur. Samuel tidak suka dengan william yang lemah seperti ini. Tanpa sadar william meneteskan air matanya.
Samuel menangis. Hal yang langka,memang. Satu hal yang harus kalian tau,kelemahan samuel adalah melihat kedua sahabatnya lemah.
Samuel menghapus air matanya dan mendekat ke arah gwen yang masih menangis. Samuel jongkok tepat didepan gwen. Samuel menepuk pundak gwen memberikan ketenangan. "Lo gaboleh kaya gini.lo harus tenang." ucap samuel yang masih menahan tangis nya. Tanpa basa basi,gwen langsung memeluk samuel. Gwen tidak bisa menahan nya,karna ia benar benar butuh kehangatan sekarang. Samuel masih terkaku ditempat.ia tak tahu harus apa. Samuel tidak ingin mengkhianati william karna pelukan ini. Dengan itu,samuel langsung melepaskan pelukan gwen dengan cepat. Gwen menghapus air matanya,dan berkata "sorry,gw..gw" gwen tidak tahu harus berkata apa. "Gakpapa,gw paham" jawab samuel tersenyum manis. Tiba tiba ada suster yang keluar dari ruang UGD. Samuel dan gwen cepat berdiri
"Hm sus gimana william?" tanya gwen kwatir."pasien masih tidak sadarkan diri.dan masih belum bisa diganggu"jawab suster nya yang langsung pergi.gwen duduk lemas. Dan pikiran nya hanyalah william. Ia flashback apa yg dilakukan william padanya.tanpa sadar,gwen tersenyum sendiri. Samuel yang berada disampingnya pun langsung berdiri kembali,melihat keadaan william lewat jendela. Samuel terus berkata dalam batin. "Keadaan lo yang kaya gini,orang tua lo masih belum ada. Lo harus kuat bro.lo william alvaro. Lo harus kuat.masih banyak yg sayang sama lo.lo juga harus ingat.sekarang lo punya gwen. Gwen yang selalu ada buat lo,yang bakal terus mengisi hari hari lo yang gelap jadi bewarna.".

Come left  [COMPLECATED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang