part 15

175 6 0
                                    

Gwen berjalan menuju kantin. Ia ke kantin bukan untuk makan,tetapi pergi mencari william. Sejak pagi sampai sekarang gwen belum melihat batang hidung william.

William yang tengah asik dengan sebatang rokok nya di rooftop. Dengan kaki dilentangkan.

Gwen mencari keberadaan william di kantin. Tapi hasilnya nihil. Gwen melihat ada ivan disana..

"Van,liat william?" tanya gwen tanpa basa basi

Ivan menggelengkan kepala nya dengan santai sebagi jawaban tidak pada gwen.

Gwen mengerutkan keningnya,menggaruk rambut nya yg tidak gatal

"Trus dia dimana van?" tanya gwen kembali dengan nada kawathir

Ivan menoleh ke arah gwen, "coba lo cek ke rooftop". Jawab ivan yg kembali menatap ponselnya

Gwen berdecak kesal,dan berlari ke rooftop.

🍃🍃🍃

Sebatang rokok telah habis,dan william mengeluarkan satu batang rokok lagi untuk nafsunya. William menyalakan korek api,dan mulai bermain dengan asap

Tiba - tiba gwen datang dan menampar pipi william dengan keras.

William mematikan rokoknya dan mengerutkan kening. Mengapa perempuan ini menamparnya?. William memegang pipi sebelah kanannya yang bisa dibilang sakit.

Gwen mengatur nafasnya untuk memulai bicara.

Hening.

William meringis kesakitan karna tamparan,gwen terlihat engos engosan dengan nafasnya

Tidak ada pembicaraan diantara mereka

Tanpa diduga gwen terduduk lemah di lantai rooftop. Menyembunyikan wajahnya dari william.

William mengerutkan keningnya,lagi lagi ia bingung.

Gwen, ada apa sama kamu? Batin william

William menjajarkan posisi duduknya seperti gwen

William mendengar isak tangis gwen. William tidak tahu ada apa dengan perempuan ini,datang menampar menangis.

Perlahan william menarik tangan gwen untuk tidak menyembunyikan wajahnya.

Namun gwen benar benar ingin menyembunyikan kesedihan nya

William membuang nafas dengan kasar,dan mulai bicara

"Gwen..jelasin sama aku.kamu kenapa?"

Tidak ada jawaban. Yang hanya terdengar hanya tangisan gwen yang makin menjadi

William tidak bisa melihatnya seperti ini.apa yang harus ia lakukannnn !

"Gwen,jelasin sama aku !"

"Kenapa kamu nangis kaya gini?"

"Siapa yang berani nyakitin kamu? Bilang sama aku !"

"Gwen ! Bilang sama aku" ucap william yang menekan

Gwen membuka wajahnya dengan tangannya.

"Aku gak mau kamu kenapa napa" ucap gwen yang berusaha agar tidak menangis lagi

William mengerutkan kening, mendekap wajah gwen dengan tangannya.

"apa maksud kamu?" tanya william

"Barusan kamu ngerokok lagi kan. Aku gak suka kamu ngerokok wil. Sama aja kamu pengen ninggalin aku lewat rokok!" ucap gwen marah

William tidak berani melawan gwen dengan kondisi marah seperti ini. Ia memilih untuk diam daripada melawan

"Maaf " lirih william

"Buat apa?"

"Maaf klo aku ngeroko,dan itu buat kamu ga suka"
Jelas william sambil mengelus pipi gwen

"Wil,aku mau ngomong sesuatu sama kamu." ucap gwen mendadak membuat william memiliki perasaan tidak enak

"Tapi gak sekarang. Ada waktunya" ucap gwen dengan tersenyum..

William merasakan firasat tidak enak setelah ini. Apa lagi yg akan terjadi.

Gwen berdiri dan perlahan meninggalkan william di rooftop,tpi langkahnya ditahan oleh william.

Gwen terjatuh dalam pelukannya, william memeluk gwen dengan eratt.gwen hanya bisa mematung

"Liam?" ucap gwen pelan

Ucapan itu malah membuat pelukan itu semakin erat

Gwen merasakan nafas terengah engah william. Dan merasakan william berkata sesuatu..

"Jangan pernah tinggalin aku.jangan pernah" bisik william yang menaruh kepalanya di bahu gwen

Gwen yang mendengar itu meneteskan air mata,dan membalas pelukan itu dengan pnuh kasih sayang


Tapi aku harus pergi, maaf batin gwen

☀☀☀

Come left  [COMPLECATED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang