Ladies' First! 4!

88 13 3
                                    

    Sial!

   Aku dinodai oleh member EXO kemarin malam, ingin rasanya aku menghardik dan meminta tanggung jawab jika nantinya aku hamil. Hah! Aku menghapus semua itu dari kepalaku, ini bukan pertamanya aku nodai tapi sudah berkali kali dinodai, jadi nanti kalau aku hamil, aku tidak tahu itu anak siapa. Nasib wanita jalang!

   Aku mengamati sohyun dan sohye yg bersiap siap berangkat kerja, bukan kata 'kerja', yg paling tepat adalah 'menjual diri'. Mereka berdua tampak ceria dan sangat bersemangat untuk hari pertama mereka menjual diri mereka di bar sialan itu!

   "Eonnie, kenapa wajahmu terlihat kusut.."  aku memeluk lututku yg sedang duduk di sofa depan TV. "Tidak papa.."  setelah itu aku memanyunkan bibir ku. Sohyun dan sohye saling tukar pandang seperti sedang berbicara menggunakan bahasa isyarat, lalu sohye menggelengkan kepalanya dan sohyun membalas dengan mengedikkan bahunya. Mereka benar benar terlihat lucu, dan sangat tidak wajar dengan pekerjaannya.

   Terkadang aku harus mengasihani hidup mereka berdua, walau hidupku lebih memprihatinkan. Mereka saudara beda ibu satu ayah, ya pasti semua tahu apa maksudku. Ya, benar. Ibu mereka sama seperti kami, seorang wanita jalang, jadi terkadang mereka tidak begitu aneh ataupun risih dengan pekerjaan mereka sekarang karna sudah biasa kesehariannya melihat ibu mereka menjual diri.

   Aku menghembuskan nafasku kasar, aku benar benar lelah setelah berjuang tadi malam. Tapi ngomong ngomong, lay adalah pria pertama yg memiliki kesan sangat lembut dalam memainkan pasangannya, tidak seperti pria biasanya yg kasar dan membuat kami merasa sakit. Bayangkan saja, mau menciumku saja lay pakai acara minta izin dulu padaku, seperti anak kecil yg minta izin pergi main pada ibunya.

   Ya, ya, ya.. Ku akui aku sekarang rindu padanya, tapi apalah daya, aku hanya atau bagaikan 'boneka seks' nya saja. Aku tidak memiliki arti apapun di hidupnya, tapi terkadang aku merasa ada yg sakit didalam hatiku yg paling dalam saat merasa seperti tissue, dipakai lalu dibuang, mengenaskan bukan?

   Sudahlah, sudah ku bilang beribu ribu kali bahwa ini adalah takdir wanita hina seperti ku ini. Berharap dinikahi, itu mungkin hanya sebuah bayangan kuno bagi kami, lagipula siapa yg mau menikahi wanita bekas seperti kami, wanita sampah yg patut dihempaskan. Tapi setidaknya kami sedikit berharga bagi mereka yg tak pernah puas dengan istri istri mereka.

   Aku tidak tahu, apa aku patut diberi penghargaan atas pekerjaan ku atau disia siakan saja. Aku tidak butuh penghargaan, toh untuk apa sebuah perhargaan bagiku? Yang kubutuhkan hanya seseorang yg tulus menerima ku apa adanya, walau sebenarnya itu hanya sebuah mimpi.

   "Yaa.. Bagaimana malam mu?"  chaeyeon mengaup, mungkin dia masih lelah. Karna aku tidak sengaja melihatnya, pertama bersama winwin NCT di lorong kantor, lalu keluar dari pintu sebuah hotel yg bersebelahan di bar tempat kami bekerja, dan terakhir keluar dari kamar hotel yg aku kunjungi dengan lay tadi malam. Ya, dia melayani 3 orang pria dalam satu malam, habis ini aku harus memberinya sebuah penghargan 'Strong Women Jung Chaeyeon' :v

   "Sama seperti biasa..kau?"  dia ikut duduk di sofa dekat ku, "hmm.. Ya berjalan seperti biasa, tapi jujur aku agak sedikit aneh jika yg kulayani para artis atau idol seperti itu.."  chaeyeon menyandarkan kepalanya di pinggiran tepi sofa sambil memejamkan matanya. "Aku biasa saja tuh.. Mereka juga manusia seperti pria biasanya juga kan, jadi untuk apa merasa canggung.."  ya benar, semua pria itu sama saja, tidak ada yg berbeda maupun spesial.

   Drrtt..drrtt..drrtt.. Chaeyeon membuka matanya reflek sambil merogoh rogoh saku baju dan celananya. Iya, tadi memang ada suara pesan masuk dari sebuah hp tapi aku tidak tahu itu dari hp ku atau hp nya. Aku mengambil hp ku, saat aku membukanya, terdapat satu pesan dari Lay. Chaeyeon menatapku galak, "hp mu itu membuat jantungku mau copot rasanya, karena kukira ada pria yg menghubungiku.."  ucap chaeyeon sebal, aku hanya meringis.

Lay EXO
Bisa kita bertemu??

Lay EXO
Cepat jawab pesan ku..

Lay EXO
Atau mau ku jemput??

Pinky
Tidak usah..

Pinky
Share lokasinya, 15 menit lagi aku datang..

Lay EXO
Ne, jangan lama lama..

   Aku tidak membalas pesan terakhirnya, aku bingung harus melakukan apa, dan yg paling membuatku panik adalah pertanyaan 'kenapa lay mengajak ketemuan?? Padahal aku sudah tidak punya urusan dengannya selain hari rabu.' . Aku mengamati chaeyeon sebentar, ia terlihat ketiduran di tempatnya, aduh aku merasa pusing kalau begini jadinya.

   Semoga kali ini tuhan mau berbaik hati padaku agar Lay tidak melakukan hal aneh padaku nanti..

***

   "Akhirnya kau datang juga.."  Lay berdiri dari kursinya, lalu menyambutku dengan pelukannya yg hangat, bikin melting saja. "Heh.. Jaga sikapmu, nanti kalau fans mu tau bagaimana?? Kau tidak mau kan kalau tiba wajahmu terpampang disebuah berita karna ketahuan memeluk seorang pelacur.."  dia hanya mengangguk kan kepalanya mengerti.

   "Sudahlah, cepat katakan, apa yg mau kau bicarakan?? Aku tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan pembicaraan mu itu.."  plak, ingin rasanya aku menampar mulutku karna berbicara tak beraturan seperti itu, padahal aku tahu kalau dia adalah tempat aku menghasilkan uang. Lay menggenggam kedua tanganku sambil menatapku serius, aku hanya menatapnya datar dengan muka dingin ku itu, sedingin mayat.

   "Aku mau kita lebih serius dari ini.."  aku memutar bola mataku, tidak mengerti maksud perkataannya. "Memangnya yg tadi malam itu belum serius ya?? Itu salahmu sendiri karna bersikap terlalu lembut, kau kira kau sedang berhadapan dengan seorang bayi.."  ucapku sewot, ya aku benar donk, itukan salahnya sendiri melakukannya dengan sangat lembut dan pelan, membuatku tidak bergairah saja-,-

   "Bukan itu yg kumaksudkan, tapi aku serius ingin melamarmu menjadi istriku.." teng. Apa? Apa yg baru saja ia katakan? Aku tidak salah dengarkan? Dia ingin melamarku? Basi. "Hentikan candaanmu, dengar ya, aku memotong semua waktu berharga ku hanya demi menemui mu, tapi kau malah mengajakku bercanda.. sudahlah aku tidak punya waktu, bye.."  aku berdiri lalu meninggalkannya di cafe ini. Siapa suruh bercanda, dia kira candaannya yg barusan itu lucu?

   Brukk.. "Aduh.."  aku kembali memegang jidatku, entah kenapa hari hari ini aku sering terjedot sesuatu, kemarin terjedot dada pria tinggi itu, lalu sekarang siapa lagi? "Kau tidak papa??"  sebuah tangan menyentuh dahiku, aku mengangkat kepalaku untuk mengamati siapa yg menabrak ku atau yg kutabrak.

   Aku membelalakkan mataku, terkejut. "Dia kan..

***

Bersambung

Ladies' First! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang