Dia kan..
Pria tinggi yg tidak sengaja aku tabrak di bar kemarin! Oh tidak, bagaimana ini. Dia terus mengamati ku sambil mengelus elus dahiku pelan menggunakan jari jari tangannya. "Ya aku tidak papa.." dia menyingkirkan tangannya dari dahiku. "Maaf sudah menabrakmu dua kali.." pria itu hanya tersenyum cool sambil menganggukkan kepalanya lucu.
"Hmm.. Gwencana, aku Ryder.. Siapa namamu??" dia menyodorkan tangannya yg langsung kusambut, "panggil saja aku pinky.." jawabku sambil tersenyum lebih lebar darinya, tersadar, kami langsung melepaskan salaman kami, jujur aku malu sekali, mungkin pipiku berubah menjadi merah seperti bunga mawar yg sedang bermekaran.
"Hmm.. Aku duluan ya" aku menundukkan kepalaku sambil berjalan pelan melewati sampingnya. Demi dewi fortuna! Aku tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaanku sekarang, ini benar benar.. Menyenangkan!
***
"Aku pulang..". Aku memasuki rumah sambil mengucapkan salam, padahal biasanya tidak pernah sesopan itu, ayolah wanita kotor seperti ku ini tidak pantas bersikap terlalu sopan, iya kan?
"Hmm.. Apa apaan ini? Pulang pulang sambil tersenyum senyum sendiri.." somi bertanya padaku yg sedang menonton TV diruang tengah. Lalu aku ikut duduk disebelahnya, "tidak tahu, hari ini aku rasanya ingin tersenyum.." ucapku asal, "tidak masuk akal, atau jangan jangan kau kesambet setan di pertigaan perumahan ya?!" ucapnya mengagetkan, aku memukul kepalanya yg berani berkata kalau aku kerasukan. "Aw.. Dasar wanita gila!" somi mengusap usap kepalanya kesakitan, ku akui aku memang sedikit kasar orangnya. "Jangan mengada ada, bahkan beruang kutub saja menyebut diriku seperti vampir-,-" ucapku yg sembarangan.
"Wah..wah..wah.. Rupanya kau mengerti bahasa beruang ya, bagaimana kalau kau mengajarkanku bahasa beruang😏😂" ucapnya yg lebih menjengkelkan, "tidak, nanti kalau aku mengajari mu lalu tiba tiba ada beruang yg bilang kalau kau gendut bagaimana? Mengenaskan bukan.." aku berdiri lalu berjalan meninggalkannya menuju kamar.
Dia mengambil hp nya lalu berkaca disitu sambil memencet mencet pipinya. "Yaa!! Aku tidak gendut!!" teriaknya yg tidak kuhiraukan.
***
Aku menatap langit langit kamarku yg berwarna putih tulang sambil tidur terlentang di kasur. Selintas bayangan pria tadi terlintas kembali di benakku, Ryder.. Pria yg sulit ditebak pikirannya, tapi aku suka itu karna aku ingin mengetahui jalan pikirannya menggunakan usaha ku sendiri. Lihat saja, pasti suatu saat aku bisa menebak pikirannya:v
Tok..tok..tok..
Aku langsung berdiri dari ranjang sambil melihat ke jendela kamarku yg tertutup tirai gorden. Ya, aku yakin suara itu berasal dari jendela ku yg diketuk. Aku berjalan mendekatinya saat tiba tiba sebuah bayangan manusia berbadan tinggi tercetak di gorden ku yg berwarna putih tulang, ku akui semua isi kamar ini berwarna putih tulang, entah siapa yg memilihkan warna seperti ini, yg jelas saat aku sampai dikamar ini untuk yg pertama kalinya, kamar ini sudah seperti ini, dan belum ada yg kurubah satupun tatanan isi kamar ini.
Bayangan itu belum hilang, dia masih berdiri disitu, didepan jendela kamarku. Jantungku berdegup kencang, ada suatu perasaan khawatir dan gelisah merambati tubuhku. Rasanya suasana dan udaranya jadi panas, aku membuka jaketku dan celana jeans ku, dan sekarang aku hanya mengenakan dress tidurku yg tanpa lengan.
Kenapa bayangan itu tidak kunjung pergi? Aku menggigit bibir bawahku, takut. Percayalah kalau aku dulu pernah dikejar hantu cina di kampung, dan itu membuatku menjadi trauma. Hantu cina lebih menakutkan dari apapun!
"Siapa disana?" ucapku bertanya sambil mendekati jendela, tidak ada jawaban apapun. Aku memegang pinggiran gorden lalu membukanya cepat, Assa! Aku tidak melihat siapapun disana, aku kembali menutupnya kembali sambil ketakutan. Tapi bayangan itu datang kembali, "hei jawab aku!! Jangan mengumpat disana!!" aku berteriak pada bayangan tersebut, tapi bayangan itu hanya berdiri diam disitu sambil mengamati ku, mungkin:v
Tok..tok..tok..
Dia kembali mengetuk pintu jendela ku, aku tahu, apa sekarang aku di terror? Untuk apa? Aku membuka pintu kamarku yg terletak disebelah jendela, pintu itu mengarah ke balkon kamarku. Lalu aku melangkahkan kakiku pelan sambil ketakutan, aku mencoba mengamati didepan jendela ku, tidak ada orang yg berdiri disitu, tapi kenapa ada bayangan seseorang tadi?
Ya memang tak ada orang disana, aku melihat ke bawah sambil memegang pinggiran balkon. Ada sebuah bayangan pria tinggi tercetak di tembok besar rumah ini, didekat pagar. Aku jadi semakin takut lalu berlari kedalam kamar.
Ini benar benar mengerikan! Lebih mengerikan dari hantu cina! Ya ampun bagaimana ini?! Aku menggigit ujung selimutku yg sedang kugunakan untuk mengumpat di kasur, aku mengambil hp ku di meja kecil sebelah ranjangku.
No tidak dikenal
Aku melihatmu..
Maaf menggangu malam mu..
Kau benar benar sexy~Aku mendapat pesan seperti itu dari hp ku, nomor yg tidak ku kenal. Aku tahu! Dari kata katanya, sepertinya dia yg mengintip ku dan membuatku ketakutan. Aku benar benar penasaran setengah mati! Sebenarnya siapa dia?! Aku membanting hp ku disebelah bantal, frustasi ringan.
Aku merebahkan badanku, tapi mata ini tidak mau diajak kompromi, padahal aku sudah mengantuk. Kulirik gorden jendela ku lagi, tapi tidak ada bayangan lagi, mungkin dia sudah pergi.
Jangan teror aku, tolong!
***
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Ladies' First!
HumorWanita no. 1! Aku hanya wanita hina yg bekerja di sebuah bar..