Ladies' First! 9!

62 7 0
                                    

    Kriet..

   Aku membuka pintu rumah pelan, mengamati kedalam, setelah memastikan tidak ada orang dirumah, aku langsung masuk sambil berjalan mengendap endap, seperti maling saja-,-

   Untung saja. Aku berjalan menelusuri tangga rumah, menuju kamarku. Tapi aku penasaran, kenapa rumah ini sepi sekali, dimana yg lainnya ya? Benar benar mengerikan.

   "Ehemm.."  aku menoleh kan kepala ke arah suara deheman seseorang. Wanita berambut panjang sedada sudah berdiri di dekat tiang besar rumah sambil memasang muka evil nya dan siap mencekik orang yg berani mengganggunya.

   "Kau terlihat seperti malaikat pencabut nyawa yg mengerikan.."  dengan muka tanpa dosa aku menyebutnya seperti itu sambil bergidik ngeri. Xiyeon berjalan mendekatiku.

   "Hai nona kyulyung, kenapa kau baru pulang jam segini?!"  dia berteriak didepan mukaku. "Aku kan sudah bilang padamu untuk tidak meng kepo in hidupku, jadi ingat itu nona park!"  aku pergi berlari menaiki tangga, meninggalkannya yg belum sempat menjawab, jika tidak begitu dia akan menjadi jadi dan membuat pertengkaran diantara kami yg tak ada ujungnya.

    Sesampainya di kamar aku langsung menghempaskan badanku di kasur yg selalu kurindukan, walau hanya tidur sendiri. Lagi lagi sendiri. Entahlah, mungkin tuhan punya caranya sendiri untuk menentukan siapa yg pantas untuk mendampingi hidupku.

   Aku merindukanmu, Ryder..

***

   Hoek..hoek..hoek..

   Aku mendelik kan mataku sambil mengamati pintu kamar mandi yg terletak diruang tengah, aku sedang menonton drama korea di TV.

   Kulihat sejeong berlari ke arah kamar mandi. "Yaa!! Sohye-yya!!"  dia menggedor gedor pintu kamar mandi, seperti singa mengamuk. "Sejeong, apa yg terjadi?"  tanyaku padanya dia hanya mengamati sebentar lalu kembali mengamati pintu tanpa menjawab pertanyaan ku.

   "Sohye-yya!! Sohye-yya!!"  dia kembali menggedor gedor pintu. Aku berdiri lalu menghampirinya. "Apa yg terjadi?!jawab aku!!"  aku membentak nya, salahnya sendiri menyulut amarahku.

   "Apa kau tidak dengar?! Sohye muntah muntah dari sebulan yg lalu!!"  dia tak kalah membentak, "Jadi?"  aku tak mengerti makanya aku kembali bertanya, memang aku sedikit bodoh, tapi kebodohanku datang saat kepalaku sedang panas. "Dia hamil bodoh!!"  dia mengeluarkan ekspresi mengerikan nya yg membuatku takut, tidak, sebenarnya aku tidak takut, tapi sedikit takut:v

   Aku mendelik terkejut sambil menutup mulut ku menggunakan tanganku. "Dia hamil?!"  aku ikut menggedor gedor pintu kamar mandi tanpa butuh jawaban dari sejeong.

   "Apa apaan ini!! Bisa tidak sehari kalian tanpa berteriak teriak tidak jelas seperti itu?! Itu sangat mengganggu.."  Cathy keluar dari kamarnya sambil mengomel ngomel, mungkin hibernasi nya terganggu oleh teriakan ku dan sejeong.

   "Ini teriakan jelas!! Sohye hamil!!"  jelas sejeong panik pada cathy. Cathy mengaup mengantuk, sepertinya dia butuh hibernasi panjang. "Lalu?"  ucapnya santai dan datar, "Lalu dia tidak mau membuka pintu ini!!"  ucap sejeong lagi sambil menunjuk pintu kamar mandi.

   "Minggir!"  dia menatap kami kejam, aku dan sejeong bingung dan hanya mampu menuruti permintaannya untuk minggir. "Sohye-yya! Buka pintunya atau aku membakar rumah ini!!"  sekarang malah cathy yg menggedor gedor pintu kamat mandi, padahal tadi dia memarahiku dan sejeong, tapi nyatanya dia malah melakukan hal yg membuatnya marah.

   Pintu kamar mandi terbuka, sohye keluar sambil menundukkan kepalanya. "Sudahkan.. Sekarang jangan berisik, aku mau tidur. Jika aku mendengar suara suara yg mengganggu tidurku lagi, aku tidak akan segan segan menggantung kalian sampai mati lalu ku jadikan makanan singa di kebun binatang secara gratis!!"  aku dan sejeong bergidik ngeri sambil membayangkan ucapan cathy tadi, cathy tidak pernah main main dengan omongannya, jadi wajar saja kalau semua takut padanya, termasuk aku. Cathy melangkah ke kamar nya sambil sesekali mengaup ngantuk.

   "Baiklah, sepertinya kita akan mati beneran jika sekali lagi berteriak.."  ucap sejeong takut, aku hanya mengangguk an kepala mengerti. Kembali ketopik pertama, sohye!

   "Cepat jelaskan!"  bentak sejeong sambil mencengkeram lengan sohye, aku memukul tangan sejeong. "Lepaskan! Jangan kasar seperti itu!"  aku memarahi sejeong, walau bagaimanapun sohye juga perempuan yg punya perasaan.

   Sohye malah menangis sambil menundukkan kepalanya, "baiklah, bicara pada kami, kami tidak akan memarahimu.."  aku mencoba berbicara halus padanya. "Ya, jadi aku sedang hamil pinky.."  sudah kuduga, jadi ini siapa yg akan bertanggung jawab?

   "Sudah kubilang, pakai pengaman! Kalau begini siapa yg mau bertanggung jawab, hah?!"  sejeong kembali membentak sohye, "sudah kubilang jangan membentak nya!"  sohye semakin takut karna terus dimarahi oleh sejeong, sebenarnya aku juga marah, tapi ya sudahlah. Semua sudah terlanjur terjadi.

   "Jadi, siapa pria itu?"  tanyaku baik baik. "Tidak tahu, aku lupa.."  jawabnya lirih sambil mengingat ingat, "jangan mencoba untuk melindungi pria bangsat itu, bodoh!"  ucap sejeong sambil mendelik kan matanya. "Diam bangsat! Sudah kubilang jangan membentak nya!"  aku mendorong sejeong menjauh.

   "Apa apaan ini?! Kenapa dari tadi masih berisik?! Aku kan sudah bilang jangan berisik!"  cathy datang dari arah kamarnya, mungkin dia terbangun dari tidur cantiknya. Aku menginjak kaki sejeong sambil berbisik, "sudah kubilang jangan berteriak, lihat dia jadi bangunkan!", sejeong memanyunkan bibirnya kesal sambil menghentak hentakan kakinya dilantai seperti anak kecil.

   Cathy memandangi kami bertiga, "apa yg sedang kalian ribut kan?! Kalian itu sangat menjengkelkan!"  ucapnya memarahi kami. "Jangan memperlakukannya seperti itu, kalau dia hamil biarkan saja. Jangan malah kalian menyiksanya dengan pertanyaan pertanyaan kalian yg menyiksanya, itu akan membuat pikirannya tambah pusing.."  iya, memang sih ucapan cathy benar, tapi ini semua demi kebaikan sohye dan calon bayinya, agar setelah anaknya lahir dia memiliki ayah.

    "Tapi kan kita harus tahu siapa pria yg membuatnya seperti ini.."  ucap sejeong membantah. "Iya aku mengerti, tapi bukan begitu caranya. Coba kalau kalian berada diposisi sohye, pasti kalian juga terbebani pikiran jika ada yg menanyai hal hal seperti itu.."  jawab cathy.

   Ting..tong..ting..tong..

   "Buka pintunya.."  aku melangkahkan kaki menuju ruang tamu, itupun disuruh cathy.

Kriet..

   Aku menatap pria yg sudah berdiri didepan pintu dengan pakaian rapi nya. "Sohye.."  sohye? Aku mengerutkan dahiku, "Cari sohye?"  ucapku, dia menganggukkan kepalanya, kalau dilihat dari tampangnya sih dia lebih mirip seperti idol idol biasanya, dan bad boy.

   "Sohye-yya!!"  aku memanggil sohye dengan cara berteriak, biarkan orang orang menilai ku tidak sopan sebagai seorang wanita, yg penting happy!

   "Apa pinky?"  sohye datang tergopoh gopoh, "ada yg mencarimu.."  jawabku. Sohye menengok kan kepalanya ke pintu, lalu..

   "Kau..

***

Bersambung

Ladies' First! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang