6

237 9 34
                                    

Gossen mengangguk.

'Syukurlah' kata Angela dalam hati.

Entah kenapa hati Angela mulai tenang mendengar penjelasan Gossen bahwa Lesley itu hanya sahabatnya.

"Okay.Sekarang udah enggak cemburu lagi kan?" tanya Gossen dengan senyuman menggoda ke arah Angela.

"Idihhh...pede dashyat!!! Siapa juga yang cemburu!" seru Angela sambil mencubit-cubit lengan Gossen.

"Eh...Aduh..duh...Awww...Tapi kalau enggak cemburu ngapain coba ngomel-ngomel habis liat aku sama Lesley?" tanya Gossen sambil menjerit kesakitan karena Angela mencubit lengannya dengan keras.

Membuat Angela sukses menghentikan aksi mencubit-cubit lengan Gossen.

Ibarat dalam permainan catur.

Skak Mat!!!

Angela pun terdiam memikirkan kenapa dia bisa-bisanya cemburu sampai mengomel seperti itu.

Padahal...

Dia bukan pacarnya Gossen.

Dia bahkan juga baru saja mengenal Gossen.

Lalu dengan bergumam pelan Angela menjawabnya.

"Entahlah.Aku...juga tidak tau,Gossen."

Setelah itu Angela segera berlari ke toilet dengan wajah memerah menahan malu akibat pertanyaan Gossen tadi.

Membuat Gossen tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

'Angela.Aku semakin yakin dengan perasaanku walau hanya baru saja bertemu dengannya.Aku...menyukainya.Aku tidak perduli akan sifatnya yang memang benar-benar bertolak belakang denganku.' kata Gossen dalam hati sambil memegang dadanya sendiri.

---

"Sayanggg!!! Aku pulanggg!!!" teriak Alucard dengan ceria sambil berlari menghampiri seorang wanita berambut pirang dan berkuncir kuda  yang baru saja selesai mandi.

Ya!

Dialah Miya!

Istri Alucard dan ibunya Gossen.

Kemudian Alucard langsung memeluk  Miya erat-erat seakan-akan dia sudah lama tidak bertemu.

Padahal...

"Astaga Suamiku! Kita kan baru 1 jam saja berpisah.Tapi kenapa kamu bertingkah seperti sudah lama tidak bertemu denganku?" seru Miya dengan kaget.

"Istriku,mungkin 1 jam itu memang waktu yang sebentar bagimu.Tetapi...bagiku 1 jam itu seperti 1 abad untukku jika aku berpisah darimu." kata Alucard pada Miya dengan tatapan menggodanya yang lagi-lagi sukses membuat pipi Miya merona merah melihatnya.

"Ihhh...Gombal ah!!!" seru Miya dengan gemas sambil menundukan kepalanya menyembunyikan pipinya yang merona merah itu dan memukul-mukul dada Alucard.

Alucard pun tersenyum geli melihatnya lalu mengacak-acak rambut Miya dengan penuh kasih sayang.

Membuat Miya akhirnya berhenti memukul-mukul dada Alucard lalu dia pun menatap wajah Alucard dan tersenyum manis.

"Sayang,mumpung cuma kita berdua aja di rumah...gimana kalau kita bikin
anak lagi?" tawar Alucard secara tiba-tiba.

Kemudian Alucard pun mengeluarkan senyuman mautnya ke arah Miya.

"Dasar mesum!" seru Miya sambil lagi-lagi memukul-mukul dada Alucard.

Namun hanya sebentar saja dan lalu dilepaskan lagi.

"Ya tapi enggak apa-apa dong kalau aku  mesumnya sama kamu.Wajar karena kita kan sepasang suami istri.Siapa tau aja setelah ini kita dapat anak perempuan." Kata Alucard sambil menangkap kedua tangan Miya yang tadi memukulnya.

"Ya ya baiklah.Dan semoga saja kali ini dapat anak perempuan." ucap Miya mengalah sambil menghembuskan napas karena kehabisan kata-kata.

Membuat Alucard dengan cepat dan bersemangat menggendong Miya masuk ke dalam kamar.

Bersambung...

Seperti Bumi dan Langit (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang