"5"

1.1K 140 8
                                    

Sesuatu terjatuh di halaman belakang rumah Taehyung. Halaman belakang rumah adalah tempat yang di tuju Seokjin tadi. Mendengar bunyi tersebut Taehyung dan eommanya berlari ke halaman belakang.

Seokjin sedang membenarkan posisi tiang jemuran baju. Bunyi tadi berasal dari tiang jemuran baju yang terjatuh.

"Apa kau baik-baik saja hyung," ujar Taehyung segera menghampiri Seokjin.

"Awaaasss."

Taehyung sudah lebih dulu menginjak baju yang tadi sudah di cuci oleh Seokjin. Seokjin sangat marah hingga urat-urat di wajahnya muncul. Tangannya mencengkeram tiang jemuran baju untuk melampiaskan amarahnya.

"Mian hyung aku tidak sengaja," ujar Taehyung dengan muka melasnya.

"Seokjin maafin Taehyung ya, dia sangat panik mangkanya dia ceroboh," ujar eomma Taehyung yang tahu sepertinya Seokjin sangatlah marah.

Seokjin mengangguk dan pergi untuk mencuci kembali baju yang tadi di injak Taehyung.

"Sekarang cepat pergi ke sekolah sana Tae nanti kau bisa terlambat," ujar eomma Taehyung.

Seokjin mengumpat saat ia mencuci. Taehyung memang pembuat rusuh. Gara-gara Taehyung ia mengulangi pekerjaan yang seharusnya sudah ia selesaikan dari tadi.

"Apa ini rencananya agar aku tidak tahan bekerja disini," batin Seokjin.
.
.
.

Jimin berlari menghampiri Taehyung yang baru saja keluar dari taxi.

"Tumben gak di anterin Tae, eommamu kemana?."

"Eomma masih sibuk di rumah dia berangkat agak siangan. Kalau aku nungguin dia aku bisa telat masuknya."

Mereka masuk ke dalam kelas dan tidak lama bel tanda masuk berbunyi. Sang guru masuk ke dalam kelas dengan muka yang sangat marah seperti akan makan orang.

Pelajaran di mulai seisi kelas diam dan hanya ada suara sepidol yang digunakan sang guru untuk menulis. Sungguh sangat hening dan membosankannya kelas Taehyung saat ini.

"Entar kau jadi datang untuk melihat ART di rumahku kan Jimin~ah?."

Taehyung berbisik-bisik agar tidak di dengar oleh gurunya. Jika sampai gurunya dengar matilah dia. Taehyung di pastikan akan mendapat hukuman berat jika gurunya tahu ia tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung.

Jimin hanya mengangguk tidak ingin berisik. Suara kecil saja dapat mengganggu gurunya dan dia tahu suaranya tidak dapat di kontrol.

"Kau pasti terkejut melihatnya Jimin~ah."

"puk."

"Aowwh,"

Sebuah penghapus melayang ke kepala Taehyung. Sebuah tatapan tidak suka di tunjukkan sang guru.

"Kim Taehyung, keluar dari kelasku!."

Gurunya benar-benar marah dan sebelum gurunya memberi hukuman berat Taehyung segera bangkit dan keluar kelas dengan menunduk tidak berani menatap sang guru.

Taehyung duduk di ayunan di taman sekolahnya. Apa yang harus ia lakukan tidak ada teman atau siapapun di jam pelajaran seperti ini.
.
.
.

Seokjin merebahkan tubuhnya di sofa untuk beristirahat setelah ia memastikan pekerjaannya telah selesai. Matanya mulai terpejam sampai bunyi suara telepon rumah mengganggunya. Dengan sangat malas Seokjin mengangkat telepon. Ini adalah telepon rumah, kalau bukan pastilah Seokjin membiarkannya berdering.

"Yeoboseyo, dengan keluarga Kim disini."

"Yeoboseyo sayang."

Seokjin mengerutkan alisnya. Ada saja orang iseng jaman sekarang.

"Jangan-jangan ini adalah seorang penipu berawal dari salah sambung," batin Seokjin.

"Apa kau tidak sedang sibuk sayang?."

"Anda salah sambung."

Seokjin segera menutup telepon. Ia pergi ke kamarnya untuk beristirahat tanpa ada gangguan.

Merasa haus Seokjin pergi ke dapur untuk mengambil minum. Ia mengambil air putih di kulkas, menuangkannya ke dalam gelas dan meminumnya. Seokjin menyandarkan tubuhnya di kursi dapur dan menatap sekeliling.
Seokjin teringat saat ia memutuskan bekerja jadi ART di rumah Taehyung.

Waktu itu Seokjin sudah tahu kalau Taehyung itu anak yang nakal ia selalu mencari cara agar membuat ART di rumahnya tidak betah bekerja. Namun keinginannya untuk melanjutkan pendidikan nantinya membuat Seokjin menyetujui ia bekerja di rumah Taehyung setelah eomma Taehyung memilihnya untuk bekerja di rumahnya.

Seokjin berhenti bernostalgia setelah ia melihat cangkir bertuliskan namanya tersusun rapi bersama cangkir bernama Taehyung dan eomma berada di rak dapur.

"Aku baru melihat cangkir ini, kemaren cuma ada dua cangkir. Kenapa sekarang ada namaku juga."

Rasa ngantuk membuatnya tidak menghiraukan hal tersebut ia kembali ke kamarnya untuk tidur karena sebelum siang ia harus bekerja kembali. Yaitu menyiapkan makan siang.
.
.
.

Taehyung pulang bersama Jimin yang memang ingin ke rumah Taehyung untuk melihat ART baru dirumahnya. Seokjin sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya kembali karena ini sudah siang.

'ting tong'

Bel rumah berbunyi Seokjin mematikan kompor dan pergi ke depan untuk membuka pintu.

"1,2...," Taehyung mulai berhitung saat menunggu Seokjin membuka pintu.

Di saat hitungan ke tiga Seokjin membuka pintu. Jimin yang melihat Wajah Seokjin langsung lemas sampai terduduk di lantai.

"Kau rupanya Tae, kenapa gak langsung masuk aja sih," ujar Seokjin. Ia menatap tidak perduli pada Jimin ia kembali ke dalam dapur.

"Dia sangat tampan kan Jimin~ah."

Taehyung tersenyum bangga melihat Jimin terpesona oleh ARTnya.

"Kau benar Taehyung kau mempunyai ART tampan bikin meleleh saja saat melihatnya."

"Hem, tapi kau ingat ya dia itu hanya milikku Jimin~ah."

"iya tahu Tae, aku gak akan ngambil dia. Sepertinya kau sangat menyukainya Tae."

Taehyung tersenyum terlihat jelas rona merah di pipinya. Jimin tertawa melihat sahabatnya itu.

"Ini silahkan di minum," ujar Seokjin memberikan jus jeruk pada Jimin dan juga Taehyung.

Taehyung berdiri dan memeluk Seokjin yang hendak kembali ke dapur.

"Yak apa yang kau lakukan," ujar Seokjin memberontak berusaha melepas pelukan Taehyung.

"Aku menyukaimu Jin hyung."

Taehyung mengungkapkan perasaannya di depan Jimin sahabatnya. Sementara Jimin hanya melotot bengong dengan gerakan tiba-tiba Taehyung.

"Lepaskan aku, aku bukan gay," ujar Seokjin. Ia berhasil mendorong Taehyung pergi menjauh.

"Aku masih normal aku tidak suka namja, dan aku sudah punya kekasih jadi jangan ganggu aku.









**TBC**








ART Tampan Bikin MelelehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang