"9"

1K 107 5
                                    

Taehyung kembali menarik tengkuk seokjin dan berbisik di telinga Seokjin.

"Nikmati saja Jin hyung," ujar Taehyung ia kembali mencium Seokjin dengan menekan tengkuk Seokjin lebih dekat.

Dengan amarah yang memuncak Seokjin mendorong Taehyung hingga badannya membentur pintu di belakangnya. Taehyung meringis kesakitan dan menyeringai setelah ia menatap wajah Seokjin yang penuh amarah karena perlakuannya.
Dengan cepat Seokjin menyingkirkan Taehyung dari pintu.

"Sudah aku katakan padamu aku bukan gay. Dan jika menurutmu perlakuanmu akan membutku pergi dari sini kau salah besar. Aku tidak akan meninggalkan pekerjaanku hanya karna perlakuanmu."

Seokjin menggebrak pintu sebelum ia pergi. Taehyung tertawa setelah kepergian Seokjin.

"Aku juga tidak akan membiarkan kau pergi Jin hyung. Aku akan membuatmu sepertiku, menjadi Seorang gay," seringai Taehyung.
.
.
.
.

Seokjin menyiapkan sarapan seperti biasa ia sedang memasak dengan khusuknya hingga tiba-tiba sebuah tangan merengkuhnya. Ia tahu siapa sang pelaku tersebut.

"Jika kau tidak melepasnya aku akan menyayat tanganmu," ujar Seokjin dengan nada penuh amarah.

"Kau galak sekali Jin hyung," ujar Taehyung seraya menyingkir dari Seokjin.

"Apa yang kau butuhkan?."

"Kau masih marah kerena semalam aku menci...," Taehyung menghentikan kata-katanya karena tatapan maut Seokjin.

"Ehem, baiklah Jin hyung aku ingin dibuatkan nasi goreng sebagai bekalku nanti ke sekolah," lanjut Taehyung dengan senyum-senyum.

"Baiklah."

Saat berangkat sekolah Seokjin berangkat sendiri tanpa menunggu Taehyung karena sekarang ia sudah tahu dimana sekolahnya. Taehyung yang di tinggal lebih dulu memilih naik taxy dan akhirnya dia sampai lebih dulu di sekolah.

Taehyung celingang-celingung mencari keberadaan Seokjin di dalam kelas. Namun ia tidak mendapatkan Seokjin di dalam kelas tersebut.

"Tae, apa yang kau lakukan berdiri saja disana. Ayo kemarilah," ujar Jimin.

"Jin hyung belum datang."

"Belum, kalian gak berangkat bersama?."

"Dia meninggalkan aku. Tadi dia berangkat lebih dulu."

"Coba kita cek di luar mungkin dia masih jalan-jalan di sekitar sini."

Taehyung dan Jimin mencari keberadaan Seokjin di luar kelas. Karena mungkin saja sekarang Seokjin nyangkut sebelum ia maduk ke dalam kelas.
.
.
.
.

Para yeoja berlarian menuju halaman sekolah. Hingga salah seorang yeoja menabrak Taehyung saking buru-burunya. Tanpa meminta maaf karena sudah menabrak yeoja tersebut malah terus berlari seakan takut tertinggal bis.

"Apa kau gak punya mata," umpat Taehyung.

"Sepertinya mereka mau memborong barang diskon Tae," ujar Jimin ikutan heboh.

Merekapun ikut berlari menuju halaman sekolah pusat perhatian para yeoja-yeoja. Terlihat Seokjin sedang bermain basket dengan lihainya ia memainkan bola di tangannya. Taehyung ikut terpesona sama seperti para yeoja-yeoja tersebut.

"Taehyung~ah bergabunglah," ujar jimin seraya menyenggol lengan Taehyung. Taehyung tersenyum penuh arti pada sahabatnya Jimin.

Tanpa menunggu waktu lama Taehyung berlari ke arah Seokjin dan merebut bolah di tangannya. Merasa tertantang Seokjin merebut kembali bola di tangan Taehyung. Teriakan-teriakan histeris para yeoja memberikan dukungan pada mereka. Paling banyak para yoeja meneriaki nama Seokjin dan tak jarang juga mereka meneriaki nama Taehyung. Namun keduanya tidak merasa perduli dengan hal tersebut.

ART Tampan Bikin MelelehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang