Kencan pertamaWell, sejak kemarin kontrak itu di setujui, Jisoo mulai menyusun rencana-rencana kencan yang akan ia lakukan dengan Jaebum. Meskipun cuman pura-pura, tapi bukankah semuanya terkesan sama saja. Setidaknya Ia bisa merasakan rasanya berkencan dengan lelaki yang disukainya itu walau hanya pacar kontrak. Menurutnya itu semua adalah kesempatan emas, mungkin dengan semakin sering ia bersama Jaebum, lelaki itu bisa mulai melihat kearahnya. Membalas cintanya dan mulai melupakan masa lalunya.
"Yakk, Jisoo-ya kau ngapain sih di kamar. Cepat sedikit atau aku akan berubah pikiran" sahut Jaebum kesal, ia masih membaringkan dirinya di sofa merasa masih mengantuk. Bagaimana tidak, di hari minggu ini yang semestinya ia beristirahat dengan tiduran dirumah malah harus terusik lantaran gadis itu yang terus merengek ingin pergi kencan atau ia akan membatalkan kontrak jika tak di turuti.
"Nde, tunggu sebentar oppa" balas Jisoo berteriak dari dalam kamar.
"Hoam" Jaebum menguap, tak lama setelahnya pintu kamar terbuka menampilkan sosok yang tak asing lagi bagi Jaebum.
Namun ada yang aneh dengan sosok itu hari ini, ia tampak berbeda. Di balut gaun abu-abu dan sepatu dengan warna seirama, Jisoo tampil sangat cantik hari ini. Gadis itu juga tampak mempoles wajahnya dengan make up tipis serta membubuhkan sedikit lip balm soft pink pada bibir tebalnya.
"Benar-benar sempurna" batin Jaebum terkagum. Ia hanya menganga melihat penampilan Jisoo hari ini.
"Yakk, oppa kau tidak sabaran sekali sih, aku kan sedang dandan. Lagian ini juga buatmu, jika aku cantik maka kau tak akan malu untuk jalan denganku"
Mendengar celotehan Jisoo seketika membuat Jaebum tersadar dari pandangan seriusnya. Secepat mungkin ia segera menetralkan ekspresi wajahnya.
"Ayo pergi" kata Jaebum datar lalu mendahului langkah Jisoo keluar apartemenbnya.
"Ck...oppa kau sangat tak peka. Seharusnya kau menggenggam tanganku"
"Seperti ini" ujar Jisoo setelah berhasil mengaitkan tangannya dan tangan Jaebum. "Ini baru namanya kencan"
Jaebum tak menggubris Jisoo, ia juga tak masalah dengan yang dilakukan gadis itu. Ia tetap fokus berjalan menuju parkiran.
"Oppa, kita naik motormu saja ya" pinta Jisoo.
Jaebum mengernyit heran.
"Kenapa tidak naik mobil saja?""Biar lebih romantis" ujar Jisoo lalu berjalan duluan menaiki motor Jaebum yang bersebelahan dengan mobil sportnya agar lelaki itu tak bisa menolak.
Lelaki itu memang kerap kali menaiki motor sport hitamnya ke sekolah, tetapi akhir-akhir ini ia lebih sering naik mobil lantaran harus mengajak Jisoo juga.
"Yakk, turun" perintah Jaebum.
"Shirreo"
"Cepat turun"
"Oppa" Jisoo memberengut lalu turun dari motor Jaebum.
Lelaki itu lalu melepas jaketnya, lalu ia menarik tubuh Jisoo dan melingkarkannya di pinggang ramping gadis itu.
"Dress mu terlalu pendek" katanya dan mengalihkan fokus kembali ke depan.
Jisoo tersenyum senang, bukankah itu artinya Jaebum perhatian padanya.
***
Jaebum mengemudikan motornya dengan kecepatan normal. Sesekali ia melirik ke arah spion motornya,melihat mata Jisoo yang menyipit karena angin yang kencang.
Seketika sesuatu seperti mengerat pada pinggangnya. Ia melirik sekilas, melihat Jisoo yang memeluknya. Apa ia terlalu kencang membawa motornya?
Setelah hampir 25 menit lamanya, akhirnya mereka sampai di taman bermain. Jisoo langsung membuka jaket Jaebum yang melingkar di pinganggnya dan memberikannya pada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Girlfriend Contract [END]
Fiksi PenggemarKarena masalah ayahnya, Kim Jisoo terpaksa harus tinggal bersama Im Jaebum, senior tingkatnya di sekolah yang merupakan tetangga sebelah apartemennya. Entah ini keberuntungan atau malapetaka, Jisoo malah mendapat kesempatan untuk menjadi pacarnya Ja...