WEIS 15

1.6K 129 21
                                    

Hari Minggu adalah hari untuk bermalas-malasan apalagi bagi para pelajar. Tapi beda dengan Calista. Dia sudah bersiap buat jogging. Calista tak sengaja melihat sekelompok laki-laki bermain sepak bola di lapangan itu.

Bahkan sangat mengejutkan. Karena dia melihat Sagara dan Iqbal yang sedang asyik bermain bola. Calista sibuk memandangi Sagara yang sedang menatap teman-temannya bermain bola. Bahkan keringat telah membasahi keduanya.

"CALISTA!!! AWAS!!" teriak seseorang.

Calista menoleh ke arah suara itu dan ternyata yang teriak adalah Iqbal dengan wajah khawatir. Ada apa dengan Iqbal?? Kenapa wajahnya gitu??

Brukk

Bukan Calista yang terkena lemparan bola, melainkan seseorang yang tiba-tiba berdiri di depannya untuk melindunginya dan dengan rela menyerahkan punggungnya mengenai bola.

Calista yang sedari tadi memejamkan mata, membuka matanya secara perlahan. Begitu terkejutnya karena tepat di depannya adalah Sagara.

Jadi yang ngelindungin gue Sagara,

"Lo nggakpapa??" tanya Sagara dengan raut wajah khawatir. Entah kenapa tiba-tiba rasa pedulinya untuk Calista sangat tinggi.

"Seharusnya gue yang nanya. Lo nggakpapa??" Calista berbalik nanya ke Sagara.

"Calista lo gak papa kan??" Itu adalah suara Iqbal dengan wajah khawatirnya.

Calista menatap Iqbal. Kemudian menggelengkan kepalanya sebagai arti kalau dia tidak apa-apa.

"Ikut gue," ucap Iqbal sambil menarik tangan Calista dan meninggalkan Sagara yang menatapnya tak percaya.

Calista menurut, entah kemana Iqbal membawanya pergi dari lapangan itu, "lo mau bawa gue kemana?"

"Nanti lo juga tau," jawab Iqbal dan membuat Calista memanyunkan bibirnya.

"Gak usah di majuin gitu bibirnya, makin cantik tau nggak."

Rona merah telah menghiasi pipi Calista dan membuat jantung Calista berdetak kencang.

"Cie blushing," goda Iqbal membuat Calista menutupi pipinya dengan kedua tangannya.

Sampailah di sebuah danau yang sangat indah. Calista baru menyadari kalau di daerah perumahannya ada danau. Tapi kenapa Iqbal bisa tau??

"Bal kok lo tau danau seindah ini sih? Gue aja yang rumahnya daerah sini baru tau," Calista masih tak percaya dengan pemandangan yang ada di depannya. Karena ini adalah pertama kalinya dia pergi ke danau.

"Lo nya aja kurang piknik," jawab Iqbal.

Calista menikmati hembusan angin yang menerpa tubuhnya. Dan menghirup udara pagi yang sangat sejuk di danau ini.

"Calista," panggil Iqbal.

"Iya?" Calista menatap Iqbal.

Iqbal menghampiri Calista yang berada di pinggiran danau, "lo mau nggak jadi pacar gue?"

Dan lagi jantung Calista berdetak lebih kencang. Belum juga kenal udah ngajakin pacaran, "lo nggak sakit kan?"

"Gue tau lo pasti nolak gue, karena lo masih suka kan sama mantan lo. Apalagi tadi dia lindungin lo," ucapan Iqbal mampu membuat dirinya melongo.

"Lo tau darimana kalau gue mantan Sagara?"

"Sagara sudah cerita ke gue."

Ternyata mantannya sudah menceritakan semua. Membuat dia semakin marah kepada Sagara.

"Pulang yuk," ajak Iqbal dan Calista mengangguk.

Suasana menjadi canggung setelah Iqbal menembak Calista, "nggak mampir dulu??" tanya Calista karena mereka telah sampai di depan rumah Calista.

"Kapan-kapan aja," jawab Iqbal kemudian dia pergi.

Gue harus bagaimana?? Batin Calista.

Calista masuk kedalam rumahnya dengan perasaan yang tak karuan. Dia bingung harus bagaimana.

Sagara : Kenapa lo nggak nerima Iqbal, padahal dia serius sama lo

Kenapa Sagara mengirimnya pesan seperti ini, jadi dia tau apa yang terjadi.

Calista : Lo tahu darimana?

Sagara : Gue ngikutin lo tadi

Benar apa yang ada dipikirannya, Sagara pasti mengikutinya.

Witan : Besok lo harus anterin gue, lo udah janji kan

Calista : Terserah



--------------

Hai hai

Apa kabar??

Lama gak update nih
Ada yang kangen nggak??

Maaf baru update, soalnya lagi sibuk-sibuknya. Maklum lah kelas 12.

Jangan lupa voment ya,

 Be WEIS (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang