WEIS 28

436 29 0
                                    

Tak terasa sudah 3 bulan Calista berpacaran dengan Witan. Tapi yah makin lama sifat Witan semakin berbeda. Bahkan satu minggu penuh Witan tak pernah ada kabar. Sekalinya memberi kabar, dia sedang sibuk. Seperti itulah Witan membuat Calista harus lebih sabar lagi.

Witan : Minggu ini aku ada pertandingan, jadi aku akan latihan terus dan pastinya aku sibuk.

Membuat Calista harus menghela napas. Kekasihnya itu selalu sibuk dan sibuk. Bukannya Calista egois tapi Calista ingin Witan memberi dia kabar setiap meskipun hanya satu pesan.

Calista : Iqbal.

Iqbal : Tumben lo ngirim pesan duluan.

Calista : Sibuk nggak?

Iqbal : Enggak. Ada apa?

Calista : Beneran lo nggak sibuk?

Calista curiga dengan Iqbal, padahal Iqbal dan Witan satu klub tapi kenapa Witan selalu sibuk sedangkan Iqbal tidak.

Iqbal : Nanti jam 9 ada latihan.

Calista : Oh. Gue mau nanya dong.

Iqbal : Apa?

Calista : Gue heran deh ya, lo kan satu klub sama Witan tapi kenapa lo nggak sesibuk Witan?

Iqbal : Gue sih nyantai.

Calista : Terserah, chat sama lo bikin gue males.

Calista menutup ponselnya kemudian keluar dari kamar, karena ada tamu. Calista menuruni anak tangga, ternyata tamu itu adalah Ali.

"Lo ngapain kesini?"

"Mau ketemu sama sepupu gue."

Calista duduk di kursi sebelah Ali.

"Lis, ikut gue yuk."

"Kemana?"

Ali mengeluarkan dua tiket untuk nonton pertandingan sepakbola, "ini kan yang main ada yang dari sekolah kita, nah gue sengaja beli tiket 2 biar kita bisa nonton bareng. Karena ini pertandingan seru banget, lihat aja lawannya Malaysia."

"Bukannya pertandingannya masih minggu depan ya?" tanya Calista yang bingung, karena setahunya pertandingan itu masih minggu depan.

"Lo baca dong tanggalnya."

"Anjir, ini tuh masih minggu depan. Dan lo ngajak gue sekarang," Calista melempar bantal kepada Ali.

"Yang ngajak sekarang siapa? Gue cuma mau lo ikut gue."

Calista memutar bolamatanya. Memang sepupunya ini, minta dihajar.

-

Satu minggu telah berlalu,dan hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. Calista sudah berada di stadion bersama Ali. Ramai sekali penonton yang berada di stadion, dengan membawa bendera kebanggaan Indonesia. Merah putih.

Indonesia vs Ana

Ana adalah lawan terberat untuk timnas Indonesia, karena setiap permainan negara Ana mampu menaklukkan timnas Indonesia. Maka dari itu, hari ini timnas Indonesia harus bisa mengalahkan timnas Ana. Mereka harus berjuang demi negara Indonesia.

Lagu Indonesia Raya terdengar nyaring di stadion. Mereka tampak begitu semangat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. Bahkan sampai mengeluarkan air mata.

Peluit panjang berbunyi, permainanpun dimulai dengan tendangan pertama di lakukan timnas Ana dan membuat bola itu di kuasai oleh negara Ana.

Timnas Ana terlihat begitu lincah dan dapat beradaptasi dengan keadaan lapangan. Membuat timnas Indonesia kesulitan untuk mengambil alih bola itu. Tepat di depan gawang timnas Indonesia salah satu pemain kebanggan tim Ana sudah bersiap menendang bola ke arah gawang untuk menciptakan gol pertama di pertandingan ini. Tapi ketika pemain itu lengah Nurhidayat yang posisinya sebagai benteng pertahanan langsung menendang bola itu ke arah kanan dan membuat bola keluar dari lapangan. Sepak pojok telah dilakukan, tapi dengan gesitnya Aqil langsung menangkap bola itu dengan begitu baik.

Beralih ke Calista.
Calista sudah duduk manis di tribun VIP bersama Ali. Calista terlihat begitu menikmati pertandingan ini. Meskipun dia mengumpat kesal karena bola itu tidak dapat di pertahankan terus oleh timnas Indonesia.

Mata Calista menatap Witan yang saat ini sedang menggiring bola. Calista tersenyum tipis, bagaimana bisa dia berpacaran dengan atlet sepakbola itu. Calista kembali fokus menonton pertandingan.

Bola tidak lagi dikendalikan oleh Witan, bola sudah berada di kaki pemain timnas Ana. Dengan tendangan jarak jauh yang dilakukannya mampu mencetak gol pertama di pertandingan ini.

Calista berdecak sebal, kenapa disaat bola berada di depan gawang Nurhidayat mampu mempertahankannya. Tapi ketika bola ditendang dengan jarak jauh semua pemain malah bengong melihat bola.

Peluit panjang telah berbunyi, babak pertama telah berakhir dengan skor 1-0.

"Lo kenapa sih Lis, dari tadi ngedumel nggak jelas, terus mukul-mukul lengan gue bahkan lo injek kaki gue. Lo kira nggak sakit apa?!" Ali mengusap kakinya yang masih dilapisi dengan sepatu.

"Lo nggak liat apa, dari tadi timnas kita gagal terus nyetak skor. Indonnesia kalah Li, gue kesel lah!" Calista terlihat begitu emosi membuat Ali menghela napas.

"Skor masih satu kosong belum tiga kosong. Masih ada babak kedua untuk timnas kita bangkit dan mengejar ketertinggalan itu."

Calista menahan emosinya, entah kenapa setiap di dekat Ali dirinya selalu emosi.

"Udah jangan marah. Babak kedua sudah mulai. Fokus sama pertandingan dan ingat jangan injek kaki gue lagi!"

Calista menyengir kemudian menginjak kaki Ali pelan. Membuat Ali mengaduh dan menatap tajam Calista. Calista fokus dengan pertandingan. Saat ini ada pergantian pemain. Witan yang digantikan oleh Iqbal.

Iqbal menggiring bola dengan sangat baik, karena mampu melewati dua pertahanan dari negara Ana. Disaat dia akan menendang bola itu, dia dipanggil oleh Sagara. Iqbal menoleh, Sagara dibayangi dua pemain lawan tidak memungkinkan bola itu dia berikan ke Sagara. Dengan kekuatan penuh, Iqbal menendang bola itu ke arah gawang dan bola mengenai tiang gawang.

Iqbal menghela napas, mungkin ini belum saatnya. Sedangkan Sagara menggeram kesal. Sepak pojok dilakukan oleh Iqbal, bola masih berada di sekitar gawang lawan. Iqbal berhasil merebut bola itu dari pertahan lawan, ketika dia akan memberikan bola itu ke Egy, dan yang menyledingnya dari depan membuat dia jatuh.

Iqbal mengerang kesakitan, karena sledingan itu mengenai lutut kanannya. Wasit meniup peluitnya. Irianto yang sebagai kapten menghampiri Iqbal yang mengerang kesakitan dengan memegangi lututnya. Tim medis datang membawa tandu, karena sakit yang dirasa Iqbal bukan sakit karena kram. Tapi sakit yang luar biasa, bahkan dia hampir kehilangan kesadarannya kalau saja dia tidak menahan agar tetap sadar. Semoga tidak terjadi apa-apa dengan kaki Iqbal.

--------------

Kasihan ya Iqbal.
Bingung mau buat nama negara. Buat yang mau kasih saran nama negara bisa langsung komen.

Jangan lupa voment.

 Be WEIS (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang