happy reading!
╭┈───────────── ◑ ● ◐
┊A N O T H E R
╰┈─────➤ ῳơཞƖɖ"Hey Lottie!enggak ke kantin?"
Aku masih menidurkan kepalaku dibantalan tangan. Pelajaran matematika memang selalu membuat kepalaku pening, walau aku mengerti dengan hanya membaca materi yang dipelajari saja namun entah mengapa jika dijabarkan oleh guru pasti akan lebih sulit.
Entahlah apa yang terjadi dengan otakku ini. Aku hanya mengerjakan soal dengan caraku sendiri tidak mengikuti cara yang guruku ajarkan, walau hasilnya benar tapi terkadang aku mendapatkan teguran darinya karena tidak memakai caranya.
Toh menurutku walau cara yang ku pakai berbeda namun hasilnya sama, dengan cara yang lebih mudah. Mengapa harus memakai cara yang sulit jika ada cara yang mudah?
Sungguh aku tak mengerti pola pikir guruku.
"Kau tak lihat kepalanya yang mengeluarkan kepulan asap?"
Aku suka kepekaan mu kawan.
"Aku lupa karena tadi pelajaran matematika. Jadi Lottie kamu mau nitip apa?."Ucap Choi Jisu–sebut saja Lia si gila pecinta laki-laki tampan dan tentunya matematika.
Menurutnya matematika itu menyenangkan karena dengan matematika dia bisa menghitung segalanya.
Bahkan dia menghitung sesuatu yang tidak masuk akal seperti contohnya menghitung setiap langkah kakinya dalam sehari dan perlu diketahui dia anak yang hiperaktif. Terbayang bukan berapa banyak langkah kakinya.
Oke dia benar-benar gila.
"Cukup belikan roti dan susu. Ini uangnya"Jawabku dengan posisi yang sama dan tangan yang memberikan selembar uang padanya. Butuh beberapa waktu untuk memulihkan keadaan otak ku.
"Oke!, kalau begitu aku dan Lia pergi ke kantin dulu. "Yeji menjawab dengan riang sembari mengambil uangku.
Dapat ku pastikan kalau uangku takkan kembalian karena habis dijajani olehnya, aku tau betul sifatnya itu. Menitip makanan pada mereka tiba-tiba saja harganya naik menjadi 2× lipat bahkan lebih.
Sudahlah aku tak peduli tentang itu.
Sepertinya aku belun memperkenalkan diriku. Namaku Zearabell Lottie, aku sering dipanggil Lottie anak dari pasangan suami istri yang harmonis. Walau hidup sederhana namun keluarga ku cukup bahagia. Ibu dan ayahku mempunyai toko kue dipinggir jalan yang dikelola oleh mereka berdua, bisa dibilang penghasilan keluargaku hanya dari toko kue itu saja. Namun itu cukup untuk menyokong biaya hidup kami.
Tap!tap!tap..
Krttt...
Aku mendongakkan kepalaku karena merasa ada yang duduk dibangku depan ku. Pikirku mungkin saja itu Yeji yang membawakan roti serta susu strawberry kesukaanku.
Tapi sepertinya dugaanku salah. Malah mahluk yang tengah menujukkan rentetan giginya dengan tampang bodoh itu yang kulihat, membuatku malas dan lebih memilih ke posisi awal.
"Hey hey!ini aku bawakan roti dan susu pesananmu. "Ucapnya sembari menaruh roti dan susu kotak dimejaku. Aku menatapnya malas lalu mengambil susu dan meminumnya.
"Dasar tidak tau terimakasih. "Gumamnya.
"Te.ri.ma.ka.sih Lee.Fe.Lix"Ucapku penuh penekanan.
"Hehehe. "Fix dia memang gila. Kenapa juga Yeji menyuruh orang gila ini mengantarkan pesanananku, membuat moodku semakin hancur saja.
"Makan yang banyak biar cepet gede. "Ia memperagakan tubuhnya yang tinggi besar dihadapanku. Rasanya aku ingin memuntahkan roti yang ada mulutku ini kemukanya.
"Kau pikir aku ini anak kecil, hah?!"Aku menatapnya nyalang.
"Umurmu saja yang terus bertambah setiap tahun namun tidak dengan tinggi badan mu. "Ucapnya remeh. Seperti memberikan bendera peperangan.
Aku menarik nafasku dalam dan menghembuskannya perlahan mencoba untuk sabar. Tangaku meraih susu kotak lagi dan meminumnya, namun tiba-tiba saja ada tangan yang memegang susu kotak yang kuminum lalu memencetnya kecang membuat susu itu muncrat ke muka.
Kesabaranku sudah habis.
"LEE FELIX!!"
●
⊰◐⊱┈──╌ [A] w o r l d ╌──┈⊰◑⊱
●
"Uhhh. "Aku merenggangkan otot-ototku karena pegal. Mengerjakan tugas diperpustakan memang ide yang bagus selain mudah mencari buku yang berkaitan dengan tugas juga memudahkan ku untuk lebih konsentrasi.
Jika mengerjakannya dirumah aku tidak yakin semua tugas itu akan selesai hari ini, apalagi ketika melihat kasur yang melambai-lambai minta dibelai. Hmm.
Tapi hal buruk mengerjakannya di perpustakan adalah pinggang yang terasa pegal karena terlalu lama duduk berjam-jam. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 09 malam bersamaan dengan tutupnya perpustakaan.
Aku mengendong tasku dan berjalan ke rumah. Rumah dan sekolahku cukup dekat jadi aku tidak perlu mengeluarkan ongkos transportasi. Jika memang cuaca tidak mendukung atau sedang kepepet aku baru menaiki bus.
Jalanan malam yang tidak terlalu sepi membuatku merasa sedikit tenang karena jalan masih terlihat ramai dengan lampu-lampu yang menyala.
Kaki terus berjalan maju sembari melihat-lihat sekeliling sesekali diselingi larian kecil.
Mataku tertuju pada langit yang gelap bertabur bintang, walau tidak ada bulan disana namun langit tetap terlihat Indah.
Sampi tiba aku di gang kecil yang gelap. Setelah melewati ini akan langsung tertuju pada rumahku. Kakiku berjalan tanpa ragu karena biasa melewati gang gelap ini.
Ketika aku berada ditengah gang tiba-tiba saja ada cahaya putih yang sangat terang, sangat menyilaukan mata sampai membuatku tak sanggup melihat kedepan lagi karena cahaya itu.
Dan semuanya berubah menjadi putih.
◑ ● ◐
To be continued . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
Fantasi❝ Sekarang anda memiliki dua pilihan, tetap tinggal dan melindungi klan kami atau mati ditangan kami? ❞ (on going) ft.bts ⓒJAR2004