happy reading!
╭┈───────────── ◑ ● ◐
┊A N O T H E R
╰┈─────➤ ῳơཞƖɖ"Arrghhhhhh. " Laki-laki bertubuh pendek menghunus pedangnya ke perut si pria didepannya. Tatapannya yang dingin dan penuh dengan aura jahat mulai menyebar. Darah perlahan keluar dari perut sang pria didepannya senyum mengerikan muncul seakan puas dengan apa yang dirinya perbuat.
"Siapa ini? Apakah ini mahluk yang sering dipanggil dengan sebutan kejam dan tak terkalahkan?" Laki-laki itu menarik pendangnya kembali lalu menendang laki-laki itu sampai membuat jarak beberapa meter darinya dan berhenti ketika membentur dinding dengan keras.
Brakkk!!
Ia menatap pedangnya yang saat ini telah berlumuran darah, memperhatikan dengan seksama. "Menyedihkan. Sepertinya rumor yang beredar hanya sekedar bualan saja. " Atensi nya beralih menatap laki-laki yang tengah sekarat diujung sana. "Membosankan. Mari akhiri ini" Ia berjalan mendekatinya sembari mengayun-ayunkan pedang layaknya mainan.
"Titip salam untuk dewa. "
Crashh!
●
⊰◐⊱┈──╌ [A] w o r l d ╌──┈⊰◑⊱
●
"Ughh. " Lottie mengerang karena pening yang melanda kepalanya. Sembari memegangi kepalanya ia berusaha bangun dan mengubah posisinya walau itu juga dibantu oleh Jimin."Lottie! " Jimin tolonglah, jangan membuat kepala Lottie yang pening menjadi terasa pening 2× lipat karena suara mu itu.
Lottie mulai membiasakan matanya, memperjelas penglihatannya. Lalu dirinya mendongak untuk melihat siapa saja yg berada dikamarnya saat ini, karena ia rasa bukan dirinya dan Jimin saja yg berada disana.
Oke, ternyata semuanya berada dikamarnya. Dari Seokjin yang paling tua sampai yang termuda Jungkook. Lengkap.
"Untuk apa kalian semua dikamarku?" Entah mendapat keberanian dari mana Lottie mengucapkan kalimat itu. Mungkin karena wajah jengkel yang ditunjukan Jungkook membuatnya ikut jengkel.
Lottie hanya butuh privasi. Ingat mereka itu laki-laki, masuk ke kamar perempuan bukan kah itu akan membuat orang-orang disekitar salah berspekulasi. Apalagi mereka bertujuh! Rasa-rasanya Lottie ingin menghilang saja.
"Jadi nona utusan de–" Belum selesai Seokjin berbicara Lottie telah terlebih dulu memotong ucapannya. "Lottie, panggil saya Lottie. Saya muak mendengar panggilan 'nona utusan dewa' itu. " Matanya menatap Seokjin tidak suka.
Aura mana mulai keluar dari pedang hitam milik Yoongi, Seokjin yang merasakan itu langsung merentangkan tangannya memberi perintah bahwa itu tidak masalah. "Itu melanggar sopan santun, nona. " Walau begitu Seokjin tetap menanggapinya dengan sabar dan lemah lembut. "Ck! Hey aku sudah muak bersikap sabar dan penuh sopan santun layaknya wanita. " Lottie mengubah posisinya menjadi berdiri diatas ranjang dengan tangan terlipat di dada dan menatap remeh semua orang yang ada disana. Entah kemana perginya rasa pening dan penakutnya itu yang sekarang digantikan oleh Lottie yang penuh percaya diri menantang maut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
Fantasi❝ Sekarang anda memiliki dua pilihan, tetap tinggal dan melindungi klan kami atau mati ditangan kami? ❞ (on going) ft.bts ⓒJAR2004