Sejak hari itu Dave dan Caramel semakin dekat hubungannya. Sudah 2 hari dia menjalankan tantangannya dan hari ini adalah hari terakhir untuk tantangan itu.
"Hari ini gw harus nembak Caramel" Batin Dave
"Dave" panggil vino sahabatnya Dave
"Iya"
"Gimna berhasil gak?" Tanya vino
"Hari ini"
"Ok kita semua tunggu sampe sore" kata vino
"Sore? Dimana?"
"Biasalah dirumah gw"
"Oh yaudah"
"Gw duluan ya Dave" pamit Vino
"Yoayyy"
"Mel" panggil Dave
"Iya Dave"
"Hari ini sibuk gak" Tanya Dave
Caramel melihat ke handphonenya lalu menjawab pertanyaan Dave.
"Gak kayanya,kenapa emngnya?"
"Gpp si gw cuma mau ngajak jalan aja, lu mau gak?" Tanya Dave
"Ehemmmm.... gak mau"
"Oh yaudh" Dave hendak pergi namun lengannya dicegah oleh Caramel.
"Gak mau nolak maksud gw" tawa Caramel meledak seketika. Hal itu membuat Dave membulatkan matanya baru kali ini dia melihat Caramel tertawa sebahagia itu.
"Mel" panggil Dave
"Iya"
"Tetap bahagia seperti ini ya" pinta Dave
"Pasti kalo elu ada disamping gw Dave"
"Yaudah ayo kita jalan"
Dave dan Caramel berjalan menuju parkiran dengan pegangan tangan.
Skip parkiran
"Yukk naik" Ajak Dave
"Serius gakk nih"
"Iya cayang" goda Dave
"Ihh apaan si lebay banget belum pacaran aja udah gombal mulu"
"Ouhh itu artinya kode buat aku ya"
"Gak"
"Yakin?"
"Iye"
"Jadi jalan gak sih?" Kesel Caramel
"Eitsss jadi dong masa kaga jadi"
"Yaudah ayo cepetan"
"Udh kaga sabar ya" Goda Dave
"Bodo"
Mereka melaju keluar dari parkiran sekolah menuju salah satu mall di bandung.
"Mel pegangan, gw mau ngebut nih" pinta Dave
"Gak mau"
"Yaudah kalo gak mau mah,siap-siap ya gw mau ngebut"
Dave mempercepat motornya dengan kecepatan yang maksimal sehingga membuat Caramel berteriak histeris.
"Dave!" Teriak Caramel
"Apa si"
"Pelan-pelan"
"Gak mau"
"Pelan-pelan Dave tar jatoh!" Kesel Caramel
"Gak mau"
"Dasar keras kepala"
"Biarin"
"Gw benci sama lu Dave"
"Lu ngomong apa, gw gak denger"
"GW BENCI SAMA LU DAVE PRATAMA ALFARIZI!" Teriak Caramel lebih keras
"tapi GW CINTA SAMA LU CARAMEL ALEXANDER"
"Gw gak peduli"
"Tapi gw peduli"
"Gw kaga"
"Gw iya"
"Gw kaga"
"iya"
"Kaga"
"Bodo gw marah sama lu"
"Bodo gw cinta sama lu" Dave selalu membalas perkataan Caramel
"Mendingan gw diem dh dari pada ngeladenin nih orang bikin naik darah" Batin Caramel
Setelah percekcokan kecil itu akhirnya keheningan pun dimulai. Tiba-tiba saja motor Dave mendadak berhenti.
"Gw gak suka dia diem aja begini" Batin Dave. Dave memberhentikan motornya tepat di tengah-tengah jalan sontak membuat Caramel kaget.
"Dave lu apa-apaan si"
"Gw gak suka lu diem aja Mel"
"Cepet jalan, lu udh gila ya berhenti kaya gini"
"Gw malah bisa lebih gila lagi kalo lu diem terus kaya tadi"
"Iya-iya gw gak bakal diem"
Setelah Caramel mengatakan itu Dave melanjutkan motornya menuju tempat tujuan utama.
"Gw bener-bener benci sama lu Dave"
"Maafin gw Mel"
Tapi Caramel tidak menjawab. Caramel masih kesel dengan Dave bagaimana bisa berhenti di tengah jalan begitu. Apakah dia mau ngebunuh dirinya.
Dave dan Caramel telah sampai di sebuah mall di bandung.
"Ayo Mel turun"
"Gw mau pulang aja Dave" Kata Caramel
"Tapi khan kita baru sampe"
"Gw mau pulang aja Dave" Pinta Caramel lirih.
"Lu sakit?" Tanya Dave khawatir
"Ga, sekarang anterin gw balik aja" Pinta Caramel sekali lagi
"Yaudah ayo gw anterin lu pulang"
"Makasih"
"Gw harus bawa Caramel ke rumah sakit dulu takutnya dia sakit" Batin Dave
Dave mengendarai motornya santai. Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah rumah sakit di bandung milik keluarganya Dave. Tidak ada yang tau kalo keluarga Dave juga mempunya satu rumah sakit terbesar di bandung. Caramel yang heran mengapa dia di bawa kesini bukan di bawa pulang.
"Dave ko lu bawa gw kesini?" Tanya Caramel
"Gw khawatir sama Lu Mel"
"Gw gpp Dave"
"Sekarang lu harus nurut sama gw"
"Tapi Dave gw gpp"
"Tapi Mel gw khawatir sama lu"
Caramel hanya bisa pasrah sekarang.
"Pagi om" Sapa Dave
"Eh kamu Dave"
"Iya om, udah lama kita gak ketemu"
"Iya nih sudah besar kamu ya sekarang,siapa nih??" Om hendra menunjuk ke arah Caramel. Om hendra seorang dokter sekaligus pemimpin salah satu perusahaan keluarga Megantara. Hendra adik kandung dari Megantara Alfarizi yang sama-sama sukses.
"Saya Caramel om" Caramel memperkenalkan diri
"Cantik ya sama seperti namanya" Puji om hendra
"Om bisa aja" Om hendra dan Caramel tertawa. Saat itu Dave menampilkan segaris senyuman saat melihat Caramel tertawa lagi.
"Kamu siapanya Dave"
"Pacar" Jawab Dave cepet
"Ohhh... cocok ya, yang satu ganteng tapi dingin yang satu lagi cantik dan ramah"
"Om bisa aja" kata Caramel
"Wkwk"
"Oh iya Dave kamu kesini ada apa?"
"Ini om Caramel kayanya sakit deh jadinya aku bawa kesini buat diperiksa sama om hendra"
"Kamu yakin dia sakit?"
"Iya om"
"Kayanya gak deh"
"Om gimana si orang lagi sakit malah dibilang kaga"
"Dave gw gak sakit"
"Lu sakit Mel"
"Sudah-sudah jangan berdebat biar Caramel om periksa ya, buat jaga-jaga aja Mel" Kata om hendra menengahi pertengkaran itu.
"Sekarang kamu tunggu si Dave"
"Aku mau masuk"
"Emang kamu kuat bau obat?" Tanya Om hendra
"Kuat"
"Yakin?"
"Iya"
"Yaudah seterah, sampai kamu pingsan Om gak tanggung jawab ya"
"Iya"
"Yaudah ayo masuk" Ajak Om hendra
Mereka memasuki ruangan periksa.
"Kamu berbaring disini ya"
"Iya Om"
Dokter hendra mulai memeriksa keadaan Caramel. Tapi tiba-tiba saja Dave merasa mual dan pusing sekali mungkin karna bau obat yang sangat menyengat di ruangan itu.
"Om masih lama gak?" Tanya Dave karna di sudah tidak kuat lagi
"Udah kamu keluar aja kalo gak kuat Dave"
"Aku kuat ko emng kenapa aku harus keluar"
"Dasar keras kepala"
Dokter hendra membiarkan Dave tetap di ruangan itu walaupun dia tau setelah ini pasti ada kejadian yang tidak enak.
"Gimna keadaan saya om?" Tanya Caramel
"Kamu gpp, cuma mungkin tadi kamu kaget terus kaya trauma gitu"
"Oh gitu ya om ,maksih ya"
"Iya"
Dan tiba-tiba saja Dave ambruk di lantai.
"Gw gak kuat" Batin Dave
"Kenapa jadi burem gini" Batin Dave.
Dave memegangi kepalanya yang sekarang bener-bener sangat pusing. Dan brukkkk tubuh Dave bener-bener lemes dan akhirnya jatuh.
"Eh Dave" Caramel dan Om hendra menghampiri Dave yang sekarang sedang tidak sadarkan diri.
"Khan udah di bilangin" Gerutu om Hendra kepada Dave yang sekarang sedang tidak sadarkan diri.
"Terus gimna nih om" Panik Caramel
"Kamu jagain Dave dulu ya, Om mau manggil Suster buat bawa Dave keruangan biasa"
"Baik Om,cepetan ya om" Pinta Caramel
"Dave...dave bangun" Caramel terus menggoyang-goyangkan tubuh Dave.
Tidak lama kemudian Om hendra datang dengan beberapa suster.
"Mel gimna udah sadar belum?"
"Belum om"
"Yaudah cepetan bawa Dave ke ruangan biasa" perintah Om hendra ke para suster.
Mereka mebawa Dave ke ruangan biasa.
"Mel kamu tunggu sini dulu ya" Pinta Om hendra
"Baik om"
Tidak lama kemudian dokter hendra keluar dari ruangan.
"Dave gpp khn om?" Tanya Caramel khawatir
"Gpp,dia cuma butuh istirahat total aja"
"Ko sampe segitunya si om?"
"Dave emng gitu,dia itu alergi bau obat jadinya begitu deh"
"Dia sering begini om?"
"Gak juga, setau om dia baru dua kalo begini"
"Dua kali?"
"Iya, kasusnya sama"
"Maksudnya?"
"Iya, ini kedua kalinya Dave pingsan seperti ini dulu dia pingsan karna terlalu menghirup bau obat saat orang yang paling berharganya masuk rumah sakit dan dia terus menjaganya sampe Dave lupa kalo dia sendiri alergi bau obat,sampai akhirnya Dave jatuh pingsan dan di rawat"
"Siapa orang Yang berharga bagi Dave dulu?" Tanya Caramel
"Seorang perempuan yang mampu mengubah sikap Dave menjadi baik"
"Maksdunya om"
"Kamu gak harus tau dari Om tapi kamu harus tau dari Dave langung"
Caramel masih memikirkan siapa orang yang paling berharga bagi Dave sehingga dia rela menunggunya sampai pingsan seperti ini.
"Sekarang kamu udah boleh masuk ko, Dave juga udah sadar"
"Makasih ya Om"
"Sama-sama"
Caramel masuk ke dalam sebuag ruangan yang tak terlihat seperti ruangan rumah sakit. Di dalam tidak tercium bau obat atau impusan apapun tapi malah tercium pewangi ruangan yang segar dan bersih.
"Dave" Panggil Caramel
"Mel lu masih disini?"
"Iya"
"Lu gpp khn?" Tanya Dave
"Iya gw gpp"
"Bagus deh"
"Dave maafin gw ya karna gw lu jadi kaya gini"
"Emng gw kenapa, gw gpp kali Mel"
"Gpp gimna orang tadi lu pingsan" kesel Caramel
"Lu khawatir?" Tanya Dave
"Iya lah, lu begini gara-gara gw Dave"
"Gw begini bukan gara-gara lu Mel"
"Mel jangan kaya gini lagi ya, jujur gw khawatir banget" Pinta Dave lirih sambil mengusap ujung rambut Caramel lembut
"Makasih Dave maafin gw udah buat elu kaya gini"
"Gak perlu minta maaf Mel, ini juga salah gw kalo gw gakk berhenti mendadak pasti lu gak bakal kaya gini"
"Udah yukk Sekarang kita pulang, ini udah malam juga" ajak Dave
"Tapi Dave elu khn masih sakit"
"Gw gpp Mel, udah ayo pulang"
Dave menarik tangan Caramel keluar.
"Om makasih ya" Kata Dave ke Om hendra saat mereka bertemu didepan pintu
"Iya sama-sama"
"Kita pulang dulu ya Om" Pamit mereka ke Om hendra
"Kalian hati-hati ya"
"Iya Om"
Caramel dan Dave Keluar dari rumah sakit. Diperjalanan pulang tidak ada obrolan apapun yang terjadi antara mereka berdua. Mereka sampai di sebuah rumah mewah bercat hijau.
"Makasih ya Dave"
"Iya"
"Mau masuk dulu gak?"
"Gak usah Makasih ini udah malam tr gw ganggu mamah mertua lagi"
"Ha!!" Kaget Caramel
"Gak bercanda gw, udah ya gw duluan"
"Hati-hati"
"Jangan lupa mimpiin gw Mel" Pinta Dave. Setelah itu Dave langsung melesat pergi.
"Maybe"
Caramel memasuki rumahnya.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam, dari mana aja lu jam segini baru pulang?" Tanya Rizal
"Tadi gw jalan sama Dave dulu"
"Sampai jam segini?"
"Iya"
"Bukannya lu benci ya sama dia?"
"Iya"
"Terus ko lu bisa jalan sama dia?"
"Emng kenapa?"
"Mulai suka ya?" Goda Rizal
"Apaan si Ga, orang gw sukanya sama Farrel"
"Mel lu harus sadar kalo Farrel itu gak suka sama lu dan satu lagi jangan pernah lu sia-siain rasa sayang seseorang ke elu karna hati itu datangnya sekali bukan dua kali"
"Tapi gw belom bisa moveon dari Farrel"
"Lu buka hati deh buat Dave pasti elu bakal bisa moveon dari Farrel"
"Gw lagi coba bang"
"Bagus deh yaudah sono lu ke kamar ganti baju"
"Yaudah "

KAMU SEDANG MEMBACA
Regrets Love💔
Novela Juvenil[ Proses Revisi ] Jatuh cinta itu mudah mempertahankannya yang butuh usaha. Karna diam adalah cara terbaik untuk menutup luka.