07. Kehilangan

11.9K 1.5K 64
                                    

Dari judulnya aja kelihatan kan?

Jadi gue saranin readers siapin tisu banyak banyak

Kali aja kalian mewek habis itu

.
.
.
.
.

Qiaolian gelisah karena perutnya semakin sakit akhir-akhir ini. Jadwal kelahiran bayinya masih sebulan lagi, tapi kontraksi yang dirasakannya semakin hari semakin kuat dan intensitasnya semakin sering.

"Lian, kenapa? Sakit lagi?" Tanya Guanlin dengan raut wajah khawatirnya yang tak mungkin lagi ia sembunyikan.

"I-iya. Aduh..." Qiaolian memegang perutnya saat tendangan keras dari bayinya terasa lagi.

"Lian..."

Guanlin segera duduk di samping Qiaolian dan mengelus perutnya perlahan.

"Sayang, Mama sakit. Jangan nakal di dalem," kata Guanlin.

"Lin, aku... Kayanya aku harus ke rumah sakit. Aku udah gak tahan," kata Qiaolian dengan suara yang makin melemah.

"Aku ambil kunci mobil dulu."

Guanlin masuk ke kamarnya dan mengambil kunci mobil serta perlengkapan bayi yang memang sudah Qiaolian siapkan jika sewaktu-waktu dia harus ke rumah sakit untuk melahirkan.

Namun, Qiaolian terkejut saat melihat cairan merah kental kini sudah membasahi selangkangan dan kakinya. Dia gemetar, dia takut setengah mati jika terjadi apa-apa dengan bayinya.

"Lin... Lin... Tolong aku..."

.
.
.
.
.

Guanlin mematung saat Qiaolian melepaskan pegangan tangannya. Qiaolian berhasil melahirkan buah hatinya dengan Guanlin, namun kehilangan banyak darah saat melakukan proses persalinan.

"Lian... Lian... Anak kita udah lahir. Lian, bangun," pinta Guanlin.

Namun, tidak ada respon dari Qiaolian.

"Lian... Buka matamu, aku mohon," Guanlin mengguncangkan tubuh Qiaolian perlahan.

Namun, masih tak ada respon dari Qiaolian.

"Lian... Jangan tinggalin aku. Aku butuh kamu Lian. Lian..."

.
.
.
.
.

Guanlin kini masih berada pusara Qiaolian seorang diri. Dia masih tak percaya bahwa Qiaolian akan meninggalkannya secepat ini. Dia sudah tak mampu lagi menangis. Dia benar-benar hampa saat ini.

"Apa aku bisa hidup tanpa kamu, Lian," kata Guanlin sambil menatap foto mendiang istrinya.

"Lin," suara ibu Guanlin memecah keheningan di pemakaman itu.

"Ayo pulang, Nak. Qiaolian pasti sedih kalau liat kamu kaya gini terus."

"Sebentar lagi, Ma. Guanlin mau disini sebentar."

"Mama tunggu di mobil."

Wanita paruh baya itu meninggalkan putranya lalu berjalan menuju mobil hitam yang diparkir tak jauh dari lokasi pemakaman.

"Lian, aku harus apa?"

.
.
.
.
.

TBC

A/N

Sedih gak sih?

Aku paling gabisa buat cerita sedih sebenernya

Btw kemarin ada yang nanya kok Guanlin yakin anaknya Qiaolian itu bener-bener anaknya dia atau enggak. Kan mereka ke vilanya berbanyak sama temen-temen Guanlin juga

Sebuah pertanyaan bagus. Seneng gue kalau ada pembaca yang kritis kaya begitu

Tapi karena untuk keperluan cerita dan kalau itu aku jelasin bakal jadi work yang sangat panjang, jadi aku langsung buat anaknya Qiaolian beneran anaknya Guanlin

Iyain aja udah biar ppalli
Ngehehehe

Terus pertanyaan lagi ada tentang cewek yang berantem sama Guanlin di supermarket

Untuk klarifikasi
(Eh bener gak sih gue ngejanya?)

Jadi cewek itu bukanlah Y/N

Karena karakter Y/N bukanlah karakter yang aku buat jadi pribadi yang kurang baik, jadi ditunggu aja kemunculan Y/N di part berikutnya

Thanks for reading my story

Thanks for leaving comments and voting this story

😘😘😘

[✔] Papa ❌ Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang