Guanlin POV
Aku gak menemukan kalimat atau bahkan kata yang tepat untuk mendeskripsikan keadaanku saat ini. Hancur, aku lebih daripada sekedar hancur. Sedih, aku bahkan sudah tidak bisa menangis. Marah, untuk apa aku marah jika Y/N memang nyatanya sudah memilih pria itu dibandingkan aku.
Pecundang?
Mungkin kata itu yang paling mendekati keadaanku saat ini walaupun sebenarnya aku lebih buruk dari itu.
Aku duduk di depan pantry dapur dan menyesap wine di gelasku hingga setengah bagian. Ini gelas terakhir sebelum aku pergi tidur karena besok aku harus mempersiapkan mentalku untuk menerima kenyataan bahwa Y/N akan segera menjadi istri orang.
"Aku gak berguna ya, Lian?"
"Iya, kamu gak berguna!"
Wait. Aku kok tiba-tiba denger suara Lian? Aku menggeleng-gelengkan kepala sambil mengusap kedua mataku. Aku lihat ada seorang wanita di depanku mengenakan baju terusan warna putih sambil menatapku.
"Kamu mabuk lagi, Lin? Kamu udah janji kan udah gak akan mabuk pas aku hamil dulu. Kamu bohong?"
Oh my God kayanya aku udah mabuk beneran. Aku ngeliat Lian duduk di depanku sambil ngomelin aku. It's ridiculous!
"Taruh gelasnya gak? Atau Jun aku minta pergi sama Ruolan."
"Lian, ini kamu?"
Aku masih gak percaya kalau wanita di depanku ini adalah Qiaolian. Karena setauku setelah aku dan Ruolan bertengkar di kantorku waktu itu dia segera pindah dari apartemen dan hanya sesekali menjenguk Junhui. Jadi gak mungkin Ruolan datang bertamu jam 1 pagi dini hari untuk marahin aku karena aku minum sparkling wine.
"Kamu sayang gak sama Junhui?"
"Kamu tau kalau aku sayang dia lebih dari apapun."
"Kamu sayang gak sama aku?"
"Kalian itu berharga buat aku. Kamu juga tau itu."
"Seneng gak kalau aku sama Junhui bahagia?"
"Aku bakal lakuin apapun untuk itu."
"Terus kenapa menyerah sama Y/N?"
"Karena aku udah gak ada kesempatan."
"Ada, besok itu kesempatan terakhirmu."
Guanlin mengerutkan dahinya.
"Lin, kamu gak tau apa yang Jun rasakan. Dia bersikap biasa karena gak mau kamu khawatir. Kamu gak tau dalam hati dia itu sedih banget. Dia ingin ketemu Y/N, cerita apa yang dialaminya di sekolah. Aku berani bertaruh kamu gak tau kalau dia diejek lagi sama temennya di sekolah. Ruolan gak bisa nanganin itu sendiri, Lin. Kamu yang harusnya ada buat dia saat ini. Dan yang kamu lakuin malah mabuk? Kamu sayang aku sama Jun gak sih sebenernya?"
"Aku... aku gak tau kalau Jun kaya gitu."
"Aku tau kamu sayang sama Y/N. Kalau kamu sungguh-sungguh sayang sama dia, tolong perjuangin dia. Kamu butuh dia, Jun juga butuh Y/N. Aku belum bisa tenang kalau kamu masih kaya gini."
"Maafin aku, Lian."
.
.
.
.
."Heh, Lai Guanlin. Bangun!"
Samar aku dengar suara Renjun di dekatku. Aku mencoba membuka mataku perlahan dan melihat langit-langit kamarku.
Eh aku sudah di kamar? Sejak kapan?
"Udah bangun gak sih ini? Hey Guanlin bangun."
"Kok kamu di sini?" Tanyaku dengan suara parau.
"Jun telpon aku sambil nangis karena kamu pingsan di dekat dapur. Kamu habis mabuk ya?"
"Jun? Sekarang dia dimana?"
"Lagi makan sama sepupuku di ruang tengah."
Renjun ngasih segelas air putih ke aku.
"Stress banget ya sampe mabuk gitu?"
"Ya gitu deh. Eh iya sekarang jam berapa?"
"Jam setengah sembilan."
"SETENGAH SEMBILAN? MATI AKU!"
Aku langsung melompat dari tempat tidur menuju kamar mandi. Aku membersihkan muka seadanya lalu segera menyambar jaket denim di tempat gantungan baju.
"Hei mau kemana?" Bingung Renjun.
"Ngacak-acak nikahan anak orang."
.
.
.
.
.TBC
A/N
Lanjut ke episode selanjutnya ya neng
Gak seru kalau jadi satu part hahahaha
Uhm by the way the next one is the last chapter
![](https://img.wattpad.com/cover/135835652-288-k995786.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Papa ❌ Lai Guanlin
FanficMuda, tampan, arsitek handal, siapa yang bisa menolak pesonanya? Namun, siapa sangka bahwa dia adalah duda beranak satu "Aku butuh kamu. Jun butuh kamu. Kami butuh kamu..." Bagian dari WANNA ONE AS A DADDY Update setiap MINGGU #46 in Fanfiction (May...