[Follow dulu untuk kenyamanan bersama🙏]
cerita ditarik sebagian demi kepentingan penerbitan.
⚡WALLANCE BOOK ONE⚡
---
Gabriel Wallance, anak bungsu dari Wallance's Group. Tidak pernah muncul ke publik, bahkan enggan menyapa karyawan karena rasa mala...
"Kau sudah siap, Pak?" tanya Lynne pada Gabriel setelah Clarista meninggalkan rumah. Ia ingin bertanya dengan Gabriel perihal para tetuah itu, tapi Lynne takut melewati batasnya. Jadi yang bisa ia lakukan hanyalah diam ... menunggu Gabriel menjelaskan semuanya.
"Aku rasa kita harus mulai membiasakan diri untuk memanggil nama, Lynne." Gabriel berjalan keluar kamar dan menyodorkan lengannya ke arah Lynne.
Lynne sempat bingung. Namun kemudian ia sadar maksud Gabriel. Dengan cepat, ia melingkarkan tangannya pada lengan Gabriel lalu menatap kedua bola mata lelaki itu, "Kalo begitu, kita pergi sekarang, Gabriel?"
"Tentu." Gabriel menuntun Lynne berjalan. Mereka berdua memasuki ruangan bawah tanah setelah turun dari lift.
Lynne mengernyit melihat seluruh mobil yang terparkir di sana. Semuanya mewah, semuanya mengkilap, dan semuanya ... tentu mahal.
"Yang mana mobilmu, uhm ... aku harus memanggilmu Riel atau Gabe?" tanya Lynne bingung.
"Panggil aku Gabe saja. Panggilan Riel mengingatkanku pada Daniel yang menyebalkan," ucap Gabriel sembari memutar kedua matanya. Ia berjalan sedikit terseok-seok meskipun rasa pusing itu sudah tak terlalu parah.
Lynne tidak mengerti kenapa demam Gabriel naik-turun tak jelas. Tapi ia berharap, Gabriel akan baik-baik saja selama pesta berjalan.
"Kau tanya yang mana mobilku?" ulang Gabriel dengan alis yang terangkat.
"Ya. Yang mana?" tanya Lynne penasaran. Dari deretan mobil mewah ini ... kira-kira yang mana mobil Gabriel?
Lynne tidak bisa menebak. Semua mobil di sini bagus dan mahal.
"Semuanya milikku, Lynne." Gabriel terkekeh pelan. "Aku menyukai mobil."
"Jadi ... ini koleksimu, Gab?" Lynne ternganga. Bukan main, Wallance ternyata memang benar-benar kaya. Padahal tadinya Lynne pikir Gabriel itu miskin karena ia tidak punya apa-apa di dalam kulkasnya.
"Yes ...." Gabriel mengulurkan tangannya lalu menekan salah satu tombol pada kunci mobilnya. "Malam ini, kita pakai yang itu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah mobil putih dengan dua kursi tengah terparkir manis di antara jajaran mobil mahal lainnya. Lynne belum pernah menaiki, ah bahkan melihat mobil mahal seperti ini baru pertama dalam hidupnya.
Lynne melepaskan tangannya dari lengan Gabriel saat lelaki itu membukakannya pintu. Gabe benar-benar memperlakukan Lynne layaknya Cinderella, malam ini.
"Gab ... kau yakin bisa menyetir?" tanya Lynne cemas saat Gabriel nekat mau mengambil alih kemudi ketika kondisinya sedang tidak fit. "Jika kau tidak bisa, jangan memaksakan diri. Kita bisa memanggil--"
"Aku tidak suka ada orang yang tidak ku kenal masuk ke dalam mobilku, Lynne." Gabriel memotong ucapan Lynne. Ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Gabriel harap, rasa pusingnya tidak akan kambuh di saat ia menyetir nanti.